Berita Nasional

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Diminta Turun Sebagai Ketum PPP Oleh Tiga Ketua Majelis

Hal itu disampaikan oleh tiga ketua majelis DPP PPP yang meminta Ketua Umum Suharso Monoarfa mundur.

Editor: Slamet Teguh
Kementerian PPN/Kepala Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Diminta Turun Sebagai Ketum PPP Oleh Tiga Ketua Majelis 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nama Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfo kini tengah menjadi perhatian publik.

Hal tersebut tak lepas karena Menteri PPN/Kepala Bappenas didesak mundur sebagai Ketum PPP.

Hal itu disampaikan oleh tiga ketua majelis DPP PPP yang meminta Ketua Umum Suharso Monoarfa mundur.

Permintaan tersebut tertuang dalam sebuah surat tertanggal 22 Agustus 2022.

Ketiga Majelis DPP PPP itu adalah Ketua Majelis Syariah KH M Mustofa Aqil Siroj, Ketua Majelis Pertimbangan H Muhammad Mardiono, dan Ketua Majelis Kehormatan KH Zarkasih Nur.

Surat tersebut pun telah sampai ke tangan pimpinan PPP, yakni Wakil Ketua Umum Arsul Sani.

“Saya juga terima dari majelis,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (23/8/2022).

Namun, Arsul enggan berkomentar lebih jauh saat ditanyakan sikap PPP mengenai surat tersebut.

Dalam surat itu, terdapat empat poin utama yang menjadi pertimbangan tiga pimpinan DPP PPP meminta Suharso mundur. Satu di antaranya terkait pidato 'amplop kiai' yang disampaikan Suharso dalam acara KPK. Suharso sendiri sudah meminta maaf atas pidatonya.

Baca juga: PPP Terpecah, Kader Senior Praperadilankan KPK Usai Tak Gubris Dugaan Gratifikasi Suharso Monoarfa

Baca juga: Akhirnya Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Angkat Bicara Usai Menggugat Cerai Istrinya

Berikut ini empat poin tersebut:

1. Telah berkembang suasana yang tidak kondusif dan kegaduhan di partai, terutama di kalangan para kiai dan santri, baik yang menjabat di struktur partai maupun pendukung PPP.

Akibat dari pidato Saudara Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP dalam forum pendidikan antikorupsi bagi PPP yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI pada tanggal 15 Agustus 2022.

Rekaman pidato Saudara telah menjadi viral di berbagai media sosial dan menciptakan suasana yang kontraproduktif bagi perjuangan partai menyongsong pemilihan umum mendatang.

Pidato Saudara Suharso Monoarfa terkait dengan pemberian sesuatu ketika silaturahmi atau sowan kepada para kiai tersebut telah dinilai oleh berbagai kalangan kiai dan santri, sebagai penghinaan terhadap para kiai dan dunia pesantren.

Setelah kami mendengarkan kembali pidato terkait dengan hal di atas, maka kami juga berpandangan bahwa yang disampaikan oleh Saudara Suharso Monoarfa tersebut merupakan ketidakpantasan dan kesalahan bagi seorang pimpinan partai Islam.

Yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengedepankan akhlak mulia, khususnya terhadap para ulama dan kiai yang menjadi panutan umat Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sebelum timbulnya kegaduhan akibat pidato di KPK RI tersebut di atas, kami para pimpinan Majelis juga mengikuti dengan saksama berbagai demonstrasi yang masih berlanjut sampai saat ini.

Dikarenakan sejumlah keputusan DPP PPP atas hasil forum permusyawaratan partai baik di tingkat musyawarah wilayah maupun musyawarah cabang PPP serta isu gratifikasi yang dilaporkan sebagai tindak pidana korupsi kepada KPK RI.

Berbagai demonstrasi terhadap kepemimpinan Saudara Suharso Monoarfa tidak hanya terjadi di kantor DPP PPP, akan tetapi juga dilaksanakan pada kantor Kementerian PPN/Bappenas dan KPK RI.

Demonstrasi seperti ini, belum pernah terjadi sebelumnya dalam perjalanan sejarah PPP, dan telah menurunkan marwah PPP sebagai partai politik Islam.

3. Terdapat berbagai pemberitaan mengenai persoalan kehidupan rumah tangga pribadi Saudara Suharso Monoarfa di berbagai media dan media sosial yang menjadi beban moral dan mengurangi simpati terhadap PPP sebagai partai Islam.

4. Mengingat bahwa pada situasi sebelumnya elektabilitas PPP tidak juga beranjak naik semenjak dipimpin oleh Saudara Suharso Monoarfa, maka ketiga poin di atas akan menjadi hal yang kontraproduktif bagi peningkatan elektabilitas PPP.

Mempertimbangkan hal-hal yang kami sampaikan di atas serta masukan informasi dan pandangan sejumlah pihak baik di dalam dan di luar jajaran PPP.

Maka kami sebagai pimpinan ketiga Majelis di DPP PPP meminta Saudara Suharso Monoarfa untuk berbesar hati mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum DPP PPP.

Permintaan di atas insyaallah akan membawa kebaikan bagi PPP dan seluruh jajaran maupun akar rumput yang ada di dalamnya. Kebaikan ini yang kami yakini akan menjadi salah satu faktor penyelamat PPP dalam Pemilu 2024.

Atas kesediaan dan sikap bijak Saudara untuk mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum DPP PPP, kami menyampaikan ucapan jazakallah khoiron katsira. (Naufal Lanten)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved