Bos Arema FC Juragan 99 Terpukul dengan Tragedi Kanjuruhan, Unggah Pita Putih di Akun Instagramnya

Bos Arema FC, Juragan 99 atau Gilanng Widya Pramana mengungkapkan duka cita melalui unggahan di akun media sosialnya usai kerusuhan Arema FC vs Perseb

Tribun Sumsel/Kolase
Ungkapan Duka Cita Juragan 99 Usai Kericuhan Laga Arema FC vs Persebaya 

TRIBUNSUMSEL.COM- Kerusuhan pertandingan Arema FC vs Persebaya menyebabkan 127 korban tewas dan 180 lainnya luka-luka.

Bos Arema FC, Juragan 99 atau yang dikenal dengan nama Gilanng Widya Pramana belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai tragedi ini.

Juragan 99 atau Gilang Widya Pramana mengunggah gambar pita putih di akun Instagramnya, Minggu (2/10), tanpa disertai caption dalam unggahan tersebut.

Tidak hanya sampai disitu, gambar pita putih tersebut juga dipasang sebagai foto profil akun Instagram resminya.

Bos Arema FC juga menunjukkan perasaan duka citanya terhadap tragedi kerusuhan yang menelan korban jiwa tersebut melalui unggahan pada Snap Instagram (snapgramnya) pada Minggu (2/10).

Dalam unggahan Snapgramnya, Juragan 99 menuliskan jika nyawa lebih berharga daripada sepakbola.

"Aremania & Nita berduka, tak ada sepakbola yang seharga nyawa"

Caption tersebut disertai video iring-iringan mobil ambulans yang membawa jenazah korban kerusuhan.

Caption Duka Cita Juragan 99
Caption Duka Cita Juragan 99 (Instagram @juragan_99)

Baca juga: Mahfud MD Sebut Penyebab Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya Bukan Bentrok antar Supporter, Ungkap Fakta

Baca juga: 127 Meninggal Dunia, 180 Luka-luka, Ini Rincian Korban Jiwa Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Kronologi Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Laga Arema vs Persebaya yang dimulai pukul 20:00 berlangsung sengit. Akan tetapi tuan rumah tidak beruntung karena kalah 2-3 dari Persebaya.

Namun setelah pertandingan berakhir sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.

Untuk meredakan kemarahan suporter polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.

Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved