Gempa Cianjur
Cerita Pilu Ayah dan Anak Perempuan Ditemukan Tewas Berpelukan Tertimbun Longsor Imbas Gempa Cianjur
Cerita Pilu Ayah dan Anak Perempuan Ditemukan Tewas Berpelukan Tertimbun Longsor Imbas Gempa Cianjur
TRIBUNSUMSEL.COM - Satu cerita sedih kembali muncul dari bencana gempa Cianjur, Jawa Barat, kali ini seorang ayah dan anak ditemukan tewas sambil berpelukan.
Seperti diketahui, hingga kini korban meninggal dunia telah mencapai 321 orang.
Selain itu, gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) tersebut juga membuat ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Mensos Risma Curhat Dimarahi Anggota TNI saat Tinjau Lokasi Gempa Cianjur, Ngaku Masih Tak Terima
Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan
Pada Senin (28/11/2022), Tim SAR gabungan kembali menemukan korban gempa yang tertimbun longsor.
Ada dua jenazah yang berhasil ditemukan. Keduanya merupakan ayah dan anak perempuannya.
Adapun lokasi penemuan jasad ayah dan anak itu berada di Kampung Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Hal itu dibenarkan Koordinator Lapangan Tim Bravo Basarnas, Ikhsan Alwi, Senin.
"Sedangkan korban kedua ditemukan pukul 10.11 WIB seorang anak perempuan menggunakan baju warna ungu dan celana training warna hitam," jelasnya dilansir TribunJabar.id.
Saat pertama kali ditemukan, kata Ikhsan, korban laki-laki dalam posisi tengkurap.
Sementara korban perempuan berada tepat di sebelah kiri sang ayah.
"Posisi ayahnya itu tengkurap, si anak ada di sebelah kirinya dan dalam posisi berpelukan," ujarnya.
Calon Pengantin Meninggal Dunia
Cerita pilu lain datang dari seorang gadis bernama Irma Nurhayati (20), warga Kampung Lemahduhur, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang.
Perempuan muda itu meregang nyawa akibat tertimpa reruntuhan rumah, beberapa hari menjelang hari pernikahannya.
Seharusnya, Irma akan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya, Firman (21) pada Minggu (27/11/2022).

Duka mendalam masih dirasakan keluarga korban dan besan, dilansir TribunJabar.id.
Hari pernikahan yang sudah direncanakan berubah menjadi acara tahlilan tujuh hari Irma.
Bariji (55), paman korban menjelaskan, Irma ditemukan meninggal bersama seorang anak tetangganya, Eki (12) yang sedang jajan di warung kecil milik korban.
Bariji menyaksikan langsung bagaimana gempa meluluh lantahkan rumah Irma.
Saat itu, ia sedang bersih-bersih di halaman rumah Irma dan menebang beberapa pohon untuk persiapan acara pernikahan keponakannya.
"Saya jalan mundur sambil menyapu daun pepaya yang sudah saya tebang."
"Tiba-tiba suara keras rumah ambruk memekakan telinga dan membuat saya kaget," jelasnya.
Bariji sempat terdiam sejenak. Ia lalu mencari istri, adik, dan keponakannya yang berada di dalam rumah.
Dikatakannya, korban pertama yang ia temukan adalah anak tetangganya, Eki.
"Lama kebingungan mencari saya melihat rambutnya, tubuhnya tertutup dinding rumah," ungkapnya.
Irma dan Eki ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Bariji menduga, saat kejadian keponakannya sedang menggoreng makanan di dapur untuk persiapan pernikahannya.
"Ia mungkin keluar sebentar melayani anak kecil yang jajan di warung, namun keburu ambruk," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com