Seputar Islam

Susunan Acara Aqiqah Sesuai Sunnah Beserta Ayat Al Quran yang Dibaca, Orang Tua Harus Tahu

Artikel ini memuat susunan acara aqiqah berdasarkan sunnah yang harus diketahui para orang tua.

Tribun Sumsel
Susunan Acara Aqiqah Sesuai Sunnah Beserta Ayat Al Quran yang Dibaca, Orang Tua Harus Tahu 

TRIBUNSUMSEL.COM- Aqiqah merupakan sebutan untuk binatang yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahiran bayi.

Hukum menyembelih aqiqah adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang diutamakan sebagaimana hadits Rasulullah SAW.

عَنْ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ‌الغُلَامُ ‌مُرْتَهَنٌ ‌بِعَقِيقَتِهِ ‌يُذْبَحُ ‌عَنْهُ ‌يَوْمَ ‌السَّابِعِ، ‌وَيُسَمَّى، ‌وَيُحْلَقُ ‌رَأْسُهُ

Artinya: Dari Samurah, ia berkata, Nabi bersabda: Seorang bayi itu digadaikan dengan (jaminan) aqiqahnya; aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh (dari hari kelahiran), (pada hari itu pula) si bayi diberi nama dan dipotong rambutnya (HR Sunan al-Tirmidzi 4/101, dalam kitab Al-Adlaha bab Al-aqiqah)

Aqiqah juga dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Swt serta kebahagiaan atas kelahiran seorang anak.

Terdapat susunan acara aqiqah yang sesuai sunnah dan perlu dipahami para orang tua.

Berikut ini susunan acara aqiqah yang perlu diketahui para orang tua.

Pembukaan Acara

Pada pembukaan ada pembawa acara yang akan mengatur jalannya proses aqiqah anak.

Dengan menunggu hingga semua tamu undangan telah berkumpul, acara pun dapat dimulai dengan pembawa acara yang mengajak tamu undangan membaca “Basmallah” secara bersama-sama.

Pembacaan Surah Al-Qur’an

Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat – ayat suci Allah Swt.

yaitu surah lukman dari ayat 13 hingga 18. Pembacaan ayat suci dilakukan oleh Qori’,

Namun lebih baik jika ayah sang anaklah yang membacakan surah Lukman tersebut.

Berikut bacaan surat Lukman ayat 13 hingga 18:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya‘iẓuhū yā bunayya lā tusyrik billāh(i), innasy-syirka laẓulmun ‘aẓīm(un).

(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Wa waṣṣainal-insāna biwālidaih(i), ḥamalathu ummuhū wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhū fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaik(a), ilayyal-maṣīr(u).

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Wa in jāhadāka ‘alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṭi‘humā wa ṣāḥibhumā fid-dun-yā ma‘rūfā(n), wattabi‘ sabīla man anāba ilayya(a), ṡumma ilayya marji‘ukum fa unabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).

Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.

يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ

Yā bunayya innahā in taku miṡqāla ḥabbatim min khardalin fatakun fī ṣakhratin au fis-samāwāti au fil-arḍi ya'ti bihallāh(u), innallāha laṭīfun khabīr(un).

(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti.

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Yā bunayya aqimiṣ-ṣalāta wa'mur bil-ma‘rūfi wanha ‘anil-munkari waṣbir ‘alā mā aṣābak(a), inna żālika min ‘azmil-umūr(i).

Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Wa lā tuṣa‘‘ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā(n), innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhūr(in).

Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.

Kata Sambutan dari Orang Tua

Dilanjutkan dengan kata sambutan dari tuan rumah yaitu orang tua yang mengadakan acara Aqiqah sang anak.

Sambutan tersebut berisi tentang tujuan dari acara serta ucapan terima kasih kepada tamu undangan Aqiqah telah menyempatkan hadir pada acara aqiqah.

Proses pencukuran rambut serta pengesahan nama sang anak

Kemudian berlanjut dengan memasuki inti acara yaitu pencukuran rambut anak pengesahan nama sang anak.

Biasanya sang anak akan di iring ke tamu undangan agar didoakan serta ditiup pada ubun-ubunnya.

Untuk para orang tua, ketika mencukur rambut sang anak jangan lupa meniup pada bagian ubun – ubun seraya membaca doa untuk sang anak.

Tausyiah tentang Aqiqah

Acara semakin khidmat dengan hadirnya sesi tausyiah secara singkat oleh Ustadz mengenai Aqiqah Anak hingga keluarga.

Lewat tausyiyah tersebut, diharapkan para orang tua ataupun calon orang tua mengetahui dan memahami tentang manfaat dari aqiqah.

Acara ditutup dengan Doa Walimatul Aqiqah

Pada sesi terakhir acara aqiqah anak, akan ditutup dengan pembacaan do’a yang akan dilakukan oleh Ustadz yang telah bertausyiah pada acara aqiqah tersebut.

Hal ini dilakukan agar seluruh kegiatan dari aqiqah tersebut diterima oleh Allah SWT.

Baca juga: 3 Larangan yang Harus Dijauhi dan Tidak Boleh Dilakukan di Bulan Rajab, Umat Muslim Harus Tahu

Baca juga: Bacaan Sholawat Adzimiyah, Amalan Berjumpa dengan Rasulallah SAW, Lengkap dengan Terjemahannya

Baca juga: Bacaan Sholawat Tausiul Arzad, Lengkap Latin dan Artinya, Amalan Melancarkan Rezeki

Demikian susunan acara aqiqah berdasarkan sunnah yang harus diketahui para orang tua.

Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved