Berita Nasional
Ferdy Sambo Akui Rusak TKP Pembunuhan Brigadir J, Sang Jenderal Tak Ingin Kekejian Terungkap
Ferdy Sambo akui sudah merusak tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J alias brigadir Yosua.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Ferdy Sambo akui sudah merusak tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J alias brigadir Yosua.
Aksi Ferdy Sambo tersebut membuat pengungkapan fakta kebenaran kasus Brigadir J mengalami kesulitan.
Kini Ferdy Sambo meminta maaf dan menyebut tindakan tersebut sebagai sebuah kekhilafan.
Baca juga: Heboh Raffi Ahmad Mau Biayai Marshanda 300 Juta Untuk Rumah Sakit Jiwa, Izin Patungan dengan Nagita
Melansir dari Kompas.com, Sabtu (13/8/2022) M Choirul Anam selaku Komisioner Komnas HAM menyebutkan jika Ferdy Sambo sudah mengakui perbuatannya.
Ferdy Sambo sengaja merusak Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

Perusakan tersebut, kata Anam, diniatkan Ferdy Sambo agar peristiwa pembunuhan Brigadir J bisa direkayasa sesuai dengan skenario yang dibuat.
"Memang dia (Ferdy Sambo) yang mengakui memang dia lah yang menyusun cerita, dia lah yang mencoba untuk membuat TKP sedemikian rupa sehingga semua orang juga susah untuk membuat terang peristiwa karena ada kerusakan di TKP," kata Anam dalam konferensi pers usai meminta keterangan Ferdy Sambo di Mako Brimob Kelapa Dua, Jumat (12/8/2022).
Perusakan tempat kejadian perkara ini, kata Anam, bisa dikategorikan sebagai obstruction of justice atau menghalang-halangi proses penegakan hukum.
Baca juga: NASIB Briptu Martin Gabe Pembuat Laporan Palsu Kasus Percobaan Pembunuhan Bharada E oleh Brigadir J
Dalam konteks pelanggaran Hak Asasi Manusia, kata Anam, obstruction of justice termasuk salah satu pelanggaran HAM.
Dengan merekayasa cerita peristiwa dan merusak TKP, Ferdy Sambo bisa dikategorikan melanggar HAM dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

"Kalau dalam konteks Komnas HAM, obstruction of justice itu satu terkait barang (yang dihilangkan) yang kedua terkait cerita. Jadi apakah cerita itu betul atau kah tidak, ternyata memang ceritanya tidak betul," ucap Anam.
Pengakuan Ferdy Sambo tersebut akan menjadi catatan Komnas HAM dalam menyusun rekomendasi terkait kasus pembunuhan Brigadir J.
Anam berharap, kasus ini semakin mendekati kesimpulan akhir dan bisa selesai dengan cukup jelas.
"Jadi kasus ini semakin terang benderang dan semoga keadilan, informasi yang terang-benderang yang merupakan hak publik segera didapatkan oleh publik," imbuh Anam.
Sebagai informasi, Komnas HAM hari ini melakukan permintaan keterangan terhadap Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J.
Ada tiga komisioner yang terjun langsung memeriksa Ferdy Sambo di Mako Brimob, yaitu Ketua Komnas HAM Taufan Damanik, Komisioner bidang Penyelidikan M Choirul Anam dan Komisioner bidang Penyuluhan Beka Ulung Hapsara.
Minta Maaf ke Publik
Ferdy Sambo meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah merekayasa kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Permintaan maafnya itu disampaikannya kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) saat dimintai keterangan, Jumat (12/8/2022) di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok Jawa Barat.
"Dia meminta maaf kepada Komnas HAM, kepada semua pihak, masyarakat Indonesia atas tindakannya yang seperti kami sampaikan (melakukan) langkah-langkah rekayasa," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat konferensi pers di Mako Brimob, Jumat.

Selain meminta maaf, Taufan menyebut Ferdy Sambo mengakui dirinya sebagai aktor utama dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Selain itu, Ferdy Sambo mengakui bahwa dirinya yang merekayasa kematian Brigadir J.
Baca juga: Benny Mamoto Malu Karena Dibully Publik, Ngaku Dibohongi Ferdy Sambo: Saya Marah yang Buat Skenario
Ferdy mengaku telah membuat skenario seolah-olah terjadi tembak-menembak antara Brigadir J dengan Bharada E atau Richard Eliezer sehingga menewaskan Brigadir J.
"Tapi kemudian dia mengaku itu hasil rancanganan," ujar Taufan.
(*)
Baca berita lainnya di Google News