Arti Kata Bahasa Arab
Arti Kata Ummi, Bahasa Arab untuk Sebutan Ibu dan Penjelasan Mengapa Ibu Begitu Istimewa dalam Islam
Jika istilah ummun dalam bahasa Arab ditambah huruf ya’ mutakallim di akhir maka bunyinya akan berubah menjadi Ummī yang berarti ibuku.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti kata Ummi, bahasa Arab untuk sebutan ibu dan penjelasan mengapa ibu begitu istimewa dalam Islam
Ummi berasal dari kata Ummun dalam Bahasa Arab yang berarti seorang ibu. Sedangkan untuk ayah, bahasa Arabnya Abii.
Dalam bahasa Arab kata benda tunggal umumya menggunakan dhammah tain atau bunyi un di akhir kata, oleh karena itu Ummun berarti bentuk tunggal dari Ibu.
Sementara itu, bentuk jamak dari ibu sendiri dalam Bahasa Arab adalah Ummahātun yang berarti Ibu-Ibu.
Jika istilah ummun dalam bahasa Arab ditambah huruf ya’ mutakallim di akhir maka bunyinya akan berubah menjadi Ummī yang berarti ibuku.
Di Indonesia, sebutan Ummi selain kata ibu, mama, emak atau mami, menjadi fenomena belakangan ini. Biasanya digunakan oleh keluarga muslim yang memanggil nama ibunya dengan ummi.
Bahkan kadang-kadang sebutan ummi ditujukan bagi daiyah atau tokoh perempuan Islam yang stautsnya sudah menikah dan memiliki anak.
Islam memberikan kedudukan istimewa bagi ibu atau ummi.
Ibu adalah orang yang telah mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, menyusui, mendidik, dan membesarkan.
Begitu besar pengorbanan seorang ibu, Rasulullah Muhammad SAW menjawab ibu tiga kali ketika ada seseorang yang bertanya "kepada siapakan aku harus berbakti pertama kali?"
Abu Hurairah RA, berkata, "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!'
Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.'
Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah.
Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu.