Berita Nasional
Gunung Kerinci Erupsi, Tiga Bulan Terakhir Sudah 5 Kali Erupsi, Kini Berstatus Waspada, Kondisinya
PVMBG mencatat Gunung Kerinci yang saat ini berstatus level II Waspada, telah mengalami lima kali erupsi pada tahun 2022.
TRIBUNSUMSEL.COM - Gunung Kerinci kembali mengalami erupsi pada Selasa (6/12/022).
Ini merupakan erupsi ke 5 gunung Kerinci dalam tiga bulan terakhir.
Kini, gunung Kerincipun berstatus waspda.
Gunung Kerinci terletak di Kabupaten/Kota Kerinci, Solok Selatan, Jambi, Sumatera Barat.
PVMBG mencatat Gunung Kerinci yang saat ini berstatus level II Waspada, telah mengalami lima kali erupsi pada tahun 2022.
Tercatat, 39 gempa hembusan pada erupsi yang terakhir pada Selasa (6/12/2022).
Gempa ini tercatat karena ada tekanan yang kuat dari pergerakan gas di dalam gunung dan keluar sebagai asap.
Riwayat letusan Gunung Kerinci 3 bulan terakhir
20 Oktober 2022
Gunung Kerinci mengalami erupsi pada Kamis (20/10/2022) pukul 7.03 WIB.
Letusan pertama tahun ini tercatat tinggi kolom letusan teramati ± 750 m di atas puncak (± 4555 m di atas permukaan laut).
Sementara kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut.
Letusan tersebut menyebabkan tertutupnya jalur penerbangan.
Selain itu, pendakian kawah Gunung Kerinci juga tidak diperbolehkan.
Radius berbahaya tercatat 3 km dari kawah aktif.
Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru, 2 Dusun Tertimbun Material Vulkanik Akibat Awan Panas Guguran Semeru
Baca juga: Penjelasan Ahli Usai Erupsi Semeru Disebut Berpotensi Picu Tsunami di Jepang, Ungkap Fakta Ilmiahnya
27 Oktober 2022
Gunung Kerinci kembali mengalami erupsi pada Kamis (27/10/2022), pukul 17.58 WIB.
Tinggi kolom letusan teramati ± 300 m di atas puncak (± 4105 m di atas permukaan laut).
Sementara itu, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak mendaki kawah Gunung Kerinci melebihi batas bahaya, yaitu radius 3 km dari kawah aktif.
Selain itu, penerbangan yang melewati Gunung Kerinci disarankan agar tidak melintas saat terjadi erupsi, karena potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
1 November 2022
Berselang beberapa hari dari letusan sebelumna, Gunung Kerinci mengalami erupsi pada Selasa (1/11/2022) pukul 16.59 WIB.
Teramati tinggi kolom letusan kurang lebih 200 m di atas puncak (± 4005 m di atas permukaan laut).
Sementara kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal.
Abu letusan bergerak ke arah utara dan timur laut.
Letusan ini mengakibatkan pengalihan jalur penerbangan yang melewati Gunung Kerinci dan area sekitarnya karena potensi letusan abu dengan ketinggian tertentu.
Selain itu, pemerintah masih menutup jalur pendakian dan menetapkan batas bahaya untuk segala aktivitas di Gunung Kerinci sejauh radius 3 km.
27 November 2022
Tiga minggu kemudian, Gunung Kerinci mengalami erupsi pada Minggu (27/11/2022), pukul 8.30 WIB.
Tercatat tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 400 m di atas puncak (± 4205 m di atas permukaan laut).
Sedangkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal.
Tercatat kolom abu bergerak ke arah timur.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas di Gunung Kerinci dengan melebihi radius 3 km.
Selain itu, aktivitas penerbangan di area sekitar Gunung Kerinci juga perlu dihindari.
6 Desember 2022
Gunung Kerinci kembali mengalami erupsi pada Selasa (6/12/2022) pukul 8.22 WIB.
Teramati tinggi kolom letusan kurang lebih 700 m di atas puncak (± 4505 m di atas permukaan laut).
Tercatat kolom abu saat letusan teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal.
Kolom abu ini bergerak ke arah barat daya.
Erupsi Gunung Kerinci terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 3 mm dan durasi 60 detik.
PVMBG merekomendasikan masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar Gunung Kerinci.
Radius berbahaya Gunung Kerinci yaitu 3 km dari kawah aktif.
PVMBG juga menyarankan agar menghindari aktivitas penerbangan di sekitar Gunung Kerinci, karena masih potensi letusan abu dapat mengganggu pemandangan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com