Berita Banyuasin
Orang Diterkam Buaya di Banyuasin Pulau Rimau, Update Pencarian Diperluas Radius 5 Km
Update orang diterkam buaya di Banyuasin hingga kini belum ditemukan, pencarian menelusuri sungai diperluas radius sejauh 5 kilometer.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Update orang diterkam buaya di Banyuasin hingga kini belum ditemukan, Warga RT 1 Dusun 1 Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin diterkam dan diseret buaya saat sedang membersihkan perahu getek di sungai, Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 17.30 kemarin.
Ujang Herwan (47) orang diterkam buaya di Banyuasin diketahui juga Ketua RT 1 ini dan sekarang masih terus dilakukan pencarian.
Hingga kini, pencarian orang diterkam buaya masih melalui sungai dan juga darat terus dilakukan untuk menemukan tubuh korban.
Sekcam Pulau Rimau Bambang ketika dikonfirmasi menuturkan, hingga kini tim gabungan dari kecamatan, desa, BPBD, TNI dan Polri serta warga sekitar masih terus melakukan pencarian terhadap korban.
"Sampai sekarang, korban belum ditemukan. Tim gabungan, masih terus melakukan pencarian baik menggunakan perahu untuk menelusuri sungai maupun dari pinggiran sungai," katanya, Senin (19/9/2022).
Baca juga: LIPSUS: Saat Hujan Roda Terbenam, Jalan Pemukiman Banyak Rusak, Warga Timbun Pecahan Batu (1)
Pencarian korban Ujang Herwan, tidak hanya dilakukan di titik awal saat korban diterkam dan diseret buaya.
Tetapi, pencarian juga dilakukan dengan menelusuri sungai dan diperluas dengan radius sejauh 5 kilometer.
Sejauh ini, diduga korban Ujang yang diterkam dan diseret buaya berada di dasar atau ditepian sungai. Sehingga, pencarian harus lebih jeli agar dapat menemukan korban.
"Belum ada tanda-tanda korban ditemukan. Ini masih dilakukan pencarian," pungkasnya.
Begitu pula dengan Kalaksana BPBD Banyuasin Alfian mengungkapkan hingga kini pihaknya bersama instansi terkait masih melakukan pencarian korban yang diterkam buaya.
"Tim TRC bersama pihak terkait, sekarang masih melakukan pencarian. Sampai saat ini, korban masih belum ditemukan," katanya.

Sebelumnya, Ujang Herwan (47) Warga RT 1 Dusun 1 Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin diterkam buaya, Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 17.30 WIB.
Saat kejadian Pria yang menjabat ketua RT 1 Dusun 1 Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin sedang membersihkan perahu getek di sungai.
Hingga kini, korban belum ditemukan karena setelah diterkam tubuh Ujang langsung diseret buaya ke dalam air.
Sekcam Pulau Rimau, Bambang membenarkan adanya warga yang diterkam buaya saat sedang membersihkan perahu geteknya di tepi sungai.
Saat korban diterkam dan langsung ditarik buaya, sempat ada warga yang melihat ada di lokasi.
Akan tetapi, warga setempat tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan nyawa korban.
"Korban ini, baru selesai menjual sawit hasil panennya. Setelah sampai, korban mandi dan membersihkan perahu geteknya. Tetapi, korban ditarik buaya muara," katanya.
Korban yang diketahui ketua RT 1 Dusun 1 Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin ini, langsung hilang setelah ditarik buaya.
Warga yang melihat kejadian tersebut, langsung melaporkannya ke perangkat desa dan pihak terkait lainnya.
"Sudah biasa warga di sana mandi atau cuci getek. Mungkin, saat itu buaya lagi muncul dan korban tak melihat," pungkasnya.
Baca juga: Daftar Tarif Baru 23 Trayek Angdes di wilayah Banyuasin Pasca Kenaikan BBM
Sedangkan Kalaksana BPBD Banyuasin Alfian ketika dikonfirmasi sudah mendapatkan laporan terkait adanya warga yang diterkam buaya.
"Kami aka menerjunkan tim TRC untuk melakukan pencarian korban. Selain itu, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak BKSDA Sumsel terkait kejadian ini," katanya.
Habitat Buaya di Sumsel
Kepala BKSDA Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Ujang Wisnu Barata, Jumat (18/6/2021) lalu menuturkan buaya ini saat malam hari lebih aktif karena memang siklus hidupnya pada malam hari. Lalu saat peralihan antara gelap ke terang atau terang ke gelap juga lebih aktif lagi.
"Kenapa sampai ada konflik dengan manusia, karena habitat buaya itu sendiri terganggu misal perubahan fungsi lahan. Awalnya masih ada vegetasi dan lain-lain, kini beralih fungsi," katanya
Menurut Ujang, dengan beralih fungsinya itu kan perlu irigasi, kanal dan lain-lain, sehingga ruang hidup mereka jadi lebih sempit dan kemungkinan bertemu dengan manusia jadi lebih sering.
Untuk itu memang perlu upaya terus menerus untuk mengedukasi masyarakat agar menyadari hal tersebut. Sekali lagi karena perjumpaan dengan manusianya ada, sehingga terjadi seperti itu.
"Sebenarnya karakter buaya kalau habitatnya cukup dia cukup di situ saja. Selain habitat hidup makan, juga perlu area yang cukup untuk bergerak. Lintasannya buaya ini 10 km, terutama untuk yang jantan," ungkapnya.
Menurut Ujang di Sumsel ada dua jenis buaya yaitu buaya muara dan buaya senyulong. Untuk buaya muara lebih lebar dan besar, sehingga dikenal bisa memangsa makhluk hidup. Kalau buaya senyulong mocongnya lebih panjang.
"Buaya muara jangan terjebak namanya, karena buaya muara ini bisa hidup di air asin dan tawar. Diberi nama itu karena sudah banyak kejadian yang memakan korban manusia," katanya
Lalu untuk peta sebaran habitat buaya di Provinsi Sumsel ada di tujuh Kabupaten/Kota yaitu Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, Empat Lawang, Lubuklinggau, Musi Rawas dan Palembang. Bukan berarti di Kabupaten/Kota lain tidak ada, ada tapi jarang.
Baca berita lainnya langsung dari google news