Berita OKI

Ribuan Ikan Petambak di OKI Mati Mendadak, Dinas Perikanan Jelaskan Peralihan Cuaca

Ribuan ikan milik petambak di sepanjang aliran sungai Komering, Kabupaten Ogan Komering Ilir mati mendadak

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
Petambak ikan di Lingkungan 5, Kelurahan Jua-jua, Kecamatan Kayuagung mengeluhkan ikan mati mendadak, mengambang dan membusuk dilokasi tambak, Rabu (21/9/2022) sore. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Puluhan petambak ikan nila dan patin yang berada di sepanjang aliran sungai Komering, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengeluhkan kondisi matinya  ikan di areal tambak yang mereka miliki.

Jumlah ikan Mati mendadak yang mencapai ribuan menyebabkan petambak  telah mengalami kerugian.

Beberapa kuintal ikan mati mendadak bahkan mengambang di tepi tambak, sebagian sudah membusuk dan menimbulkan bau tak sedap.

Petambak di Lingkungan 5, Kelurahan Jua-jua, Kecamatan Kayuagung. Andreas Laputra mengaku kondisi ikan yang mati mendadak sudah terjadi selama beberapa pekan belakangan.

Meski ikan yang mati tidak berlangsung bersamaan. Namun rata rata perhari bisa mati sebanyak ratusan ekor yang tersebar di beberapa petak tambak miliknya.

Andreas yang memiliki tambak sebanyak 8 petak menyebutkan masing-masing kolam disebar 2.000 ekor ikan. 

"Kalau untuk ikan patin dalam waktu 4 bulan terakhir ada sekitar 6.000 ekor yang ditemukan mati mendadak. Sedangkan untuk ikan nila sekitar 2 minggu terakhir sudah ada 3.000 ekor yang tiba-tiba mati," ujarnya saat ditemui Tribunsumsel.com, Rabu (21/9/2022) sore.

Disampaikan Andreas, kejadian ikan mati mendadak seperti ini selalu terjadi setiap tahun terutama saat musim penghujan tiba dan air sungai menjadi naik.

"Seluruh petambak ikan yang tersebar mulai dari Kecamatan Kayuagung sampai Sp Padang yang merugi akibat kematian ikan secara mendadak atau istilahnya ikan mabuk," tuturnya.

"Dugaan kami kondisi air kadar pH nya tinggi sehingga mengeluarkan zat asam. Akibat dari tingginya debit air hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir," imbuhnya

Atas banyaknya bibit ikan yang mati. Andreas harus menderita kerugian kurang lebih Rp 8.000.000 rupiah.

"Tidak adalagi untung yang ada rugi terus. Karena setiap hari bisa ratusan ikan yang ditemukan sudah mengambang dan membusuk," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten OKI, Ir Irawan MM telah mendapatkan informasi mengenai adanya keluhan petambak yang ikan peliharaan mati mendadak.

"Sekitar 4 hari terakhir saya sudah menerima laporannya. Nanti kita akan menerjunkan petugas untuk mengambil sampel air dan mengecek kadar pH nya," tuturnya.

Menurutnya memang jika peralihan cuaca dari musim kemaru masuk musim penghujan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved