Berita Nasional

Polisi Bicara Soal Sosok Kombes yang Anaknya Diduga Aniaya Remaja, Orang Tua Korban Tolak Kata Damai

Bahkan polisipun belum bisa memastikan pelaku pemukulan terhadap pemuda berinisial FB (16) merupakan anak anggota Polri berpangkat Kombes.

Editor: Slamet Teguh
Kompas.com/Tria Sutrisna
Yusna, ibunda korban penganiayaan berinisial MFB (16) di PTIK Jakarta Selatan saat mendatangi Polda Metro Jaya. Polisi Bicara Soal Sosok Kombes yang Anaknya Diduga Aniaya Remaja, Orang Tua Korban Tolak Kata Damai. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Sosok polisi berpangkat Komisaris Besar yang anaknya diduga menganiaya remaja di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan hingga kini masih menjadi pertanyaan.

Bahkan polisipun belum bisa memastikan pelaku pemukulan terhadap pemuda berinisial FB (16) merupakan anak anggota Polri berpangkat Kombes.

Namun, informasi yang terbaru sosok Kombes tersebut meminta maaf kepada orang tua korban dan meminta agar kasusnya ini berakhir damai.

Hanya saja, orang tua korban menolak hal tersebut dan meminta proses kasus ini diteruskan.

Seperti diketahui, penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan belum bisa memastikan pelaku pemukulan terhadap pemuda berinisial FB (16) merupakan anak anggota Polri berpangkat Kombes.

Diketahui aksi dugaan pemukulan tersebut terjadi saat bimbingan belajar (bimbel) pendaftaran calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan.

"Saya belum periksa terlapor nanti kita gali lagi untuk masalah itu (pelaku anak Kombes)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy saat dihubungi, Jumat (18/11/2022).

Irwandhy menyebut saat ini pihaknya masih fokus untuk mencari kontruksi kasus tersebut dengan memeriksa beberapa saksi.

Sejauh ini, sudah ada empat orang yang diperiksa yang terdiri dari pelapor, kakak korban hingga dua pelatih calon taruna Akpol yang berada di lokasi.

"Kami belum kearah sana (pengakuan pelaku anak Kombes), kami periksa saksi-saksi dulu untuk mendapatkan peristiwa secara utuh, setelah itu kami ke TKP dan kita pendalaman di TKP dan saksi-saksi lainnya untuk membuat utuh peristiwanya dulu," ucapnya.

Di sisi lain, Irwandhy juga menyebut pihaknya belum memeriksa terlapor sehingga belum bisa dipastikan apakah pelaku merupakan anak anggota Polri atau bukan.

Mengaku Dianiaya Anak Kombes

Sebelumnya, ibu korban bernama Yusna mengaku sudah melaporkan insiden pemukulan yang diterima anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP/3596/XI/2022/RJS pada Sabtu, 12 November 2022.

Yusna menceritakan insiden yang terjadi saat anaknya tengah melakukan bimbingan belajar (bimbel) jasmani di kawasan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022) lalu.

Yusna menyebut anaknya dipukuli oleh anak petinggi di Korps Bhayangkara karena dituding menyembunyikan topi.

"Tiba-tiba anak saya pulang ke rumah terus dia lapor kalau dia dipukul sama salah satu anak petinggi polisi. Tempat kejadiannya itu di PTIK," kata Yusna di Polda Metro Jaya, Selasa (15/11/2022).

Yusna menyebut anaknya dan pelaku memang tengah mengikuti bimbel untuk calon pendaftar taruna di Akademi Kepolisian (Akpol).

Saat itu, Yusna menyebut anaknya dipukuli di lapangan dan parkiran PTIK. Aksi tersebut juga diklaim Yusna dilakukan oleh pelaku di depan pelatih.

"Yang paling bikin saya miris itu pelatihnya itu tahu kalau anak saya sudah dibuat bonyok sama anak ini dan dia lihat sendiri kalau anak saya sudah dipukul sama anak itu," ujarnya.

Yusna menyebut akibat pemukulan itu anaknya mengalami sejumlah luka memar di beberapa bagian tubuhnya, bahkan mengalami trauma.

Pengakuan anaknya, pelaku merupakan seorang anak anggota Polri berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang menjabat sebagai Irwasda Polda Kalimantan Utara (Kaltara).

Terduga pelaku, lanjut Yusna, juga kerap mencatut nama orang tuanya saat terlibat masalah.

"Dia (anak saya) bilang, dia (RC) anak Kombes bu, pelatih aja takut sama dia. Karena di mana-mana dia bikin masalah selalu bawa-bawa nama anak Kombes," ucap Yusna.

Baca juga: Anak Kombes Polisi Dilaporkan Aniaya Sesama Calon Taruna Akpol, Sosok Ayah Jadi Sorotan

Baca juga: Heboh Anak Kombes Diduga Aniaya Sesama Calon Taruna, Kerap Catut Nama Ayahnya Saat Berbuat Onar

Seperti beberapa kasus lain, setelah terpublikasi ke media massa, polisi berpangkat komisaris besar (kombes) yang anaknya diduga menganiaya teman bimbingan belajarnya (bimbel), FB (16) di PTIK Jakarta, menyampaikan permintaan maaf dan "damai".

Lalu, bagaimana reaksi orang tua korban?

Ibunda RC, Yusna bersama korban telah melaporkan kasus dugaan penganiayaan anak kombes tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Dugaan penganiayaan yang dilakukan anak kombes terhadap anak Yunas itu terjadi di tempat bimbel jasmani di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, pada Sabtu (12/11/2022).

Saat itu, pelaku dan korban sedang sama-sama mengikuti bimbel jasmani di area PTIK.

FB dianiaya mulai dari area parkir hingga ke lapangan di hadapan pelatih mereka.

Akibatnya FB mengalami luka memar ditubuh dan wajahnya serta juga trauma.

Karena peristiwa itu, ibu korban, Yusna melaporkan dugaan tindakan kekerasan yang dialami anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan.

(12/11/2022). Ibu korban telah membuat laporan kepolisian ke Polres Metro Jakarta Selatan.  (istock)
Yusna selaku ibu korban mengatakan setelah kasus ini mencuat di media massa, pelatih bimbel berupaya memediasi untuk berdamai.

Selain itu, orang tua pelaku yang berpangkat Kombes sudah meminta maaf dan berharap mereka berdamai.

Namun Yusna mengaku menolak damai dan ingin kasus penganiayaan anaknya tetap diproses hukum.

Ia menolak secara tegas kasus pemukulan anaknya itu diselesaikan secara kekeluargaan.

"Sebelum media nasional ngangkat kasus ini, kami tidak ada diajak mediasi dari pihak bimbel maupun orangtua terlapor," kata dia.

"Baru ada setelah sudah tershare di media. Kita jawab secara normatif. Kita selesaikan melalui hukum," lanjut Yusna.

Menurutnya, orang tua terlapor pun telah menyampaikan permohonan maaf melalui aplikasi perpesanan pada Rabu (16/11/2022) kemarin.

"Ya, sudah ada dihubungi sama bapak terlapor. Kita tetap ingin melanjutkan secara hukum," kata dia.

"Kalau damai kita tidak mau damai biar ada efek jera. Karena ini bukan sekali dua kali dia melakukannya," sambungnya.

Menurut Yusna, saat ini kakak korban menjalani pemeriksaan oleh penyidik karena saat kejadian berada di lokasi.

"Pemeriksaan hari ini ditanya apakah melihat kejadian itu. Kan betul-betul mendampingi dia. Jadi, betul-betul ada di tempat," ujar dia.

"Mulai dari dipukulin di mobil di tempat parkir di lapangan. Soal kronologi kejadiannya seperti apa dan siapa saja yang melihat," sambungnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dan di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved