Berita Nasional
Dhio Daffa Syahdilla Diberi Rp 32 Juta Sebulan Meski Tak Jelas Buat Apa, Sang Ibu Tetap Percaya
Dhio Daffa Syahdilla Diberi Rp 32 Juta Sebulan Meski Tak Jelas Buat Apa, Sang Ibu Tetap Percaya
Guru yang lama pernah mendidik tersangka mengaku kaget dan lemas mengetahui kabar tersebut.
Ia tak pernah menyangka sosok muridnya yang dikenal aktif berorganisasi itu bisa melakukan hal keji.
"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji. Anaknya itu sebenarnya apik, saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik," ujarnya dengan nada kecewa.
Saat mengetahui tersangka pembunuhan tiga anggota keluarga itu adalah DDS, dirinya pun langsung lemas.
Dia tak menyangka anak didiknya yang dikenalnya sebagai anak baik hati, berubah menjadi sosok pembunuh sadis.
"Ya Allah, langsung lemes soalnya cah apik (anak baik) itu. Soalnya anaknya apik itu sedikit pun saya tidak curiga.Semalam pas ibunya semaput dia itu sempat ibu ini kenapa, pas dawet itu. Lalu, pas ayahnya keracunan dia juga sempat menolong, tidak ada curiga," tuturnya.
Masa lalu tersangka pada akhirnya ikut dikuak oleh Ahmad Anwari.
Ternyata ada sebuah kejadian yang diduga oleh sang guru ngaji anak bunuh keluarga di Magelang sebagai pemicu sakit hati.
Tak hanya rasa iri hati seperti yang selama ini disebut-sebut.
Menurut Ahmad Anwari sifat tersangka DSS mulai berubah sejak lulus sekolah menengah atas (SMA).
Terlebih, setelah dirinya mendapat kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan beberapa jarinya.
"Sejak kecelakaan itu, ya sewaktu lulus SMA dia (tersangka) mulai tidak pernah ke masjid. Bahkan, Salat Jumat pun tak pernah kelihatan,"ungkapnya.
Sementara itu, saat disinggung terkait keseharian tersangka DDS termasuk pekerjaannya, dia mengaku tidak mengetahui pasti.
"Saya juga tidak tahu, katanya pegawai di KAI tapi setelah di cek tidak ada. Dia (DSS) juga tidak pernah kelihatan pergi bekerja, kalau ditanya ke orangtuanya yaitu kerja online. Kalau pernah kuliah atau tidak saya juga tidak mengetahui, memang ada rencana mau coba TNI," ucapnya.
Kekecewaan yang dirasakan Ahmad Anwari pun masih tersimpan.
Bahkan, dirinya enggan untuk menjenguk tersangka yang saat ini sudah ditahan di Polresta Magelang.
"Enggak (mau menjenguk). Kalau untuk hukuman, kami serahkan kepada aparat negara," urainya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com