Berita Nasional
Nasib Ibu Hamil 4 Bulan Hilang Tertimpa Bangunan Gempa Cianjur, Sempat Lirih Terdengar Minta Tolong
Indri Rahmawati (23) ibu hamil usia kandungan 4 bulan Kampung Seulaeurih, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dilaporkan hilang usai terjadi gempa hing
TRIBUNSUMSEL.COM- Indri Rahmawati (23) ibu hamil usia kandungan 4 bulan warga Kampung Seulaeurih, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dilaporkan hilang usai terjadi gempa hingga Selasa (22/11/2022) masih belum ditemukan.
Hilangnya Indri membuat sang ibu dan suaminya dilanda kekhawatiran yang teramat sangat.
Apalagi warga sempat mendengar suara lirih perempuan yang meminta tolong dari balik reruntuhan bangunan terdampak gempa Cianjur.
Baca juga: Nasib Pilu Deden, Istri dan Anak Tewas Tertimbun Longsor Gempa Cianjur
Kala itu, warga mengangkat satu per satu kayu batangan dari sebuah rumah ambruk akibat gempa Cianjur di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Dari balik reruntuhan rumah tersebut, samar-samar suara perempuan minta tolong didengar tiga orang warga Kampung Seulaeurih.
Beredar kabar, empunya suara adalah Indri Rahmawati (23) yang sedang hamil anak kedua usia kandungan empat bulan.
Sejak gempa Cianjur meluluhlantakkan banyak bangunan di sekitar episentrum pada Senin (21/11/2022) siang, Indri dinyatakan hilang.
Warga masih belum menemukan Indri sampai Selasa (22/11/2022) malam.
Mereka menduga Indri tertimpa reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa Cianjur.
Ipah (47) harap-harap cemas karena putrinya itu belum kunjung diketahui keberadaannya.
Suaranya parau, sorot matanya nanar, wajahnya terlihat lelah karena sejak kemarin ia belum tidur.
"Apalagi di tenda pengungsian seperti ini banyak warga lain ikut bergadang menjaga anak-anak mereka," kata Ipah.
Sebelum gempa Cianjur, putrinya pamit ke warung untuk membeli kuaci karena bawaan orok.
Sayang, kuaci yang dicari tak didapat lantas Indri pergi ke rumah pamannya, Didin.
"Dari rumah kerabatnya itu ia sudah pamit untuk pulang," cerita Ipah ditemui di tenda pengungsian pada Selasa sore.
Ia lantas melanjutkan, "saat berjalan pulang terjadi gempa dan semua rumah ambruk ke jalan."
Dugaan Ipah, saat gempa sang putri takut dan berteduh di sebuah rumah namun ambruk kena getaran.
Baca juga: Pengacara Brigadir J Minta Ferdy Sambo CS Tak Pakai Masker di Sidang : Biar Tahu Bohong atau Tidak
Tertimpa Bangunan saat Berteduh
"Ada yang melihat anak saya berteduh, karena saat gempa terjadi gerimis juga," Ipah menambahkan seperti disitat dari Tribun Jabar.
Saat kejadian, suami Indri sedang bekerja di Jakarta dan kini masih ikut mencari belahan jiwanya itu.
Tak hanya itu, Ipah ikut mendatangi rumah sakit terdekat khawatir anaknya sudah dievakuasi.
Dari kejauhan, debu beterbangan di antara material bangunan roboh yang diangkut warga dan sejumlah relawan dari sumber suara.
Mereka menggunakan peralatan seadanya memindahkan bebatuan dan menggali, tanpa bantuan alat berat.
Pencarian sementara dihentikan saat azan Magrib.
Sampai saat ini tim evakuasi gabungan dari unsur TNI, Polri dan Basarnas belum menyentuh Kampung Seulaeurih.
Didin menjelaskan keponakannya Indri sedang mengandung anak kedua usia kandungan empat bulan.
Ia sempat mengobrol dengan Indri setelah tak dapat kuaci dari warung yang tak begitu jauh dari rumahnya.
Waktu itu, Didin sedang memberi makan burung dan belum sempat menggantungkan sangkarnya.
"Dia pergi. Hitungan detik, enggak lama gempa," ujar Didin kepada TribunnewsBogor.com.
Saat gempa Cianjur, keponakannya itu tak sempat keluar gang, sementara bangunan di sekitarnya ambruk.
Didin menduga Indri masih terjebak di gang tersebut dan tertimpa rumah roboh.
"Belum tau pasti dia di mana, entah di sini, entah di samping masjid. Karena gang ini tembusan," aku Didin.
Tak jauh dari Kampung Seulaeurih, tepatnya di Kampung Nagrog, warga antusias memanfaatkan pengobatan gratis relawan Ners Indonesia.
Sebelum bantuan datang, mereka sempat mengadu di media sosial karena belum datang bantuan logistik dan obat-obatan.
Banyak warga menderita luka ringan seperti memar ingin berobat.
"Alhamdulillah hari ini ada pengobatan gratis dari Ners Indonesia, warga langsung antusias berobat," ujar Asep, warga Kampung Nagrog.
Hanya kendaraan roda doa yang bisa mengakses sejumlah spot di Kampung Nagrog dan Kampung Seulaeurih.
Pantauan wartawan Tribun di lokasi, banyak reruntuhan rumah menutupi jalan dan belum sepenuhnya dievakuasi alat berat.
Tenda-tenda darurat dipenuhi pengungsi mudah dijumpai sepanjang jalan dari Desa Sukamanah, Desa Gasol, hingga Desa Benjot.
Mereka takut kembali ke rumahnya karena rusak, di samping itu khawatir ada gempa susulan.
Menjelang Magrib, gempa susulan kembali mengagetkan warga Desa Benjot yang bertahan di tenda pengungsian.
Korban Terbaru 268 Orang
Korban meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 268 orang untuk sementara.
"Korban jiwa meninggal dunia 268," ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers hari ini.
Sementara korban jiwa telah teridentifikasi sejumlah 122 dari 268 orang.
Menurut data dari lapangan , korban hilang 151 orang dan masih dalam pencarian.
"Apakah dari 151 orang (hilang) ini bagian dari yang belum teridentifikasi akan kami dalami lebih lanjut," imbuh dia.
Sedangkan korban luka-luka 1.083 orang dan 58.362 warga harus mengungsi.
Berdasarkan data kerusakan dari Pusdalops BPBD Kabupaten Cianjur, total ada 22.198 unit rusak.
Dengan rincian, bangunan rusak berat 6.570 unit, rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.
Semua bangunan rusak itu tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta
Baca berita lainnya di Google News