Berita Nasional
Demi Lancarkan Aksi Kejinya Bunuh Keluarga di Magelang, Dhio Ganti Plat Mobil Supaya Tak Dicurigai
Demi Lancarkan Aksi Kejinya Bunuh Keluarga di Magelang, Dhio Ganti Plat Mobil Supaya Tak Dicurigai
TRIBUNSUMSEL.COM - Demi melancarkan aksi busuknya, Dhio Daffa Syahdilla (22) sampai mengganti plat mobil yang dia gunakan dalam membeli racun arsenik.
Seperti diketahui, Dhio Dafa Syahdilla ternyata merencanakan pembunuhan keluarganya di Magelang dengan sangat detail.
Apalagi sebelumnya, Dhio telah melakukan percobaan pertama pada Rabu (23/11/2022) dengan memberikan zat kimia arsenik ke dalam minuman es dawet.
Saat itu, dawet berisi racun arsenik itu diminum ayah, ibu, kakak dan pamannya.
Karena tak berhasil, Dhio lalu melakukan percobaan pembunuhan pada Senin (28/11/2022).
Baca juga: Kelakuan Dhio Dibongkar Sahabat, Standar Hidup Tinggi dan Royal, Tega Membunuh Padahal Dimanja

Hasilnya, ayah, ibu dan kakaknya tewas keracunan di dalam kamar mandi masing-masing di rumahnya Dusun Prajen, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Lalu, bagaiman Dhio bisa dengan leluasa melakukan kejahatannya?
Ternyata, bungsu dari dua bersaudara ini sudah menyusun siasat keji.
Salah satunya, dengan memalsukan plat mobil yang dipakai untuk melancarkan aksinya.
Kendaraan ini dipakai untuk menyimpan, dan mengambil zat beracun yang dibelinya secara online.
"Menurut keterangan daripada saksi (pemilik mobil ) nomor polisi kendaraan tersebut bukan sebagaimana yang ada di TKP yang tertulis K 17 DA. Setelah kami lakukan pengecekan tidak teregister. Jadi, pelat yang benar adalah AA 1168 S,. Ya ,palsu yang memalsukan tersangka sendiri. Jadi, pemilik rental berasal dari wilayah Kabupaten Magelang ,"ujar Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, pada Jumat (02/11/2022).
Ia menambahkan, dalih tersangka menggunakan mobil dan mengganti pelat kendaraan agar tidak dicurigai.
Serta, lebih mudah untuk menyimpan barang bukti.
"Mengingat yang bersangkutan belanja secara online, dan diambil paketnya ketika paket itu datang langsung ke tempat ekspedisi atau kurir. Dan, penyimpanannya dalam mobil tersebut. Adapun, mobil tersebut disewa oleh tersangka sejak tanggal 25 November kemarin,"ungkapnya.
Baca juga: Alasan Sebenarnya Dhio Daffa Syahdilla Bunuh Keluarga di Magelang, Iri Beda Perlakuan dengan Kakak

Ia melanjutkan, tersangka juga berbohong ketika menyewa mobil tersebut.
DDS mengaku mobil tersebut akan digunakan untuk menjemput atasannya yang bekerja di salah satu perusahaan milik negara.
"Kepada pemilik kendaraan ketika merental, dia (tersangka) dengan alasan untuk mengantar pimpinannya pada saat itu menurutnya bekerja di PT KAI ,"ungkapnya.
Terinspirasi Kasus Munir hingga Kopi Sianida Mirna
Dhio mengaku melancarkan aksinya karena terinspirasi kasus Munir hingga kasus Mirna.
Hal tersebut, disampaikan oleh Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun.
Sebelumnya, kepolisian telah melakukan pengembangan kasus dengan menanyakan kepada tersangka bagaimana dan darimana mempelajari hingga tega menghabisi nyawa keluarganya sendiri.
"Ternyata, yang bersangkutan menjelaskan belajar dari kasus-kasus yang pernah terjadi. Di mana kasus yang pernah terjadi itu kasus yang menggunakan zat kimia, antara lain kasus Munir yang waktu itu meninggal karena zat kimia arsenik. Yang kedua, kasus yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu yang mana ada sate yang diolesi zat kimia berupa sianida ,dan juga kasus Mirna yang mengunakan sianida dicampurkan ke dalam kopi,"ujarnya di Aula Mapolresta Magelang, Jumat (02/12/2022).
Ia melanjutkan, untuk kondisi kesehatan kejiwaan tersangka DDS saat ini dalam kondisi baik.
Tersangka mampu menjelaskan dengan detail dan gamblang terkait kronologi-kronologi kejadian.
"Tersangka masih memiliki ketahanan jiwa yang cukup.Karena setiap kali kita lakukan pemeriksaan baik wawancara maupun interogasi semua dijelaskan dengan gamblang dan jelas. Yang bersangkutan menjelaskan secara detail kronologi-kronologi, juga jawaban yang disampaikan kepada penyidik,"terangnya.
Dengan begitu, kata dia, sementara untuk pemeriksaan kejiwaan kepada tersangka belum dilakukan.
Namun, pihaknya tetap mengkoordinasikan lebih lanjut untuk opsi tersebut.
"Untuk sementara ini, masih belum ya. Nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut perlu tidaknya pemeriksaan kejiwaan. Karena, yang bersangkutan secara kasat mata memiliki ketahanan jiwa yg sangat bagus,"bebernya.
Sedangkan, saat ini tersangka sudah didampingi penasihat hukum yang ditunjuk oleh negara.
"Ya,karena ancaman hukumannya terkait pasal yang kami sangkakakan yakni hukuman mati atau penjara seumur hidup, itu wajib didampingi oleh penasihat hukum, yang ditunjuk oleh negara,"urainya.

Terlalu Disayang Orangtua
Terungkap fakta bahwa Dhio, tersangka peracun sekeluarga hingga tewas di Magelang terlalu dimanja orangtua, terutama sang ibu Heri Riyani (54).
Perlakuan kelewat sayang Heri RIyani ini justru dibalas Dhio dengan kelakuan kejamnya.
Oleh Dhio, Heri Riyani diracun hingga tewas bersama sang suami Abbas Ashar (58) dan anak pertamanya, Abbas Ashar (58) pada Senin (28/11/2022).
Paman Dhio, Sukoco mengungkap. sudah lama keponakannya ini tak dipercaya oleh keluarga besarnya.
Namun selama ini Dhio merasa besar kepala karena selalu dimanja oleh ibunya yang kini telah dibunuhnya.
Sukoco menuturkan, dirinya pernah meminta adiknya itu untuk mengkroscek ucapan Dhio yang selalu meminta uang dengan jumlah banyak.
Pasalnya, korban Heni pernah bercerita kepada Sukoco bahwa Dhio bisa menguras pengeluaran keluarganya sampai Rp 32 juta sebulan.
Sedangkan ayah Dhio baru saja pensiun beberapa waktu lalu dari Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Departemen Keuangan dan saat ini kondisinya sedang sakit.
"Jadi waktu almarhumah adik saya (Heri Riyani), pernah beberapa bulan yang lalu bertemu dengan saya, 'Mas ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan 32 juta' untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya," jelas Sukoco.
Sukoco selaku paman pelaku pembunuhan satu keluarga di Magelang menceritakan kebohongan pelaku.
Saat itu Sukoco yang menyarankan kepada adiknya untuk mengecek langsung ucapan Dhio mengaku percaya saja dengan sang anak bungsunya.
"Apakah tidak kau cek dimana dia kursus, benar apa tidaknya.
Tapi almarhumah bilang "Wis aku percoyo, (sudah saya percaya) yakin," kata Sukoco menirukan ucapan mendiang adiknya.
Bukan tanpa alasan Sukoco tak percaya dengan ucapan Dhio.
Sebab, dia pernah membuktikan sendiri kebohongan Dhio.
Kata Sukoco, Dhio pernah mengaku bekerja di PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero.
Namun, Sukoco yang menaruh curiga kemudian memastikan dengan bertanya kepada seorang karyawan di tempat kerja Dhio.
"Pelaku mengatakan dia diterima di PT KAI, dengan (saya) tanya karyawan di sana, ternyata namanya tidak masuk dalam daftar pegawai," jelas Sukoco.
Kecurigaan pada keponakannya itu semakin bertambah saat Dhio melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) di PT KAI Malang, Jawa Timur.
"Waktu ada diklat PT KAI di Malang, masa diklat kok tiga hari, diklat kan harusnya ada surat pemberitahuan, tapi ini tidak ada," kata Sukoco.
Sukoco mengatakan, orang tua Dhio tak menaruh curiga pada anaknya itu meski sudah diperingatkan.
"Karena orang tua sudah terbius dari kata-katanya, jadi tidak percaya sama pihak lain yang memberi masukan," katanya
Karena itu, Sukoco membantah keponakannya dibebani ekonomi keluarga.
"Selain itu saya meluruskan berita yang simpang siur, bahwa pengakuan tersangka dia jadi penanggung jawab atau tulang punggung itu tidak benar."
"Sama sekali tidak benar," kata Sukoco.
Polisi juga sudah membenarkan bahwa DHio berbohong soal latar belakangnya yang pernah bekerja di PT KAI.
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Jogja