Pelajar SMP Lubuklinggau Dibunuh Teman
SOSOK Profil Utama Rizki Aditnya Pelajar SMP Lubuklinggau Dibunuh Teman, Hafiz Alquran
Sosok profil Utama Rizki Aditya, pelajar SMP Lubuklinggau tewas dibunuh teman ternyata seorang Hafiz Alquran.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Sosok profil Utama Rizki Aditya, pelajar SMP Lubuklinggau tewas dibunuh teman ternyata seorang Hafiz Alquran.
Utama Rizki Aditya pelajar SMP Lubuklinggau tewas dibunuh teman sehari-hari seorang pelajar kelas IX SMP Azhar Kota Lubuklinggau. Korban ditusuk ditusuk temannya menggunakan kunci ketika berkelahi.
Sebelum Aditya pelajar SMP Lubuklinggau ini tewas dibunuh teman, korban yang sudah menyelesaikan hafalan Alquran dua juz atau hafiz dua juz ini sempat koma pasca operasi di RSMH Palembang, Minggu (7/7/2022) lalu.
Warga Jalan Cendana RT.5 Kelurahan Tanjung Indah Kecamatan Lubuklinggau Barat I ini meninggal dunia, Jumat (12/8/2022) kemarin.
Kini jenazahnya sudah dimakamkan oleh pihak keluarga.
Kepergian sulung dari empat bersaudara ini meninggalkan luka mendalam untuk kedua orang tuanya Wiwin Aryani dan ayahnya Bambang.
Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet di Empat Lawang Sumsel, Rp 7.000 sampai Rp 12.000 per Kg
Sebab sosok Rizki merupakan panutan ketiga adiknya, bahkan dikenal para guru dan teman-temannya sebagai sosok yang cerdas secara akademik dan rajin ibadah.
Itulah awalnya pihak keluarga hanya mengira bila muntah-muntah yang dialami Rizki sebelum koma, disebabkan terjatuh saat main bola.
"Karena tidak nampak kami juga tidak melihat (lukanya). Sejak awal kami berpikir positif anak ini jatuh kena batu main bola, apa yang sakit kita obati," cerita Wiwin pada wartawan, Sabtu (13/8/2022).
Ketika pulang ke rumahnya, Rizki tidak ada keluhan sama sekali. Ketika itu ibunya hanya bertanya dari mana, lalu dijawab Rizki habis main bola, kemudian ibunya menyuruh untuk mandi di dan makan.
"Sehabis magrib tiba-tiba langsung nangis histeris merasa kepalanya sakit dan muntah, muntahnya cuma sekali, tidak berlendir, muntahnya yang dia makan saat saya suruh itulah," ujarnya.
Melihat anaknya muntah tanpa sebab, Wiwin bersama keluarganya langsung membawa Rizki ke Rumah Sakit Ar Bunda, setelah dilakukan citiscan teryata Rizki mengalami pendarahan di bagian otak.
"Begitu muntah langsung bawa ke rumah sakit, ketika di citiscan sudah 80 persen, karena pendarahan di batang otak dan otak sebelah kiri, lalu dirujuk untuk operasi di Palembang," ungkapnya.
Setelah di rujuk pihak keluarga baru mencari saksi-saksi dan menanyai beberapa teman-teman Rizki. Setelah tahu penyebabnya pihak keluarga tetap fokus pengobatan dulu.
Menutut Wiwin, kesadaran anaknya menurun sejak awal dibawa ke Palembang, bahkan dalam perjalanan matanya sudah nutup. Setelah operasi tidak sadar-sadar lagi sampai meninggal dunia.