Berita Nasional
Ferdy Sambo Menangis, Akting Berhasil Bikin Kompolnas Percaya Soal Pelecehan, Benny Mamoto Akui Malu
Ketua Harian Kompolnas dibuat malu dengan kebohongan Ferdy Sambo soal pengakuan pelecehan Brigadir J ke istrinya Putri Candrawathi.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Ketua Harian Kompolnas dibuat malu dengan kebohongan Ferdy Sambo soal pengakuan pelecehan Brigadir J ke istrinya Putri Candrawathi.
Kala itu, didepan Kompolnas, Ferdy Sambo berurai air mata merasa harkat martabat dilukai Brigadir J.
Sayangnya skenario palsu Ferdy Sambo terbongkar sudah setelah Bharada E ungkap fakta sebenarnya.
Momen Ferdy Sambo menangis diceritakan Mahfud Md di konten youtube Deddy Corbuzier, Jumat (12/8) lalu.
Baca juga: Diledek Khrishna Murti, Firdaus Oiwobo Tantang Pesulap Merah Punya Pengacara Terhebat Se-Indonesia
"Kompolnas dipanggil (Ferdy Sambo), dianya (Ferdy Sambo) hanya untuk menangis di depan Kompolnas sambil berucap 'Saya teraniaya, kalau ada saya disitu, saya tembak habis dia (Brigadir J)," ucap Mahfud MD menirukan kalimat Ferdy sambo.
"Saya terhina, saya terzalimi," ungkap Ferdy Sambo saat ditanya Kompolnas apa yang terjadi.

Usai menyaksikan tangis Sambo, pihak Kompolnas pulang dan tak mengerti apa yang terjadi.
Bukan hanya Kompolnas, lanjut Mahfud, ada pihak lain pula yang dipanggil Ferdy Sambo ke kantornya.
"Ada beberapa orang dihubungi dan datang ke kantor, dia nangis, 'Kak Saya dizalimi, bagaimana ini kak," ungkap Mahfud.
Mahfud MD ceritakan Ferdy Sambo Nangis Didepan Kompolnas Setelah mendengar cerita sejumlah orang yang dihubungi dan datang ke kantor Ferdy Sambo, ditarik kesimpulan jika ini ada upaya pengkondisian psikologi agar terbentuk kerangka pemikiran seolah ada peristiwa pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Baca juga: Putri Candrawathi Disebut Ikut Skenario Pembunuhan Brigadir J Usai Janjikan Uang Rp 1 M ke Bharada E
"Sepulang dari Mekah, saya mendengar cerita mereka, kemudia kita ganti perspektif bahwa ini bukan pelecehan tapi sesuatu terjadi lalu muncullah statmen-statmen dari pengacara," ungkapnya.
Menurut mahfud, pernyataan dari Kamaruddin Simanjuntak dan Saor Siagian lebih layak dipertimbangkan sebagai modus.
Ditambah lagi dengan adanya kejanggalan-kejanggalan dalam peristiwa tersebut, diantaranya soal autopsi jenazah Brigadir J.
"Saya giring ke sana sehingga Kapolri bentuk Timus. Saya juga bilang, kalau tidak autopsi, maka kepercayaan publik tak akan tumbuh, maka autopsi ulang,"
Mahfud mengatakan jika dirinya bukan memerintah namun mendorong atas usulan masyarakat yang masuk akal.

"Bukan perintah saya tapii beri dorongan terhadap usul masyarakat yang masuk akal terkait luka dan tidak ada penjelasan yang detail dan jenazah datang tak boleh dibuka, kan itu mencurigakan," jelas Mahfud.
Mahfud mengibaratkan, kasus yang melibatkan Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo sebagai otak pembunuhan Brigadir J itu bak bisul yang sudah mengeluarkan batu.
"Tinggal selanjutnya (proses hukum)," ujar Mahfud.
Diketahui, Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Selain Ferdy Sambo, juga Bharada E, KM dan Bripka RR sebagai tersangka pembunuhan berencana.
Ferdy Sambo terbukti merencanakan pembunuhan dengan menyuruh Bharada E menembak Brigadir J
Benny Mamoto Akui Malu
Benny Mamoto ketua harian komisi kepolisian nasional (Kompolnas) mengaku malu dan marah lantaran dibully karena pernyataannya viral di media sosial.
Pernyataan Benny Mamoto soal diduga menyangkal adanya kejanggalan kematian brigadir J berbuntut panjang hingga dibully oleh warganet.
Karena faktanya, pernyataan Benny Mamoto dipatahkan dengan pengakuan Bharada E menyebut tidak ada kontak tembak dan berujung pada penetapan status Ferdy Sambo.
Kasus tewasnya Brigadir J dikediaman Irjen Pol Ferdy Sambo kini telah terungkap.
Irjen Pol Ferdy Sambo kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas peristiwa tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi Akhirnya Angkat Bicara Usai Disebut Memberi Restu Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024
Benny Mamoto bahkan dituding menyebarkan hoaks atas kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Karenanya, ia didesak sejumlah pihak untuk mundur dari Kompolnas atau dipecat dari Kompolnas.

Pernyataan tersebut menjadi sorotan publik dan menilai Kompolnas membela Irjen Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Seiring perkembangan penyidikan menguak kasus tersebut.
Membuat pernyataan Benny berbalik menyerang dirinya.
Ketua Kompolnas itu ramai-ramai dihujat warganet.
Baca juga: Nasib Kapolri Usai Bharada E Cabut Kuasa Deolipa Yumara, Kini Giliran DPR RI Bakal Turun Tangan
Menanggapi hal itu, Ketua Kompolnas mengaku malu menerima bullyan dari media sosial.
Terkait wawancaranya di Kompas TV tentang hasil klarifikasi, kata Benny, kemudian dipotong ujungnya saja dan diviralkan dengan tambahan komentar.

"Malu karena apa, dibully abis, sementara bullyannya itu hanya sepotong dialog dari Kompas TV, sepotong dialog kemudian ditambah narasi kemudian diviralkan," ungkap Benny Mamoto di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (11/8/2022).
Benny Mamoto mengaku marah terhadap tindakan pembuat konten yang seolah menambahkan tanggapannya terkait mengklarifiksi isu yang beredar kematian Brigadir J.
"Sebagai manusia tentunya kita malu dan saya marah sekali kepada yang membuat skenario ini, karena saya jadi korban," pungkasnya.
(*)
Baca berita lainnya di Google News