Murid Ditampar Guru di Ogan Ilir

'Kembalikan Saja ke Orangtuanya', Respon Kadisdik Sumsel Kasus Murid Ditampar Guru di Ogan Ilir

Viral murid ditampar guru di Ogan Ilir, direspon langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANA
Viral murid ditampar guru di Ogan Ilir, direspon langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi, Jumat (16/9/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Viral murid ditampar guru di Ogan Ilir, direspon langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi.

Dalam video viral murid ditampar guru terlihat seorang guru menampar satu per satu murid yang saat itu duduk berjongkok.

Video murid ditampar guru ini terjadi di SMAN 1 Pemulutan Selatan Ogan Ilir, dan guru yang menampar tersebut diketahi adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Pemulutan Selatan, OI.

Tindakan guru menampar murid ini dilakukan karena ada siswa yang merokok di kelas namun tidak ada yang mengaku.

Bahkan dikabarkan ada sampai guru berhenti mengajar, karena tak tahan dengan kenakalan siswa.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Riza Pahlevi mengatakan dia belum belum mendapatkan laporan adanya kejadian tersebut.

Baca juga: Wanita Disiram Air Keras di Lahat, Luka Bakar 79 Persen, Segera Jalani Operasi Bedah Plastik di RSMH

"Saya baru tahu inilah. Memang kalau yang namanya kekerasan tidak diperkenankan dan sangat disayangkan serta kita prihatin," kata Riza saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Jumat (16/9/2022).

Menurut Riza, mungkin saking geremnya kepala sekolah tersebut melakukan itu. Apalagi kalau sampai ada guru yang tidak sanggup lagi dengan kelakuan anak-anak didik tersebut itu ya perlu dipilah juga.

"Kalau kekerasan tentu tidak dibenarkan, tapi kalau tamparan sayang maka tergantung orang tuanya. Ia, kalau tidak ditegur salah juga, hanya saja sangat disayangkan sampai menggunakan kekerasan," katanya

Menurut Riza, harusnya laporkan saja ke orang tuanya. Jika orang tuanya tidak berkenan jangan masukan anak ke sekolah formal, ke paket c saja. Harusnya sebagai orang tua intropeksi juga, kalau anak tidak boleh disentuh silakan sekolah lain.

Apalagi sampai guru saja tidak sanggup lagi mengajar dikelas tersebut. Hanya saja memamg disayangkan kenapa kepala sekolah sampai emosi.

"Jangan sampai emosi meledak, kembalikan saja anak-anak tersebut ke orang tuanya. Kalau orangtuanya mau melaporkan silakan saja. Nanti kita akan lihat sejauh mana perkembangannya," ungkapnya

Menurut Riza, kalau uda seperti ini ia akan cek dan mengutus kepala bidang untuk mengecek. Jadi nanti akan di cek dulu ya kebenarannya bagaimana.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Henny Yulianti, menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan peristiwa itu, kekerasan secara fisik karena ini tak jadi panutan.

"Merokok di kelas juga salah, seharusnya tak harus dilakukan siswa. Karenanya kami juga menyayangkan adanya pemukulan siswa itu. Sebab seharusnya pihak sekolah mencari solusi atau cara lain untuk berbicara dengan siswa," ucapnya.

Untuk pendampingan anak sekolah itu, mereka masih akan berkoordinasi dengan dinas PPA di Ogan Ilir.

Murid ditampar guru di Pemulutan Selatan Ogan Ilir viral di media sosial, kasus ini terjadi di SMAN 1 Pemulutan Selatan OI. Orangtua ngadu ke polisi, Jumat (16/9/2022).
Murid ditampar guru di Pemulutan Selatan Ogan Ilir viral di media sosial, kasus ini terjadi di SMAN 1 Pemulutan Selatan OI. Orangtua ngadu ke polisi, Jumat (16/9/2022). (TRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANA)

Sebelumnya, tiga dari puluhan murid ditampar guru di Pemulutan Selatan OI hari ini, Jumat (16/9/2022) ngadu ke polisi mendatangi Mapolres OI di Indralaya.

Kedatangan murid yang ditampar guru di OI ini didampingi orang tua dan keluarga lainnya.

Salah seorang wali siswa, Pitung mengatakan, pihak keluarga tak terima anak mereka dipukul guru atas kesalahan yang tak dilakukan.

"Adik kami tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba ikut dijemur di lapangan dan ditampar," kata Pitung ditemui di Mapolres Ogan Ilir, Jumat (16/9/2022) petang.

Pitung mengungkapkan, peristiwa yang dialami 32 orang siswa-siswi kelas XI IPS 2 itu terjadi pada Rabu (14/9/2022) siang.

Kejadian berawal saat ada laporan kepada guru bahwa ada siswa yang merokok di kelas.

Para siswa lalu diminta menunjukkan siapa yang merokok, namun tak ada yang mengaku.

"Kalau adik kami benar-benar tidak tahu siapa yang merokok. Tapi satu kelas kena marah semua," kata Pitung.

Siswa-siswi kelas XI IPS 2 tersebut lalu diminta berkumpul dan jongkok di lapangan.

Mereka ditampar oleh seorang guru perempuan yang diketahui merupakan Kepala SMAN 1 Pemulutan, Masnawati.

Siswa dari kelas lain pun merekam kejadian ini dan video tersebar di media sosial.

"Kami yang keberatan itu karena adik ikut dihukum. Padahal adik kami tidak tahu apa-apa," ungkap siswi tersebut.

Pitung berharap pemukulan siswa ini segera diproses pihak berwajib dengan seadil-adilnya.

"Kami juga minta kepada pihak berwenang agar memecat kepala sekolah tersebut," pinta Pitung.

Siswa Merokok Tendang Meja di Kelas

Sementara Masnawati mengaku mendaratkan tangan di wajah para anak didiknya itu, semata-mata karena ingin mendidik.

Masnawati menerangkan, dia mendapat laporan dari salah seorang guru bahwa para siswa tersebut kerap membuat ulah di dalam kelas.

"Ada yang makan di kelas, sampahnya berantakan. Ada yang merokok di kelas, kemudian nendang-nendang meja saat jam pelajaran," kata Masnawati dihubungi terpisah.

"Begitu ditanya 'siapa yang nendang meja?' Siswa malah menyahut 'awas ada mata-mata. (Guru yang bertanya) muka dua belas'. Malah dibegitukan gurunya," bebernya.

Viral video belasan siswa SMA satu kelas dikumpulkan di sebuah lapangan, kemudian satu-persatu ditampar oleh seorang guru perempuan, Kamis (15/9/2022).
Viral video belasan siswa SMA satu kelas dikumpulkan di sebuah lapangan, kemudian satu-persatu ditampar oleh seorang guru perempuan, Kamis (15/9/2022). (TANGKAP LAYAR)

Sebelum para siswa mendapat hukuman, lanjut Masnawati, dia mendapat laporan ada siswa yang merokok di kelas.

Namun saat diperiksa, tak ada satupun siswa di kelas tersebut yang mengaku sehingga semua dihukum.

"Saat ditanya, tidak ada yang mengaku dan kompak menutupi. Kami ini mendidik, sama sekali bukan menyakiti," kata Masnawati.

Bahkan, menurut Masnawati, seorang guru berhenti mengajar karena tak tahan dengan kenakalan siswa.

"Guru itu sampai menangis curhat ke saya. Dia sekarang berhenti mengajar," kata dia.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved