Profil dan Biodata Artis

Biodata Gita Savitri, Viral Dianggap Dukung Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman, Kelahiran Palembang

Biodata Gita Savitri, Viral Dianggap Dukung Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman, Kelahiran Palembang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
instagram
Biodata Gita Savitri, Viral Dianggap Dukung Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman, Kelahiran Palembang 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah biodata Gita Savitri yang viral karena dianggap dukung aksi tutup mulut timnas Jerman di Piala Dunia 2022.

Apalagi nama Gita Savitri sebelumnya pernah jadi sorotan terkait pandangannya soal childfree.

Seperti diketahui aksi Timnas Jerman menutup mulut sebagai dukungan terhadap LGBTQ yang dilarang selama Piala Dunia di Qatar.

Baca juga: Kronologi Gita Savitri Dihujat Usai Komentari Aksi Tutup Mulut Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar

Gita Savitri Dianggap Dukung LGBT  Usai Komentari Aksi Tutup Mulut Jerman di Piala Dunia 2022
Gita Savitri Dianggap Dukung LGBT Usai Komentari Aksi Tutup Mulut Jerman di Piala Dunia 2022 (tribunnews.com / instagram/gitasav)

Beberapa waktu lalu, FIFA membuat ban kapten seluruh tim di dalamnya dengan tanda One Love atau sebagai salah satu dukungannya terhadap LGBTQ+.

Hal inilah yang membuat timnas Jerman kecewa dan secara berani berpose menutup mulut seolah-olah merasa dibungkam akan peraturan di Qatar.

Melihat hal tersebut, salah satu Youtuber yang terkenal dengan vlog belajarnya di Jerman ini membagikan pandangannya mengenai pose timnas Jerman saat piala dunia 2022 ketika ditanya oleh salah satu netizen.

Baca juga: Profil Oh Young Soo Kakek Di Squid Game Didakwa Dugaan Pelecehan Seksual, Bantah Hingga Minta Maaf

Dan ia juga menjelaskan jika ia tidak masalah dengan pose yang dilakukan oleh timnas Jerman.

"Di satu sisi kaya virtue signaling ya..kaya, can you do something more than that? Di sisi lain, lgbtq-phobia has real life consequences. People lost their lives due their gender & sexuality so it’s better than not saying at all,” jawab Gita Savitri.

Melihat pandangan yang Gita Savitri sampaikan, ternyata tidak membuat netizen Indonesia lantas menyetujuinya.

Lantas siapa sosok Gita Savitri?

Profil Gita Savitri

Gita Savitri
Gita Savitri (Instagram/gitasav)

Pemilik nama lengkap Gita Savitri Devi ini kelahiran Palembang, 27 Juli 1992, dan menetap di Jakarta sejak kecil hingga berusia 18 tahun.

Usai lulus di bangku SMA Pada 2009, Gita Savitri resmi melanjutkan studi Kimia Murni di Freie Universitat, Berlin, Jerman.

Berbekal kamera dan kemampuan menulis, ia pun menceritakan pengalaman hidupnya selama di Jerman melalui video blog (vlog).

Konten yang diunggahnya pada 26 Juni 2016 berjudul "Kuliah di Jerman I Story" lantas ditonton banyak orang.

Hal itu kemudian mendorongnya untuk menjadi konten kreator di YouTube.

Gita juga diketahui senang bernyanyi, dan membagikan video-videonya yang sedang meng-cover lagu di kanal YouTube miliknya.

Melalui akun YouTubenya juga, Gita Savitri Devi kerap membagikan pandangan kritisnya terhadap berbagai isu sosial, terutama gender.

Baca juga: Sinopsis Sinetron Bintang Samudera 26 November 2022 Episode 66: Firasat Nagita, Bintang Dalam Bahaya

Karena keaktifannya dalam membagikan pendapat serta berupaya untuk mengurangi beragam masalah sosial sosial seperti hate speech dan xenophobia, maka wanita kelahiran tahun 1992 ini ditunjuk sebagai wakil tanah air untuk "YouTube Creators For Change".

Penyanyi yang pernah mengisi acara Muslim Travelers di Net TV itu pun tak mau ambil pusing dengan pendapat orang lain yang berbeda pandangan dengannya.

Gita Savitri menganggap wajar jika ada netizen yang menentang keputusannya.

Pada Mei 2017, Gita merilis lagu berjudul Seandainya di Itunes dan Spotify. Lagunya merupakan proyek kolaborasi dengan sang kekasih Paul Partohap.

Setelah cukup lama menjalin hubungan pacaran, Gita Savitri menikah dengan Paul Andre Partohap pada Agustus 2018.

Awalnya, Gita dan Paul adalah pasangan berbeda agama. Paul kemudian menjadi mualaf.

Tak hanya itu, Gita juga membuahkan karya berupa buku berjudul Rentang Kisah pada September 2017, dan A Cup of Tea pada 2020, yang diterbitkan lewat GagasMedia.

Di buku itu, ia mengisahkan bagaimana harus berjuang mencari tambahan biaya untuk kuliahnya mengingat Gita tidak mendapatkan beasiswa. Belakangan, Rentang Kisah diangkat menjadi sebuah film.

Kontroversi

1. Memutuskan childfree

Tiga tahun menikah, membuat Gita dan Paul kerap ditanya soal momongan.

Lantaran hal tersebut, Gita dan Paul akhirnya buka suara bahwa keduanya memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Hal ini diungkap sendiri oleh Gita melalui unggahan di Instagram Stories @gitasav.

Putuskan Tak Punya Anak Seusai Menikah, Selebgram Gita Savitri Tegaskan Mustahil Beroleh Anak
Putuskan Tak Punya Anak Seusai Menikah, Selebgram Gita Savitri Tegaskan Mustahil Beroleh Anak (Instagram/gitasav)

YouTuber berusia 29 tahun ini menganggap bahwa tidak mungkin dia dikarunai anak setelah memutuskan untuk childfree.

Menurut pandangan Gita, pernikahannya bersama Paulus bukan hanya untuk mendapatkan momongan, melainkan untuk berproses dan menjalani pengalaman hidup bersama.

2. Ubah Gaya Hijab

Banyak warganet yang kecewa perihal gaya hijab yang dipakai Gita.

Gita dinilai lebih terbuka karena hijabnya memperlihatkan rambut, telinga, hingga leher.

Sebelumnya, gaya hijab wanita yang tinggal di Jerman tersebut tidak seperti itu.]

"Mba ini tu gausah diingetin, gausah dihujat gaes, dia kan si paling bener, diemin aja mending," komentar netizen @arin*** yang kemudian menyulut emosi Gita.

Emosi Gita kemudian jadi tidak terkontrol. Ia membawa-bawa kata "stunting" untuk membalas komentar netizen yang julid padanya.

"Gw udah bacot-bacot, point yang lo bisa dapet adalah "Gita emang merasa paling benar" ya sis? Dulu lo stunting kali ya makanya agak lamban," balas Gita.

3. Pro soal LGBT

Beberapa waktu lalu, FIFA membuat ban kapten seluruh tim di dalamnya dengan tanda One Love atau sebagai salah satu dukungannya terhadap LGBTQ+.

Gita Savitri pun lantas menjawab jika orang yang mendukung LGBTQ+ sudah mendapatkan konsekuensi dalam hidupnya.

Dan ia juga menjelaskan jika ia tidak masalah dengan pose yang dilakukan oleh timnas Jerman.

“Di satu sisi kaya virtue signaling ya..kaya, can you do something more than that? Di sisi lain, lgbtq-phobia has real life consequences. People lost their lives due their gender & sexuality so it’s better than not saying at all,” jawab Gita Savitri.

Tidak hanya itu, Gita Savitri juga menjelaskan jika Qatar seakan-akan membenarakan tindakan yang membenci LGBTQ+ dengan memanfaatkan budaya mereka.

“Fifa is corrupt and Qatar justifiying homophobia by using “this is our culture” is big no,” tambah Gita Savitri.

Baca berita lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved