Berita Viral
VIRAL Bocah 4 Tahun di Bangkalan Madura Dilamar hingga Tukar Cincin, Ini Kata Sosiolog
media sosial digegerkan acara lamaran alias tukar cincin oleh bocah berusia 4 tahun di Bangkalan, Madura. Diketahui, Bocah perempuan 4 tahun ini dijod
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM- Media sosial digegerkan acara lamaran alias tukar cincin oleh bocah berusia 4 tahun di Bangkalan, Madura.
Diketahui, Bocah perempuan 4 tahun ini dijodohkan dengan calonnya yang juga masih bocah berusia 5 tahun.
Video lamaran itu bermula dibagikan oleh akun TikTok @taniapesekcz yang memperlihatkan rombongan ibu-ibu dan anak-anak berjalan sambil membawa berbagai seserahan macam makanan yang ditaruh dalam wadah.
Selain itu, Ibu-ibu ini membawa berbagai hantaran berupa uang, makanan, aneka kue basah dan makanan ringan hingga kalung yang dibuat dari uang kertas Rp5.000.
Baca juga: Sinopsis Gangaa 3 September 2022: Krishna Diculik, Sagar Batal Ke London dan Meminta Maaf Ke Gangaa
Rupanya mereka sedang menuju acara lamaran yang mempertemukan dua bocah cilik (bocil), masing-masing berusia empat tahun dan lima tahun.
Diketahui, bocah yang tunangan itu bernama Fika.
Fika tampak duduk di teras depan rumahnya, kemudian seorang ibu menyematkan cincin dijari manis sang bocah.
Setelah itu, Ibu itu juga mengalungkan selempang yang dibentuk dari uang kertas nominal Rp5.000 ke leher Fika.
"Pas-pas wes cocok," terdengar suara yang diduga adalah perekam.
Kedua bocah itu kemudian disandingkan di teras rumahnya dengan manis sembari menerima uang penyeppen (istilah Madura yang artinya uang tali asih dari para tamu undangan).
"Happy engagement Fika kecil sudah tunangan langgeng trus ya syang," tulis akun TikTok @taniapesekcz.
Acara lamaran pengantin bocil ini pun bikin heboh dunia maya.
Banyak yang terkejut, bahkan warga Bangkalan sendiri.
Baca juga: Ganjar Pranowo Syok Siswa SD Masih Bayar Iuran Berkedok Infaq, Kepsek Disemprot : jadi Pungli
Namun ada sebagian warga Bangkalan lainnya yang mengatakan acara ini sudah biasa dilakukan di daerah mereka.
"Njir 4 taun udh dapet jodoh.. walau dijodohin... :' umur setua ini punya pacar aja udah kaya satwa langka.. wwwwww :')" ujar Calvin._.faris.
"Saya orang madura tp kok kaget ya.. Mungkin karena beda daerah," ungkap Fa.zahra_2201.
"Paling ga udah g galau mikirin jodoh yes." timpal rajacireng.
"Udah biasa kalau di Madura kek gini," tulis Nanafirdauz.
Tanggapan Sosiolog
Tradisi lamaran yang dilakukan bocah di Madura, Jawa Timur disebut sebagai pelestarian warisan leluhur yang kini kondisinya sudah mulai ditinggalkan.
Melansir Kompas.com, Pengajar sosiologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Syukron Ramadhan menjelaskan, leluhur orang Madura memiliki tradisi perkawinan dalam kekerabatan.
Perkawinan antarsepupu dalam satu kerabat, dilestarikan dalam sebuah kompleks perumahan yang disebut dengan pemukiman Tanean Lanjhang (halaman yang memanjang).
"Dulu ketika pemukiman Tanean Lanjhang masih lestari, sudah biasa perkawinan endogami. Bahkan pertunangan anak kecil sudah biasa dilakukan," terang Syukron Ramadhan saat berbincang pada Kamis (1/9/2022).
Si anak tidak terlibat dalam pertunangan itu. Biasanya, pertunangan seperti ini disahkan ketika kedua anaknya sudah balig.
Pertunangan anak ini, menurut Syukron, memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya bisa mempererat pertalian kekerabatan.
Asal-usul calon keluarga sudah tidak perlu ditelisik lagi. Dampak negatifnya, keluarga dalam pernikahan model endogami ini menjadi eksklusif.
"Kalau pertunangan bisa lanjut ke perkawinan itu tidak ada masalah. Namun jika pertunangan putus, bisa jadi relasi kekerabatan bisa menimbulkan permusuhan dalam keluarga," ungkapnya.
Kini, pertunangan anak dan endogami perlahan ditinggalkan. Terutama seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat Madura.
Gesekan dengan lingkungan luar Madura, membuat anak memiliki pandangan sendiri untuk menentukan jodohnya.
Baca berita lainnya di Google News