Berita Nasional
6 Fakta Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres, Putus Hubungan Keluarga Hingga Packing Barang
6 Fakta Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres, Putus Hubungan Keluarga Hingga Packing Barang
TRIBUNSUMSEL.COM - Masih misterius penyebab tewasnya satu keluarga di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Bagaimana tidak, empat orang yang terdiri dari suami istri, anak dan ipar ditemukan dalam kondisi tewas dan membusuk di rumah mereka pada Kamis (10/11/2022), tak menunjukkan ada tanda kekerasan pada tubuhnya.
Hal tersebut terlihat setelah jasad keempatnya diautopsi.
Yang lebih mencengangkan lagi adalah, labung dari keempat jenazah tersebut tak memperlihatkan ada sisa makanan.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Misteri Kapur Barus dan Waktu Kematian Berbeda Satu Keluarga di Kalideres, Untuk Hilangkan Bau?
Sempat muncul spekulasi, satu keluarga ini tewas karena kelaparan.
Akan tetapi, dugaan kelaparan ini dianggap tidak sesuai dengan kondisi ekonomi korban yang disebut tidak berkekurangan.
Spekulasi kelaparan juga dianggap aneh oleh pihak keluarga korban.
Dihimpun Tribunnews.com, Sabtu (12/11/2022), berikut perkembangan terbaru soal kematian satu keluarga di Kalideres:

1. Ekonomi korban disebut cukup
Ris Astutsi, adik dari salah satu korban menyatakan keluarga korban mempunyai latar belakang ekonomi yang cukup.
"Ya sedang-sedang saja, tidak ada keluhan dan sebagainya. Ya istilahnya standar lah umum. (Secara ekonomi) ya cukup," ucap Ris saat mendatangi Polsek Kalideres, Jakarta Barat bersama suaminya bernama Handoyo, Sabtu (12/11/2022).
Karena itu, ia keheranan saat muncul spekalasi satu keluarga itu meninggal karena kelaparan.
"Justru kami sudah berapa puluhan tahun kan tidak pernah kontakan. Nah itu yang jadi masalah, kalau misalnya hanya cuma lapar itu tidak punya makanan bisa kan telepon saudara kan," tuturnya.
2. Korban menjauh dan menutup komunikasi dengan keluarga lain
Satu keluarga yang tewas disebut sudah lama tidak menjalin komunikasi dengan keluarga yang lain.
Bahkan putus kontak komunikasi itu sudah berlansung cukup lama.
Saat ada acara keluarga, korban juga disebut tidak pernah datang.

"Enggak, ada acara apa di keluarga dia juga enggak pernah datang, misal ada kesusahan atau kawinan enggak pernah muncul," kata ipar korban, Handoyo di Polsek Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022).
Handoyo mengungkapkan keluarga korban pernah ikut dalam perayaan Natal puluhan tahun yang lalu. Setelah itu, mereka memutus komunikasi.
Sementara istri Handoyo, Ris Astuti yang merupakan adik kandung korban berinisial KM mengatakan komunikasi terakhir dengan kakaknya itu juga lima tahun yang lalu.
Setelah itu, Ris mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan keluarga kakaknya tersebut.
"Enggak ada, enggak tau ya kita ga pernah kontekan soalnya udah lama," jelasnya.
3. Tentang pekerjaan korban
Keluarga korban juga mengungkap soal pekerjaan korban.
Menurut Ris, kakaknya dulu bekerja sebagai pedagang kue.
"(Kakak) kerjanya dulu jual kue," kata Ris kepada wartawan di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).
Sementara itu, untuk suami dari KM berinisial RG pernah bekerja sebagai pekerja kantoran.
Namun, Ris mengaku tidak mengetahui secara pasti untuk pekerjaan mereka saat ini karena sudah putus hubungan sejak lima tahun yang lalu.

"Tapi yang bapaknya di kantor. kantoran, kerja kantoran. Tapi dulu, belakangan kita nggak tau ya karena lepas kontak," ucapnya.
Sementara itu, suami Ris, Handoyo juga tidak mengetahui secara pasti pekerjaan anak korban berinisial DF yang juga ditemukan tewas.
"Kalau anaknya saya enggak tahu kerja apa," tuturnya.
4. Barang-barang korban sudah dipacking, seperti mau pindah
Polisi menemukan fakta soal kondisi rumah korban.
Menurut Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik, barang-barang korban sudah dalam kondisi dikemasi seperti orang yang hendak pindah.
"Jadi didalam rumah itu, barang itu jadikan banyak barang barang yang dimasukin kardus dll, diikat juga. Barang kayak bajunya juga udah diiket gini, kayak orang mau pindah, lampu juga banyak udah banyak yang dicopot," katanya saat dihubungi TribunJakarta.com pada Sabtu (12/11/2022).
Selain itu, polisi juga menyatakan di dalam rumah itu tidak ditemukan bahan makanan.
Kulkas milik keluarga juga dalam kondisi kosong.
"Tidak ditemukan sedikit pun (makanan) di rumah itu. Kalau rumah normal kan sesusah-susahnya orang di rumah masih ada sisa beras, sisa minyak atau belanjaan di kulkas. Ini kosong," katanya.
5. Komunikasi terakhir Ketua RT
Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat sempat berkomunikasi terakhir dengan salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarga lainnya.
Asiung mengatakan komunikasi itu dilakukan dengan DF (42), anak dari keluarga tersebut.
Komunikasi itu karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.
Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.
"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.
Setelah itu, Asiung mengatakan pihaknya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, keluarga tersebut meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.
"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.
6. Dikenal sebagai keluarga tertutup
Satpam yang sering melakukan patroli di wilayah tersebut, Darso (52), menyebut satu keluarga yang tewas itu adalah sosok yang tertutup.
Ia mengatakan, rumah keluarga tersebut selalu tertutup rapat.
Darso juga berujar, para korban jarang bergaul dengan warga.
Sehingga, dirinya tidak tahu pekerjaan atau nama anggota keluarga tersebut.
"Lihat saja pagarnya kan tinggi banget, jadi enggak kelihatan dari luar," katanya, Jumat, dikutip dari Wartakotalive.com.
"Padahal kami patroli terus tiap hari, tapi enggak kenal orang tersebut, karena selalu tertutup," beber Darso.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com