Mahasiswa UIN Korban Pelecehan Senior
Kasus Kekerasan Mahasiswa, UIN RF Palembang Bentuk Tim Pencari Fakta, Usut Dugaan Pelecehan
Menindaklanjuti dugaan kasus kekerasan mahasiswa dan pelecehan, UIN Raden Fatah Palembang membentuk Tim Investigasi Pencari
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Menindaklanjuti dugaan kasus kekerasan mahasiswa dan pelecehan, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang membentuk Tim Investigasi Pencari Fakta.
Terbentuknya tim pencari fakta ini nantinya mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami salah seorang mahasiswa saat menjadi panitia kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa Kampus (UKMK).
Ketua Tim Investigasi pencari fakta, sekaligus Wakil Dekan III Fakultas FISIP UIN Raden Fatah Palembang Dr Kun Budianto mereka tidak tinggal diam mendengar adanya dugaan kekerasan yang dialami mahasiswa kampus.
"Kami baru membentuk tim Investigasi pencari fakta dan data, tindak kekerasan itu jelas UIN tidak akan diam. Yang melakukan mungkin terancam pemberhentian, kita akaan lihat rambu kode etiknya karena ada kode etik kemahasiswaan, " ujar Kun saat dijumpai usai menjenguk korban dugaan pelecehan mahasiswa UIN di Palembang, Senin (3/10/2022).

Tim investigasi akan bergerak cepat untuk mengusut kasus ini dengan segera memanggil pihak-pihak yang melakukan tindak kekerasan. Jika terbukti terjadi tindakan hukum dan kriminal, kampus tidak segan untuk memberhentikan oknum tersebut.
"Kami meninjau dari kode etik kemahasiswaan yang ada. Kami bertindak cepat agar peristiwa ini tak menjadi konsumsi negatif," ujarnya.
Baca juga: Razia Zebra Oktober 2022 Sampai Tanggal Berapa, Polres Lubuklinggau Ungkap Sasaran Operasi
Lanjut Kun, kini Tim Investigasi tengah mengumpulkan fakta dan data-data yang ada termasuk apakah pendidikan dasar (Diksar) yang dilakukan memiliki surat izin.
"Kami cek, adakah mereka izin atau tidak semuanya kami cek. Kami masih mencari data, semua yang terlibat sedang kami panggil. Baru satu kelompok yang kami kumpulkan, belum menyimpulkan lebih banyak, " jelasnya.
"Kami mohon maaf belum banyak yang bisa kami sampaikan, karena fakta dan data sedang dirumuskan, " ujarnya.
Dipaksa Senior Buka Baju
Sebelumnya, pelecehan mahasiswa UIN Raden Fatah di Palembang, kejadian dugaan tindak kekerasan ini diduga dialami AL (19) mahasiswa UIN RF.
Tindak pelecehan mahasiswa UIN Raden Fatah ini dialami dalam saat korban mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) yang diadakandi kampusnya.
Dari kabar beredar, korban pelecehan mahasiswa UIN Raden Fatah ini dipaksa mahasiswa senior buka baju dan ditelanjangi oleh pelaku.
ZR (21) kakak kandung korban mengatakan, adiknya tersebut bukanlah mahasiswa baru (maba) melainkan mahasiswa semester 3 Jurusan Ilmu Perpustakaan.
"Adik saya Panitia Konsumsi di diksar itu," ujarnya saat dihubungi awak media, Senin (3/10/2022).
Kata ZR, adiknya mengalami kekerasan oleh sesama panitia setelah membocorkan dugaan pungli yang terjadi dalam diksar tersebut.
Adiknya lalu dianiaya oleh orang yang diperkirakan lebih dari 10 orang.
"Apa yang adik saya bocorkan itu sesuai fakta. Diksar itu ada biaya Rp.300 ribu mencakup keseluruhan. Tapi setiap peserta masih diminta sembako. Adik saya membocorkan rahasia itu ke teman-temannya yang pembela kebenaran. Rupanya ketahuan oleh orang-orang sesama organisasi (panitia diksar)," ujarnya.
Akibat kejadian itu, korban mengalami sejumlah luka di bagian tubuh hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
ZR mengatakan, keluarga juga sudah melakukan visum untuk memperkuat bukti adanya tindak kekerasan.
"Matanya lebam, satu biru dan satu merah. Bibirnya bengkak, dagunya kena sudutan rokok. Tangannya dari bahu sampai pergelangan tangan juga biru semua," ujarnya.
Sempat beredar kabar jika kasus ini akan diarahkan ke mediasi.
ZR mengatakan belum mengetahui hal tersebut.
Meski demikian, dia sangat berharap adanya ketegasan dari pihak kampus kepada pelaku kekerasan terhadap adiknya.
"Awalnya adik saya cuma bilang ada kekerasan fisik. Tapi setelah divisum, rontgen, rupanya parah tindakan mereka. Intinya kami meminta tanggung jawabnya. Semoga universitas bisa kooperatif dan kampus bisa kasih setimpal dengan apa yang adik saya alami," ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada perwakilan UIN Raden Fatah Palembang yang bersedia memberi komentar.
Baca berita lainnya langsung dari google news