Berita OKI

Festival Gebrak Tikus di Lempuing Jaya OKI, Kelompok Tani Antusias, Ini Hadiahnya

Festival gebrak tikus digelar di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Jum'at (16/12/2022) sore.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
Keseruan dan keceriaan dirasakan ratusan peserta lomba menangkap tikus di hamparan sawah Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Jum'at (16/12/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Keseruan dan keceriaan dirasakan ratusan peserta lomba menangkap tikus di hamparan sawah Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Jum'at (16/12/2022) sore.

Tikus yang termasuk ke dalam binatang pengerat ini merupakan hama bagi petani, karena kerap mengganggu tanaman padi di sawah dan dapat merugikan pertumbuhan serta hasil panen. 

Ramal, salah satu anggota kelompok tani menceritakan, kegiatan menangkap tikus. Selain dilombakan juga termasuk ke dalam tradisi setempat yang kerap dilakukan jelang masa tanam padi. 

"Ini lagi mau musim tanam kan, jadi tradisinya kita cari-cari hama tikus secara berkelompok yang terdiri dari beberapa orang petani," ungkapnya. 

Dikatakan Ramal, lomba menangkap tikus guna membasmi binatang pengerat tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar. 

"Tidak bisa juga setiap hari, paling 3 hari sekali atau dua hari sekali mencari tikus,"

"Tujuan mencari tikus ini yakni supaya nanti pada saatnya menanam, petani merasa lebih aman," tuturnya. 

Diterangkan dalam proses penangkapan tersebut, para petani tidak menggunakan bahan terlarang atau bahan kimia. Mereka masih mengandalkan cara tradisional supaya alam tetap terjaga. 

"Adapun alat yang digunakan untuk menangkap tikus ada cangkul untuk menggali sarang tikus, ada pecut yang terbuat dari ranting pohon, ember, serta kompor untuk membuat api dan asap yang diarahkan ke lubang guna mendorong tikus untuk keluar sarang," jelasnya. 

Di kesempatan yang sama, Camat Lempuing Jaya, Hendra Anggara, S. STP menuturkan mengingat wilayah Lempuing Jaya dikenal sebagai Lumbung Padi, maka ada sebuah tradisi unik yakni festival 'gebrak tikus' yang dimana sejak dulu tikus dianggap sebagai hama bagi petani. 

"Sehingga kami buatkan festival agar ke depan ketika musim tanam lagi, hama-hama ini bisa kita kendalikan kembali,"

"Dan dimulai pada hari ini, masyarakat semua khususnya para petani turun ke sawah masing-masing untuk mencari tikus sebanyak-banyaknya. Yang paling banyak mendapatkan tikus akan kita berikan mereka hadiah yang berkaitan dengan pertanian sebagai bentuk support," terang Hendra. 

Dijelaskan bahwa wilayah yang terdiri dari 17 Desa, tradisi gebrak tikus di kabupaten OKI hanya ada di Kecamatan Lempuing Jaya dan kegiatan tersebut merupakan hasil musyawarah gapoktan-gapoktan yang ada di kecamatan ini. 

"Mungkin bulan depan akan bergeser ke desa lain. Rencananya agenda ini akan dijadikan kegiatan rutin," papar Hendra.

Ditambahkan, khusus desa Sungai Belida ini lahan pertanian sawahnya kurang lebih seluas 1.000 hektar, dari lahan tersebut terdiri dari 23 kelompok tani dan semuanya turun menangkap tikus. 

"Target kita berhasil mengumpulkan sebanyak 500 ekor tikus, tapi dengan melihat semua kelompok tani turun, saya rasa akan mendapatkan ribuan tikus pada hari ini," katanya. 

"Kegiatan hari ini saya pikir akan berdampak luar biasa sekali mudah-mudahan kita dijauhkan dari gagal panen guna mendukung swasembada pangan apalagi gagal panen yang penyebabnya hama tikus," imbuhnya. 

Menurut Hendra, bagi para kelompok tani pemenang lomba juara 1, 2 dan 3 akan diberikan hadiah berupa alat pertanian.

"Alat pertanian yang diberikan contohnya alat penyemprot tanaman, cangkul, dan lainnya," katanya.

Baca juga: Heboh Mayat Wanita Muda Rambut Pirang di Jalan Noerdin Pandji Palembang, Warga OKI

Selain itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Lempuing Jaya, Nopriyadi menyatakan kegiatan yang dilakukan ini merupakan bentuk pengendalian hama tikus yang memang rutin kita laksanakan di awal musim panen. 

"Karena jika nanti saat padi sudah tertanam akan lebih susah lagi untuk mengendalikan hama tikus karena habitatnya ada di galengan-galengan, jadi tidak mungkin membongkar galengan dan tanaman," 

"Selain itu jika menangkap saat padi sudah ditanam, tikus tidak tertarik oleh umpan yang diberikan petani karena lebih memilih tanaman padi dari pada umpan," jelas Nopriyadi. 

Disebutkan setiap desa di kecamatan Lempuing Jaya mengadakan kegiatan tersebut, dan kebetulan hari ini ada di desa Sungai Belidah. 

"Kita nilai bahwa yang paling efektif untuk mengendalikan hama tikus ya dengan gerakan seperti ini, dibongkar langsung lubang nya ataupun di impos dengan belerang," tuturnya. 

Masih kata dia, jika membasmi hama tikus menggunakan racun dan umpan, kalau tidak tepat waktu penggunaannya makan tidak efektif dan efisien, hanya membuang buang waktu dan biaya. 

"Satu pasang tikus jika tidak dikendalikan maka keturunannya bisa berkembang biak sampai 2.400 ekor. Sehingga berapapun yang didapat hari ini, setidaknya bisa mengurangi reproduksi tikus untuk tahun yang akan datang," ucapnya. 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved