Sriwijaya FC Bicara Soal Pembubaran Tim Usai Liga 2 Dihentikan, Bereskan Administrasi & Gaji Pemain

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sriwijaya FC kini mulai bicara soal pembubaran tim usai Liga 2 Indonesia dihentikan.

Disebut bakal membubarkan tim Sriwijaya FC, kini manajemanpun kini tengah membereskan administrasi dan gaji para pemainnya.

Manajemen klub Sriwijaya FC membuktikan bantahannya yang menepis anggapan tim berjuluk Laskar Wong Kito ini serta merta bubar pasca Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan untuk menghentikan kelanjutan Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 di kantor PSSI, GBK Arena, Kamis (12/1/2023) lalu. 

"Sementara ini memang kita menghadapi pemberhentian kompetisi ini dulu dengan membereskan secara administrasi tanggungjawab kita terhadap pemain, hal-hal pemain yang masih harus kita beri. Itu yang menjadi pekerjaan kita beberapa hari ke depan ini," ungkap Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) Indrayadi selaku manajemen pengelola klub Sriwijaya FC. 

Indrayadi yang kini menjadi anggota Exco Asprov PSSI Sumsel mencontohkan tugas manajemen yang masih berhubungan dengan tim antara lain mengurus gaji pemain Sriwijaya FC yang jatuh tempo setiap pada tanggal 15.

"Dan tanggal 15 ini otomatis jatuh tempo gaji mereka untuk pembayaran bulan Desember. Nah kita ada kewajiban untuk membayar itu," kata mantan pelatih kiper SFC. 

Terus secara otomatis juga sebenarnya kata mantan kiper PS Pusri Palembang era Galatama ini menjelaskan, dengan penghentian kompetisi ini di klausul kesepakatan dengan para pemain itu Pasal 12 itu mengatakan kalau kompetisi dihentikan oleh PSSI, pemerintah, atau pihak yang berwenang otomatis hubungan kerja terhenti, terputus. 

"Memang sebenarnya sudah sejak keluar surat PSSI itu (pemberhentian kompetisi Liga 2), ya secara kontrak sudah tidak ada hubungan lagi antara pemain dengan klub. Tapi secara moral kan masih ada kewajiban-kewajiban kita harus diselesaikan. Hal-hal para pemain itu harus kita penuhi dulu," kata Indrayadi yang sehari-harinya menjabat Bendahara Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusri (YKKP) Palembang. 

Baca juga: Sriwijaya FC Tak Bubarkan Tim Meski PSSI Resmi Hentikan Liga 2 Indonesia, Bicara Soal Kontrak Pemain

Baca juga: Manajeman Sriwijaya FC Bicara Soal Nasib Para Pemain Usai Liga 2 Indonesia Dihentikan

Sementara Pelatih kepala Sriwijaya FC Liestiadi yang sangat menyesalkan batalnya kompetisi Liga 2 2022 dilanjutkan, mewakili Staf pelatih, ofisial Sriwijaya FC berharap manajemen memberi keputusan terbaik untuk kita semua. 

"Mudah-mudahan manajemen bermurah hatilah. Yang penting yang terbaik untuk manajemen bagaimana. Kita mengerti juga dengan manajemen sekarang kesulitan uang karena kalau gak ada kompetisi, gak ada sponsor. Sementara hidup kita dari sponsor," kata Liestiadi pelatih kelahiran Medan, Sumatera Utara, 14 Oktober 1968.

Sesalan Liestiadi itu dengan mengatakan, karena otomatis Sriwijaya FC sebetulnya ada peluang besar bisa lolos ke babak 6 besar kompetisi Liga 2 2022 jika kompetisi Liga 2 2022 lalu tidak disetop. 

Apalagi menurut pemegang lisensi AFC Pro ini, performa tim Laskar Wong Kito ini setelah melawan Cimahi (PSKC) terus pelan-pelan mulai meningkat. 

"Walaupun persiapan kita mepet dengan pemain seadanya tapi semangat anak-anak yang luar biasa itu menunjukkan bahwa Sriwijaya FC itu patut diperhitungkan untuk bisa lolos ke Liga 1," kata pelatih yang berhasil over target saat dipercaya menjadi pelatih Persikabo 1973 pada kompetisi Liga 1 2021 lalu. 

Tapi dengan ditundanya kompetisi, yang paling ia sesali adalah otomatis akan hilang nafkah bagi pemain dengan ofisial dan pelatih tim-tim peserta Liga 2. 

"Bukan hanya Sriwijaya FC saja, tapi terhadap tim lain di Indonesia kita prihatin. Dengan diberhentikan Liga 2 ini karena ini menyangkut nafkah," ucap mantan asisten pelatih Timnas Indonesia. (SP/fiz) 
 
 
 Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News