Liga 2 Indonesia

Alasan Liga 2 Dihentikan, Ternyata PT LIB Tidak Punya Uang Lanjutkan Liga 2 dengan Sistem Bubble

Ternyata PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tak memiliki uang untuk melanjutkan Liga 2 Indonesia dengan sistem bubble.

Editor: Slamet Teguh
Instagram @sriwijayafc.id
Alasan Liga 2 Dihentikan, Ternyata PT LIB Tidak Punya Uang Lanjutkan Liga 2 dengan Sistem Bubble 

PT LIB menyatakan ketidak sanggupannya jika harus melaksanakan sistem bubble untuk Liga 2 2022/2023.

Alasannya tentu disebabkan karena situasi keuangan PT Liga Indonesia Baru yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaan sistem bubble.

"Bahwa memperhatikan kondisi cash flow/keuangan LIB saat ini, kami tidak dapat melanjutkan kompetisi Liga 2-2022/2023 dengan sistem bubble, karena akan ada peningkatan biaya yang besar (terlampir proyeksi biaya dengan sistem bubble)," tulis surat PT LIB tertanggal 20 Desember 2022 yang ditandatangani oleh Fery Paulus selaku Direktur Utama.

Maka, PT Liga Indonesia Baru sudah menyiapkan dua opsi terkait desakan klub-klub Liga 2, yaitu tetap berjalan dengan sistem bubble atau kompetisi dihentikan sama sekali (dengan surat pernyataan bersama untuk menghentikan kompetisi yang ditandatangani oleh 19 klub peserta sebagai lampiran).

Karena itu, PT Liga Indonesia Baru memohon kepada PSSI untuk meminta bantuan dan petunjuk terkait pelaksanaan Liga 2 2022/2023.

Jawaban tersebut akhirnya diputuskan pada Kamis (12/1/2023) oleh PSSI melalui rapat Komite Eksekutif di GBK Arena, Jakarta.

Kala itu, publik sudah tahu bahwa PSSI sepakat menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 2022/2023 sebagai jawaban dari surat tersebut.

PSSI juga beralasan bahwa ada 20 klub yang menolak Liga 2 2022/2023 kembali dilanjutkan, berbeda dari surat yang hanya ditandatangani oleh 19 klub saja.

19 klub tersebut antara lain, Deltras Sidoarjo, Gresik United, Kalteng Putra, Karo United, Persekat Tegal, Persela Lamongan, Perserang Serang, Persikab Kabupaten Bandung, Persipa Pati, PSDS Deli Serdang, PSKC Cimahi, Putra Delta Sidoarjo, Sriwijaya FC, PSPS Riau, Persiraja, PSBS Biak, Persipal Palu, PSCS Cilacap, dan Persiba Balikpapan.

Keputusan tersebut mengundang kritikan keras dari owner klub Madura United yaitu Achsanul Qosasi yang saat ini bertengger di Liga 1.

"Sebenarnya peserta Liga 2 meminta bubble, tapi LIB tidak ada uang. Tak punya duit itu resiko LIB, silakan cari cara, itulah tugas Direksi, bukan menghentikan kompetisi," tulis Achsanul Qosasi dalam akun Twitter pribadinya.

 

Artikel ini telah tayang di Bolasport.com

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved