Harga Sawit Palembang
Harga Sawit Palembang: Gubernur Herman Deru Segera Buat SK Jaga Stabilitas Harga TBS Sawit Sumsel
Harga sawit Palembang, Gubernur Sumsel Herman Deru segera buat SK untuk menjaga stabilitas harga TBS sawit Sumsel.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga sawit Palembang, membahas tentang harga sawit di Sumsel berarti juga berbicara tentang kesejahteraan petani kelapa sawit.
Gubernur Sumsel H Herman Deru menaruh perhatian yang besar terhadap harga sawit Palembang ini. Berbagai langkah dilakukan Pemprov Sumel agar kesejahteraan petani kelapa sawit di Sumsel dapat l ebih meningkat.
Di antara langkah Gubernur Herman Deru untuk menjaga stabilitas harga sawit Palembang adalah dengan segera membuat Surat Keputusan (SK) maupun Peraturan Gubernur (Pergub). Tujuannya agar tidak terjadi ketimpangan harga jual sawit dan menjaga stabilitas harga tandan buah segar (TBS) sawit di Sumsel.
"Hal itu untuk menyelaraskan harga sawit yang sesuai dengan SK Menteri sehingga lebih tajam," kata Herman Deru, usai membuka FGD dengan tema "Penguatan kelembagaan dan kemitraan kelapa sawit rakyat Sumsel di Grand Ballroom Hotel Aston, Sabtu (6/8/2022) pekan lalu.
Melalui SK maupun Pergub tersebut, secara tak langsung Herman Deru berupaya agar harga jual sawit tidak ada ketimpangan di setiap daerah.
"Jangan ada ketimpangan dan hanya memperbandingkan sana sisi terkait harga sawit tersebut. Jadi nantinya ada acuan yang sesuai," terangnya.
Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet di Sumsel 15 Agustus 2022, Awal Pekan Turun Rp 168 per Kg
Sebab itu, dia mengajak semua pihak termasuk Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumsel untuk mendorong kesejahteraan para petani sawit.
"APKASINDO harus jadi jembatan bagi kepentingan petani. Jembatan petani dengan perusahaan kelapa sawit sampai dengan industri hilirnya seperti minyak goreng, maupun jembatan ke pemerintah," tegasnya.
Diketahui, pemerintah sendiri memang mempunyai program replanting atau peremajaan sawit dan hal itu tentu harus mendapat dorongan dari APKASINDO sehingga dapat dimanfaatkan para petani.
"Replanting ini harus sukses. Dimana ini adalah kemudahan bagi para petani untuk melakukan peremajaan sawit dengan skema pembiayaan yang murah. APKASINDO juga harus membimbing petani jika sawit para petani ini belum berbuah lagi. Apa yang harus dilakukan para petani tersebut," tuturnya.
Bahkan, dia juga mendorong agar APKASINDO mendirikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sendiri untuk menampung tandan buah segar (TBS) sawit yang dihasilkan para petani.
"APKASINDO harus ada pabrik sendiri agar bisa menampung TBS Sawit dari para petani. Dengan adanya pabrik tersebut, APKASINDO dapat lebih mandiri dan terus bergantung dengan pihak lain sehingga bisa langsung diolah menjadi CPO. Paling tidak daya tahan CPO itu lebih lama dari TBS," ujarnya.
Hadir dalam FGD tersebut, Sekjen DPP APKASINDO Dr Rino Afrino, Wakil Bupati Banyuasin sekaligus Ketua APKASINDO Sumsel H Slamet Somosentono, Tim Sapras Ditjen Perkebunan RI Ade Tri Sunar, Ketua GAPKI Sumsel Alex Sugiharto.
Seperti diketahui harga TBS sawit Sumsel sempat anjlok bahkan di bawah Rp 1.000 di tingkat petani mandiri yang membuat petani menjerit dan meminta solusi pada pemerintah agar bisa mengatasi masalah ini.
Baca berita lainnya langsung dari google news.