Berita Nasional
Sosok Dhea Chairunnisa Gagal Menikah Dibunuh Adik Sendiri di Magelang, Pernah Kerja di Bank
Sosok Dhea Chairunnisa Gagal Menikah Dibunuh Adik Sendiri di Magelang, Pernah Kerja di Bank
TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok kakak Dhio Daffa, Dhea Chairunnisa (25) yang meninggal karena diracuni adiknya sendiri menjadi sorotan.
Ternyata sebentar lagi akan menikah dan pernah bekerja di Bank.
Dhea merupakan anak pertama dari pasangan Abbas Ashar dan Heri Riyani.
Ia merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Magelang angkatan 2015.
Wanita kelahiran 1997 ini pernah bekerja sebagai teller bank selama 3 tahun.
Baca juga: DDS Bunuh Keluarga di Magelang, Beli Racun Secara Online, Kadarnya Sangat Mematikan, Korban Mual
Informasi ini didapat dari akun Linkedin.com milik Dhea.
Kabar rencana pernikahan Dhea dibenarkan oleh kakak ibunya, Agus Kustiardo (58).
Agus Kustiardo mengaku mendapat informasi rencana pernikahan Dhea namun tidak mengetahui tanggalnya.
"Memang ada informasi akan menikah, tetapi belum tahu kapannya. Soalnya belum ada rembukkan dengan keluarga," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Sementara itu, Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono juga mengetahui rencana pernikahan Dhea, namun belum terdaftar di KUA.
"Iya, setahu saya memang akan menikah. Namun, memang kapannya belum diketahui. Belum ada juga laporan ke KUA," terangnya.
Dhio Daffa sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan yang menewaskan ayahnya, Abbas Ashar (58), ibunya, Heri Riyani (54), dan kakak perempuan pertama, Dhea Chairunnisa.
Penetapan tersangka ini dilakukan setelah ditemukan sejumlah barang bukti dan Dhio telah mengakui semua perbuatannya.
Jenis racun yang digunakan
Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun mengatakan hasil autopsi dan sisa barang bukti di TKP menunjukkan adanya upaya pembunuhan dengan memberi racun ke minuman para korban.
Sejumlah barang bukti yang diamankan seperti dua gelas minuman teh, satu gelas es kopi, dan sendok untuk mengaduk.
Ia menambahkan racun yang digunakan untuk membunuh satu keluarga ini mengandung zat arsenik.
"Semacam zat arsen (arsenik)," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah, dr Sumy Hastry Purwanti menjelaskan racun yang digunakan tersangka sangat mematikan.
Menurutnya jenis racun tersebut bekerja sangat cepat untuk membunuh korban setelah dikonsumsi.
Ketiga korban diperkirakan meninggal dalam waktu antara 15-30 menit setelah meminum minuman yang telah diberi racun.
"Sekitar 15 sampai 30 menit (durasi korban meninggal setelah mengkonsumsi minuman yang sudah dicampur racun," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
dr Sumy menjelaskan cara kerja jenis racun ini sehingga dapat membunuh korban.
Setelah korban meminum minuman beracun, racun tersebut akan masuk ke pembuluh darah dan mengakibatkan beberapa organ tubuh korban mengalami kerusakan seperti terbakar.
Organ tubuh yang dapat rusak karena racun ini yakni tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru-paru dan otak.
"Organnya merah seperti terbakar," terangnya.
Motif pembunuhan
AKBP Mochamad Sajarod Zakun menjelaskan motif DDS membunuh tiga anggota keluarganya karena merasa sakit hati atas perbedaan perlakuan yang diberikan orang tua kepadanya dan kakak pertama.
Ia menambahkan DDS merasa sakit hati karena hanya dia yang diberi beban untuk membantu perekonomian keluarga, sedangkan kakaknya tidak.
Berdasarkan keterangan para saksi, ayah DDS yakni AA sudah pensiun sejak dua bulan lalu.
Sebelum AA pensiun ekonomi keluarga bergantung kepada gaji AA.
Namun setelah AA pensiun mulai ada masalah di keuangan keluarga karena pengeluaran keluarga cukup tinggi.
DDS dibebani untuk membantu perekonomian keluarga dan hal inilah yang menjadi motif pembunuhan.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua (DDS) tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku (DDS) sakit hati,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
