Berita Nasional
Harga Pertalite Disebut Bakal Naik Menjadi Rp 10 Ribu Per Liter, Inflasi Diprediksi Bakal Meningkat
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi akan meningkat jika harga BBM jenis Pertalite naik Rp 10 Ribu per liter.
Laporan Wartawan Tribunnews,com, Dennis Destryawan
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Harga Pertalite disebut kini mengeluarkan sinyal kuat bakal mengalami kenaikan.
Hal itu tak terlepas usai persedian Pertalite kini diketahui kian menipis.
Bahkan muncul isu jika Pertalite bakal naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi akan meningkat jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite naik Rp10.000 per liter.
"Direct Impact kenaikan harga Pertalite 30,72 persen menjadi Rp10.000 per liter ke inflasi dengan mempertimbangkan proporsi Pertalite 80 persen total bensin adalah sekitar 0,93 persen," ujar Josua saat dihubungi, Selasa (16/8/2022).
Pemerintah juga perlu mengalokasikan bantalan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar tidak mengalami penurunan daya beli yang signfikan.
Untuk membatasi konsumsi Pertalite dan Solar bersubsidi, pemerintah harus melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Terdapat dua opsi yakni pembatasan menggunakan teknologi apps MyPertamina dan menaikkan harga BBM bersubsidi," tutur Josua.
Pembatasan penerima subsidi menggunakan teknologi dapat menjadi pilihan dalam membatasi konsumsi.
Harga Pertalite dan Solar bersubsidi bisa tetap, namun penerimanya terseleksi sehingga menurunkan konsumsi.
"Namun, kita juga melihat kondisi kebocoran dan dampak bagi masyarakat akan tetap besar," kata Josua.
Baca juga: Menteri ESDM Masih Mengkaji Soal Kenaikan Harga Pertalite yang Digaungkan Menteri Investasi
Baca juga: Pemerintah Disebut Bakal Menaikan Harga BBM Jenis Pertalite, Usai Kuotanya Kini Kian Menipis
Di antaranya, sebagian besar distribusi barang dilakukan melalui transportasi darat, yang belum tentu semuanya berhak mendapatkan subsidi sehingga pada akhirnya menaikkan harga barang.
"Belum lagi kemampuan teknis di seluruh SPBU yang menjalankan apps MyPertamina tersebut harus handal, kalau tidak berpotensi menciptakan antrean," tutur Josua.
Josua menilai menaikkan harga BBM bersubsidi akan cenderung lebih baik dibandingkan melakukan pembatasan.
Dengan mempertimbangkan harga minyak mentah internasional dan nilai tukar rupiah saat ini harga keekonomian Pertalite sekitar Rp17.000 per liter.
"Oleh sebab itu kenaikan harga sekitar 30 persen menjadi Rp10.000 per liter masih tetap jauh di bawah harga keekonomiannya," imbuh Josua.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, harga BBM berpotensi naik, meski tak menyebutkan secara gamblang kapan kenaikan harga tersebut terjadi.
Bahlil menyebut, beban subsidi diproyeksikan membengkak hingga Rp600 triliun pada akhir 2022 karena lonjakan harga energi di global.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com