Berita Viral

VIRAL Bocah 4 Tahun di Bangkalan Madura Dilamar hingga Tukar Cincin, Ini Kata Sosiolog

media sosial digegerkan acara lamaran alias tukar cincin oleh bocah berusia 4 tahun di Bangkalan, Madura. Diketahui, Bocah perempuan 4 tahun ini dijod

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Ig/memomedsos
Media sosial digegerkan acara lamaran alias tukar cincin oleh bocah berusia 4 tahun di Bangkalan, Madura. Diketahui, Bocah perempuan 4 tahun ini dijodohkan dengan mempelai yang juga masih bocah berusia 5 tahun. 

"Njir 4 taun udh dapet jodoh.. walau dijodohin... :' umur setua ini punya pacar aja udah kaya satwa langka.. wwwwww :')" ujar Calvin._.faris.

"Saya orang madura tp kok kaget ya.. Mungkin karena beda daerah," ungkap Fa.zahra_2201.

"Paling ga udah g galau mikirin jodoh yes." timpal rajacireng.

"Udah biasa kalau di Madura kek gini," tulis Nanafirdauz.

Tanggapan Sosiolog

Tradisi lamaran yang dilakukan bocah di Madura, Jawa Timur disebut sebagai pelestarian warisan leluhur yang kini kondisinya sudah mulai ditinggalkan.

Melansir Kompas.com, Pengajar sosiologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Syukron Ramadhan menjelaskan, leluhur orang Madura memiliki tradisi perkawinan dalam kekerabatan.

Perkawinan antarsepupu dalam satu kerabat, dilestarikan dalam sebuah kompleks perumahan yang disebut dengan pemukiman Tanean Lanjhang (halaman yang memanjang).

"Dulu ketika pemukiman Tanean Lanjhang masih lestari, sudah biasa perkawinan endogami. Bahkan pertunangan anak kecil sudah biasa dilakukan," terang Syukron Ramadhan saat berbincang pada Kamis (1/9/2022).

Si anak tidak terlibat dalam pertunangan itu. Biasanya, pertunangan seperti ini disahkan ketika kedua anaknya sudah balig.

Pertunangan anak ini, menurut Syukron, memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya bisa mempererat pertalian kekerabatan.

Asal-usul calon keluarga sudah tidak perlu ditelisik lagi. Dampak negatifnya, keluarga dalam pernikahan model endogami ini menjadi eksklusif.

"Kalau pertunangan bisa lanjut ke perkawinan itu tidak ada masalah. Namun jika pertunangan putus, bisa jadi relasi kekerabatan bisa menimbulkan permusuhan dalam keluarga," ungkapnya.

Kini, pertunangan anak dan endogami perlahan ditinggalkan. Terutama seiring dengan meningkatnya pendidikan masyarakat Madura.

Gesekan dengan lingkungan luar Madura, membuat anak memiliki pandangan sendiri untuk menentukan jodohnya.

Baca berita lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved