Arti Kata Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, Sifat-sifat pada Diri Rasulullah yang Patut Diteladani

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Kata Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, Sifat-sifat Ada pada Diri Rasulullah yang Patut Diteladani.

Sebagai umat muslim kita patut menjadikan junjungan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW sebagai teladan.

Bagaimana cara meneladani Beliau? Selain melaksanakan apa yang ada dalam Alquran dan hadist, kita juga wajib meneladani sifat-sifat dasar Rosulullah.

Apa saja sifat-sifat dasar rasulullah SAW? Biasanya sifat-sifat dasar rasulullah ini sudah dipelajari oleh siswa-siswa sekolah dasar lewat pelajaran Agama Islam dan menjadi bagian dari pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini.

Ada empat sifat dasar nabi Muhammad, yaitu Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Masing-masing mengandung pengertian yang baik sekaligus mampu menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan di dunia, termasuk menjadi seorang pemimpin. 

Baca juga: Arti Naudzubillah Min Dzalik Berikut Penjelasan Kapan Waktu Tepat Mengucapkannya

Berikut arti kata Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

1. Arti Siddiq
As-sidiq sebagai sifat wajib rasul berarti benar. Rasul tak mungkin berbohong kepada Allah maupun kepada orang lain.

Sebagai seorang rasul, bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Kejujuran ini juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya yang menyembah berhala. Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan sesembahan tersebut. Al-Quran pun merekam peristiwa tersebut:

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi." (QS Maryam: 41).

Baca juga: Arti Yaumul Milad dan Contoh Ucapannya yang Penuh Makna dan Doa serta Cara Menjawabnya

2. Arti Amanah

Arti amanah adalah terpercaya atau dapat dipercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul, sebab jika tidak tugas-tugasnya yang sangat berat tak mungkin terlaksana.

Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."