Berita Nasional
Petugas Koperasi Tahu Jika Renny Meninggal Tapi Tak Melapor, Polisi Ungkap Hasil Digital Forensik
Hal tersebut diungkapkan oleh petugas koperasi yang datang kerumah tersebut untuk melakukan urusan pinjaman.
TRIBUNSUMSEL.COM - Kematian salah satu korban di Kalideres Jakarta Barat ternyata sudah diketahui sejak bulan Mei 2022 yang lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh petugas koperasi yang datang kerumah tersebut untuk melakukan urusan pinjaman.
Namun, meski mengetahui hal tersebut, nyatanya petugas koperasi tersebut tidak melapor jika ada warga yang sudah meninggal.
Pengakuan para saksi inipun disebut polisi terungkap dari hasil digital forensik dan masih terus berupaya mengungkap kasus ini.
Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Terbaru, polisi mengungkap seorang saksi yang merupakan petugas koperasi simpan pinjam yang tidak melapor saat melihat jenazah salah satu korban Renny Margaretha di rumah tersebut.
Terkait itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih mendalami dengan memeriksa saksi-saksi dalam kasus tersebut.
"Masih kita dalami ya. Ini kan bukan hanya satu tapi tiga orang, saling melengkapi," kata Hengki kepada wartawan, Rabu (23/11/2022).
Hengki tidak menegaskan apakah para saksi yang diduga merahasiakan karena permintaan salah satu korban benama Budiyanto untuk tidak melapor itu bisa dijerat pidana atau tidak.
Dia hanya menyebut jika para saksi tersebut justru membuat penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian bisa menjadi terang.
"Ini justru membantu penyelidikan kita dan ini terungkap dari hasil digital forensik. Kita masih dalami semua," jelasnya.
Korban Minta Saksi Tak Melapor
Hengki mengatakan petugas koperasi simpan pinjam diminta tidak melapor oleh Budiyanto ketika melihat Reni Margaretha sudah tewas pada Mei 2022 lalu.
Saat itu, tujuan saksi datang ke kediaman korban berkaitan dengan penggadaian sertifikat rumah.
Namun, itu, ketika mengetahui bahwa Margaretha sudah tak bernyawa, saksi langsung pergi keluar rumah.
"Langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini, langsung mengajak dua saksi lain segera keluar," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).
Setelah itu, Budiyanto langsung mengejar petugas tersebut dan meminta agar tidak melaporkan apa yang sudah dilihatnya di dalam rumah.
"(Budyanto menyampaikan) tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan sampai dilaporkan ke pihak RT ataupun warga sini tolong, dan ternyata memang tidak dilaporkan," ucap Hengki.
Hengki mengaku menyesalkan keputusan yang diambil oleh saksi dengan tidak melaporkan soal jasad di dalam rumah tersebut. Alhasil, kematian satu keluarga itu baru diketahui berbulan-bulan kemudian.
"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," ujarnya.
Sang Anak Tak Akui Ibunya Sudah Tewas
Dian, salah satu korban tewas di Kalideres, Jakarta Barat masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Hal tersebut sesuai keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.
Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambl disisir dan rambutnya rontok semua," kata Hengki.
Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.
"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.
Baca juga: Ini Kejanggalan Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Hidup Bersama Mayat Hingga Jual Rumah
Baca juga: Kelakuan Dian Disoroti Ahli Singgung Gejala Sakit Jiwa, Perlakukan Mayat Renny Margaretha Bak Hidup
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami motif kematian satu keluarga itu.
"Masih dalam penelitian. Ini kan ada dua penyebab kematian dan motif," ujar Hengki, kepada wartawan pada Rabu (23/11/2022).
"Motif sedang didalami sama-sama bersama psikologi forensik. Sekarang sedang diautopsi psikologi secara komprehensif," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, tempat kejadian perkara (TKP) atau rumah ditemukannya satu keluarga meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, disebut sudah tidak steril.
Hal itu menjadi salah satu kendala dalam pengungkapan kasus tersebut.
Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
Saat penyidik melakukan olah TKP, kata Hengki, lokasi rumah itu telah ditaburi dengan kopi oleh warga sekitar.
"Ternyata ini TKP sudah kurang steril, mengapa kurang steril? Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi," ujar dia, dalam keterangannya, Selasa (22/11/2022).
Hengki mengatakan, tidak sterilnya lokasi tersebut mengganggu proses olah TKP yang digelar oleh penyidik dan dokter forensik.
"Ini agak kacau, kemarin mungkin kedokteran forensik melihat, ini mengganggu karena banyaknya kopi yang disebar," tuturnya.
Kendala lainnya adalah sulitnya tim patologi anatomi untuk mencari penyebab kematian terhadap keempat mayat itu.
"Terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," kata dia.
"Jadi dokter-dokter sedang bekerja keras saat ini untuk mencari petunjuk sebab-sebab kematian," sambung Hengki.
Dalam pengungkapan kasus itu, pihaknya turut melibatkan profesi-profesi lain dalam kasus tersebut dan masih belum mendapatkan kesimpulan.
Motif terjadinya kematian satu keluarga tersebut masih terus didalami.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dan di TribunJakarta.com