Berita Nasional
Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Warga Cium Bau Bangkai Sejak Maret, Keluarga Mapan
Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Warga Cium Bau Bangkai Sejak Maret, Keluarga Mapan
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Misteri kematian satu keluarga di Kalideres masi banyak tanda tanya.
Hingga kini polisi belum menemukan penyebab kematian satu keluarga tersebut.
Satu fakta terbaru adalah para warga sekitar ternyata mengaku mencium bau bangkai sejak Maret 2022,
Hal tersebut sebelum 4 jenazah satu keluarga ditemukan di perumahan Citra Garden Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Seorang tetangga korban, Calvin (29) membenarkan hal soal mencium bau bangkai tersebut.
Meski begitu, Calvin menjelaskan, bau bangkai itu sempat hilang.
"Baunya muncul dan hilang. Tidak ketemu bangkai," kata Calvin.
Saat itu, ia menduga bau tersebut berasal dari tikus mati.
"Saya pikir ini bau tikus, enggak ada yang tahu," ujarnya.

Bahkan, Calvin mengatakan, sempat menyuruh beberapa orang untuk mencari asal bau bangkai tersebut.
Berdasarkan hasil autopsi, dipastikan tidak ditemukan bekas tindak kekerasan terhadap 4 mayat yang ditemukan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengungkap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, 4 mayat tersebut ternyata tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama.
Hal tersebut yang mengakibatkan otot-otot pada keempat mayat mengecil.
Temuan tersebut, mengindikasikan, jika keempat jasad sebelumnya mengalami dehirasi dan kurang nutrisi.
"Hasil pemeriksaan secara motoris pada autopsi yang dilakukan RS Polri Kramat Jati, terhadap empat mayat tersebut tidak ditemukan tanda kekerasan," ujar Pama di Mapolres Metro Jakarta Barat, di Jalan Daan Mogot, Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

"Bahwa dari lambung keempatnya, tidak ada makanan yang ditemukan. Jadi bisa diduga, dari pemeriksaan dokter laboratorium, mayat-mayat itu tidak ada makan dan minum cukup lama," lanjutnya.
Lebih lanjut, Pasma menyampaikan keempat mayat tersebut sudah berubah menjadi mumi.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dokter forensik, Pasma menyampaikan jika kematian empat orang tersebut sudah sejak 3 minggu yang lalu.
"Dari bapak, ibu, anak, serta dari iparnya ini, meninnggal di waktu yang berbeda. Sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," jelas Pasma.
"RS Polri Kramat Jati akan melakukan pendalaman untuk memeriksa hati dan organ-organ yang lainnya, sehingga bisa lebih spesifik terhadap penyebab kematian keempatnya," jelas Pasma.
Menurut Pasma dari keterangan warga dan ketua RT, diketahui keluarga ini sudah mengepak barang sekitar 3 minggu lalu.

"Karenanya warga dan Pak RT mengira mereka sudah pindah," ujarnya.
Terkait mobil milik keluarga ini yang hilang, kata Pasma, polisi masih melakukan penyelidikan.
Hal pasti kata Pasma saat ditemukan kondisi rumah dalam keadaan rapi.
"Kami akan cari kemungkinan adanya keluarga atau kerabat lainnya dari jejak percakapan Handphone para korban," kata Pasma.
Menurutnya dalam Kartu Keluarga diketahui hanya ada 4 nama korban ini dan tidak ada anggota keluarga lainnya.
Terkait dugaan adanya gas beracun sebagai penyebab matinya korban, Pasma, mengatakan bahwa dokter forensik tidak menemukan indikasi itu.
"Yang pasti di lambung ke 4 mayat tidak ada makanan. Yang artinya mereka tidak makan dan minum dalam waktu cukup lama, sebelum meninggal," katanya.
Keluarga mapan
Satu keluarga berisi empat orang yang tewas di perumahan Citra Garden Extension Blok AC5/7, RT 7/15, Kalideres, Jakarta Barat disebut keluarga berada.
Hal tersebut disampaikan langsung Ketua RT setempat Asiung saat ditemui di perumahan itu.
"Jadi betul sebelum itu korban punya mobil dan motor warga sekitar juga mengetahui korban memiliki kedua kendaraan tersebut," sambungnya.
Adapun menurut Asiung kendaraan korban tersebut merupakan mobil perkotaan dan digunakan untuk pergi ke pasar.
"Punya mobil dan motor yang kadang kadang sebelum kejadian suka ke pasar ibu dan anak ini.
Kalau jenis mobilnya Honda Brio," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Tribunnews.com