Hari Ibu Nasional 2022
20 Puisi Hari Ibu Nasional 2022, Terbaru Menyentuh Hati, Ibu - Malaikat Tak Besayap
Artikel ini akan menyajikan kumpulan puisi Hari Ibu Nasional, yang menyentuh hati dan penuh makna. Pada Kamis, 22 Desember 2022 seluruh masyarakat In
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Ibu
Terima kasih karena yang sesungguhnya
Tanpamu aku bukanlah apa-apa
Tanpamu hidupku tak akan bermakna
Tanpamu duniaku tak ada artinya
Ibu
Putri kecilmu yang dulu sangat manja
Kini keadaan telah memaksanya untuk dewasa
Belajar menjadi seperti Ibu
Memberikan segala pengorbanan hanya untukku
Ternyata aku belum mampu
Maafkanlah, Bu
Terkadang hanya karena rutinitasku
Aku tak sempat mengatakan rindu
Ibu tetaplah menjadi matahariku
Selalu berperan penting dalam hidupku
Puisi Hari Ibu Nasional 2022
10. Syair Untuk Ibu
Ibu setiap rintikkan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah kau berikan untukku
Selalu ku kenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam
Ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu
Aku merasakan hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
Ibu, Kau lah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dihiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu
11. Maafkan Aku, Ibu
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan doamu
Memohon ampunan darimu
Karena rida Allah adalah ridamu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Puisi Untuk Ibu, Sambut Hari Ibu Nasional 2022
12. Dia Mamaku
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakannya mengguncangkan Nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tahukah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia....mamaku
13. Malaikat Tak Bersayap
Bidasan dirgantara menodong sebuah mata tua
Menaruh aksentuasi pada wanita yang memarut muka
Turut larat membeliak dedikasi kepada putra putrinya
Memeras keringat dan senantiasa mengurut dada
Sudah serasa bahara yang teramat biasa bagi dirinya
Durjana dunia telah menyulih resistansi raga
Menguruk cua menjadi kentara derana
Melegar profesi menyerak sang pembela barga
Tanpa basa basi mencerap sumbu mengggebu-gebu
yang menyatukan kalbu
Dia laksana pelita pada ketaksaan jiwa
Senandungnya abadi merajai hati gembira
Malaikat tak bersayap, kupanggil ia dengan sebutan ibu
Sosoknya mampu memberus sorotan seluruh pemirsa
Tertawan segala kiprah yang kejat berjibaku
14. Ibu dan Misteri
Bu, cintamu adalah sebuah misteri
Bagaimana kamu bisa melakukan itu semua?
Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurna
Untuk masalahku, besar dan kecil.
Cintamu melindungiku hari demi hari,
Jadi aku tidak takut, aku aman dan sehat.
Aku merasa bisa melakukan apa saja
Kapan pun ibu ada.
Ibu, cintamu adalah sebuah misteri,
Aku tidak punya petunjuk
Mengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,
Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!
15. Kesunyian Ibu
Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
16. Ibu
Kasihmu tiada tara, sungguh besar sekali
Tak pernah ku mendengar keluhanmu
Setiap saat hanya cinta yang engkau berikan
Senyumanmu indah menyejukkan hati
Ibu...
Kau berikan perhatian penuh untuk kebaikan
Tak peduli hujan, panas, pagi, siang, sore, malam
Belaian hangat tanganmu terasa nyaman sekali
Teruslah mengasihiku, menyayangiku
Ibu...
Terima kasih untukmu, yang penuh kesabaran
Merawat, membesarkan, dengan ketulusan
Tak sanggup rasanya membalas kebaikanmu
Terlalu besar, banyak, tak terhitung jumlahnya
Doamu ibu, selalu kunantikan
Kuingin restumu menyertaiku
Doaku untukmu ibu
Semoga bahagia selalu
Puisi Untuk Ibu, Sambut Hari Ibu Nasional 2022
17. Ibuku Dehulu
Ibuku dehulu marah padaku
diam ia tiada berkata
akupun lalu merajuk pilu
tiada peduli apa terjadi
matanya terus mengawas daku
walaupun bibirnya tiada bergerak
mukanya masam menahan sedan
hatinya pedih kerana lakuku
Terus aku berkesal hati
menurutkan setan, mengkacau-balau
jurang celaka terpandang di muka
kusongsong juga - biar cedera
Bangkit ibu dipegangnya aku
dirangkumnya segera dikecupnya serta
dahiku berapi pancaran neraka
sejuk sentosa turun ke kalbu
Demikian engkau;
ibu, bapa, kekasih pula
berpadu satu dalam dirimu
mengawas daku dalam dunia.
18. Lauk dari Nenek
Ibu tak tampak kala aku terjaga dari mimpi
Hanya ada secarik kertas bertuliskan
“Ibu ke rumah sakit, antenglah besama nenek”
Uang koin di atasnya
Nenek datang dengan sepiring nasi tampa lauk
Hanya ada hiasan serbuk hitam
Aku bertanya, ini apa? “Abon terasi,” katanya
Aku menutup hidung tak tahan dengan aroma
Nenek berucap,
“Makan saja, ibu tidak menitipkan uang”
Aku pun mengambil uang koin yang telah beralih ke saku celana
Nenek menutup tangan kecilku
“Simpan untuk jajan!”
19. Hari Ibu
Ibu, tangis malamku bagimu adalah lagu indahmu Keluh kesahku bagimu adalah cerita mesramu Kenakalanku bagimu adalah ujian untukmu
Ibu,
Kerut dahimu adalah bukti kesabaranmu
Hitam pelupuk matamu melambangkan keikhlasanmu Senyum bibirmu menggambarkan ketulusanmu
Ibu,
Dalam nafasmu selalu ada aku
Dalam benakmu engkau hadirkan selalu diriku
Dalam hatimu terukir indah namaku
Ibu,
Tahukah engkau aku di sini karenamu
Aku bahagia karena jerih payahmu
Aku berhasil karena sujud malammu
Ibu..
Engkau adalah guruku
Engkau adalah sahabatku
Engkau adalah cintaku
Terima kasih Ibu
Aku selalu menyayangimu.
20. Kasih Tak Terhingga
Aku menangis
Air mata ini jatuh membasahi bumi
Aku menangis
Menyadari,
Aku selalu egois
Tangisku tak mengubah segalanya
Tangisku tak dapat mengubah isi hatinya
Aku menyesal
Karena perbuatanku
Aku menyesal
Atas segala kesalahanku
Kini …
Tinggal kududuk menyendiri
Menunggu jawaban hidup ini
Akhirnya kusadari …
Dia telah pergi
Ke pelukan Illahi
Walau telah tiada …
Segala cinta …
Segala kasih sayangnya
Akan selalu membekas di hatiku …
Oh, Ibu …