Berita Nasional

Polisi Temukan Petunjuk Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Jakbar, Kriminolog Ungkap 2 Teori Kematian

Kasus kematian satu keluarga yang ditemukan didalam rumah di Jakarta Barat hingga kini masih menjadi perhatian publik.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Polisi Temukan Petunjuk Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Jakbar, Kriminolog Ungkap 2 Teori Kematian 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus kematian satu keluarga yang ditemukan didalam rumah di Jakarta Barat hingga kini masih menjadi perhatian publik.

Meski belum mendapatkan kepastian, polisi kini temukan petunjuk baru soal kasus tewasnya satu keluarga di Jakarta Barat.

Kepolisian mendapat petunjuk baru berupa bekas bungkus makanan tekait kasus ini.

Sementara Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mengungkap ada dua teori soal kematian satu keluarga di Jakarta Barat.

Seperti diketahui, penyebab kematian empat anggota keluarga Citra Garden I Ekstension, Kalideres, Jakarta Barat masih terus diselidiki. 

Keempat jasad itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).

Polisi menemukan petunjuk baru saat melakukan kembali olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Minggu (13/11/2022) malam. 

Kepolisian mendapat petunjuk baru berupa bekas bungkus makanan. 

Ditemukannya petunjuk tambahan tersebut mengaburkan dugaan empat anggota keluarga itu tewas karena kelaparan. 

Meski demikian Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan. 

"Kita temukan bungkus bekas makanan, ini kita teliti, kapan yang bersangkutan terakhir makan dan nanti dipadukan dengan dokter forensik."

"Nanti baru bisa kita tentukan apa motif dari tewasnya ini." 

"Kita belum bisa menyimpulkan bahwa korban ini meninggal karena kelaparan, karena dari hasil penyelidikan kami sementara ini kami temukan beberapa bekas bungkus makanan," kata Hengki, dikutip dari youTube KompasTv, Senin (14/11/2022). 

Hengki mengatakan, pihaknya terus menyelidiki penyebab tewasnya satu keluarga itu, termasuk dugaan adanya keracunan makanan. 

Haryadi mengatakan dugaan itu diselidiki karena penyebab kematian sementara yang sudah disampaikan belum bisa dibuktikan.

"Itu yang sedang kami selidiki dan teliti, dari berbagai kemungkinan."

"Nanti dari kedokteran forensik seperti apa penelitiannya, termasuk penyelidikan konvensional," ujar Hengki.

Saat ini, penyidik bersama tim dari Pusat Laboratorium Forensik Polri masih akan mendalami sejumlah temuan-temuan baru, yang didapatkan dari hasil olah TKP.

Polisi terus mencari motif yang menyebabkan empat orang tewas dalam satu rumah ini. 

Polisi Periksa Sejumlah Warga

Warga diminta menjadi saksi tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Grand ini. 

Tetangga korban bernama Alvaro Roy menyebut ia dan beberapa warga lainnya diminta untuk menjadi saksi guna diambil keterangannya mengenai peristiwa tersebut.

"Saya bersama beberapa tetangga lainnya diminta untuk jadi saksi," kata Alvaro, Senin (14/11/2022) dilansir Tribunnews. 

Meski demikian, Alvaro mengatakan, ia perlu berkoordinasi dengan pihak Ketua RT setempat terkait permintaan dirinya menjadi saksi atas kasus tersebut.

"Tapi saya mau ketemu Pak RT dulu," ucapnya.

Disebut Keluarga Mapan

Ketua RT07/15 Perumahan Citra Garden I Ekstension, Asiung mengungkap empat korban sebetulnya berasal dari keluarga mapan.

Hal itu terlihat dari sejumlah harta benda yang dimiliki keluarga tersebut mulai dari rumah hingga kendaraan roda dua dan roda empat.

"Saya katakan ini keluarga mapan, punya mobil punya motor dan bukan keluarga penerima bansos (bantuan sosial)," kata Asiung, Minggu (13/11/2022).

Asiung mengatakan, terkait kepemilikan mobil dan motor itu tak hanya diketahui oleh dirinya saja.

Menurutnya, warga sekitar pun  juga mengetahui perihal harta yang dimiliki satu keluarga tersebut.

Sementara itu, Asiung juga kerap beberapa kali melihat RM (66) yang merupakan istri sekaligus korban tewas bersama DF (42) anaknya berbelanja keperluan dapur.

"Punya mobil dan motor yang kadang kadang sebelum kejadian suka ke pasar ibu dan anak ini," ucapnya.

Baca juga: Isu Suara Bayi di Rumah Keluarga Tewas di Kalideres Terkuak, Temukan 3 Kejanggalan Lain

Baca juga: Tangis Janati Pecah Depan Jasad Suami, Korban Tewas Tertimpa Bangunan Runtuh Tinggalkan Istri 3 Anak

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala turut menanggapi adanya temuan jenazah empat orang yang merupakan satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) kemarin.

Adrianus pun mengungkap dua teori terkait kematian empat orang di Kalideres yang diduga meninggal karena kelaparan tersebut.

Teori yang pertama menurut Adrianus adalah korban bisa saja meninggal bukan karena kelaparan tapi sengaja dilaparkan oleh seseorang.

Ada kemungkinan satu atau dua orang dari korban yang sengaja ditutup aksesnya untuk makan.

Hingga akhirnya korban harus meninggal dunia karena tidak bisa makan akibat penutupan akses ke makanan tersebut.

"Teori pertama adalah mereka bukan kelaparan, tapi dilaparkan. Artinya ada mungkin ada dua orang yang sengaja ditutup aksesnya untuk kemudian tidak makan hingga mati," kata Adrianus dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (14/11/2022).

Adrianus menambahkan, penutupan akses keluar rumah, ditutupnya jendela dan seluruh ventilasi yang ada di rumah membuat bau jenazah tidak tercium keluar.

Hal tersebut bisa saja sudah dipersiapkan oleh seseorang, sehingga untuk menyamarkan keberadaan jenazah di dalam rumah tersebut.

"Nah untuk itu maka untuk membuat bau tidak kemana-mana, sebelum yang ketiga-keempat mati, sehingga dipakailah itu tadi," imbuhnya.

Lebih lanjut Adrianus menyebutkan, teori yang kedua yakni adanya suatu keyakinan bersama terkait hidup setelah mati.

Atau bisa saja dari keempat anggota keluarga tersebut, terdapat satu dua orang yang tidak setuju.

Namun orang yang tidak setuju tersebut dipaksa untuk ikut mati bersama.

"Teori kedua, bahwa ada suatu keyakinan bersama yang mereka yakini mengenai hidup setelah mati itu. Mungkin sekali misalnya dari keempat orang itu, satu dua orang tidak meyakini kemudian dipaksa mati bersama," terang Adrianus.

Polisi Belum Bisa Simpulkan Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Anut Paham Apokaliptik

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kasus tewasnya satu keluarga di rumahnya kawasan Kalideres, Jakarta Barat menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.

Bahkan, pengamat menduga jika keluarga tersebut menganut paham akhir dunia alias apokaliptik.

Terkait itu, pihak kepolisian tidak mau berandai-andai soal apakah satu keluarga tersebut menganut paham-paham atau sekte-sekte tertentu.

"Secara resmi belum bisa menyimpulkan (soal penganut paham atau sekte tertentu)," kata Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy saat dihubungi, Senin (14/11/2022).

Avrilendy mengungkapkan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik untuk mengetahui penyebab pasti kematian satu keluarga tersebut.

"Kita tuggu hasil Puslabfor Polri, kemarin kita udah kasih sampel lambung sama hati dan organ tubuh lainnya. Kita masih tunggu itu untuk menyebab kematian," ungkapnya.

Sebelumnya warga di perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).

Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial Rudiyanto Gunawan (71), anak berinisial Dian (42), ibu berinisial K. Margaretha Gunawan (66), dan paman berinisial Budiyanto Gunawan (68).

Lambung Korban Tidak Terisi Makanan

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.

Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.

"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.

Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.

Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.

"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved