Berita Nasional
Reaksi Tak Terduga Irjen Fadil Imran Usai Ferdy Sambo Ditetapkan Sebagai Tersangka Pernah Peluk Cium
Beberapa hari setelah kasus kematian Brigadir J di rumah dinasnya pada Jumat (8/7/2022), Ferdy Sambo sempat bertemu dengan Fadil Imran.
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pembunuhan Brigadir J akhirnya kini terungkap. Irjen Pol Ferdy Sambo sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Sejumlah tokohpun ikut berkomentar terkait kasus yang akhirnya terungkap tersebut.
Hal itupun dilakukan oleh Kapolda Metro Jaya Fadil Imran.
Seperti diketahui, dulu Kapolda Metro Jaya Fadil Imran sempat memeluk hingga mencium kening Irjen Sambo yang dulu dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri, sesaat setelah kasus kematian Brigadir J alias Yosua mencuat.
Momen itu terjadi ketika skenario jahat suami Putri Candrawathi tersebut belum terbongkar.
Lantas, bagaimana tanggapan Fadil Imran ketika Ferdy Sambo sudah ditetapkan tersangka?
Beberapa hari setelah kasus kematian Brigadir J di rumah dinasnya pada Jumat (8/7/2022), Ferdy Sambo sempat bertemu dengan Fadil Imran.
Tangis Ferdy Sambo pecah di pelukan Fadil Imran yang menghampirinya.
Pertemuan itu terjadi di Mabes Polri pada Rabu (13/7/2022) alias lima hari setelah Brigadir J tewas.
Pertemuan keduanya berlangsung mengharukan terekam dalam video berdurasi 24 detik.
Tangis Sambo pecah ketika Fadil Imran menghampirinya seraya memeluknya.
Fadil Imran tampak membiarkan Sambo menangis di pelukannya sembari menepuk-nepuk pundak.
Di akhir pelukan Fadil Imran bahkan sempat mencium kening suami Putri Candrawathi tersebut.
"Saya memberikan support kepada adik saya Sambo agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Fadil kepada wartawan dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com, Kamis (14/7/2022).
Mantan Kapolda Jawa Timur itu menerangkan sebagai manusia, permasalahan apapun bisa terjadi pada siapapun.
"Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapapun," ucapnya.
Kala itu, belum terbongkar Ferdy Sambo lah yang menjadi dalang di balik tewasnya polisi asal Jambi tersebut.
Brigadir J masih disebut tewas karena tembak menembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo.
Hingga akhirnya kejahatan Ferdy Sambo pun terungkap setelah Bharada E blak-blakan.
Bharada E mengaku menembak Brigadir J karena disuruh atasannya alias Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo kemudian menembakan pistol ke dinding supaya dikira ada tembak menembak.
Saat ini, Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka bersama tiga orang lainnya, Bharada E, Brigadir RR, dan KM.
Baca juga: Bripka Ricky Terancam Hukuman Mati karena Membunuh Brigadir J, Anak dan Istri Hilang Misterius
Baca juga: Kapolri Kini Dalam Masalah Usai Bharada E Cabut Kuasa Dari Deolipa Yumara Nama Presiden Ikut Disebut
Lantas, bagaimana tanggapan Kapolda Metro Jaya yang sempat beri dukungan rekannya?
Kapolda Metro Jaya Fadil Imran ketika ditanya soal kasus kematian Brigadir J. (Kompas tv)
Dikutip dari YouTube Kompas, Fadil Imran tampak tak banyak komentar terkait kasus kematian Brigadir J.
Ketika ditanya wartawan soal tanggapan pembunuh Brigadir J terungkap, Fadil Imran meminta agar pertanyaan tersebut disampaikan ke Mabes Polri.
“Jangan ke saya, tanya ke Mabes, ya. Nanti tanya ke Mabes ya, itu tanggapannya,” kata Fadil sembari terus berjalan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Teganya Ferdy Sambo minta Bharada E tembak Brigadir J
Sudah bak orang paling menderita menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya, padahal Ferdy Sambo lah yang jadi dalang utama.
Bukan tembak menembak, ternyata Brigadir J dihabisi Ferdy Sambo lewat tembakan yang dilepaskan Bharada E.
Tak ada pilihan lain yang harus dilakukan Bharada E dalam situasi mencekam di rumah dinas atasannya kala itu.
Bila dia tak menembak Brigadir J, maka Bharada E yang akan ditembak.
Keterangan itu disampaikan oleh kuasa hukum baru Bharada E, Deolipa Yumara.
Sebagai prajurit Brimob yang tunduk pada atasan, Deolipa menegaskan pemilik nama Richard Eliezer Pudihang Lumiu itu hanya menerima perintah dari atasannya untuk 'mengeksekusi' Brigadir J.
Meski saat itu Bharada E merasa sangat ketakutan saat menjalankan perintah atasannya itu.
"Tapi 'saya juga takut' kata dia kan, tapi ketakutan juga kalau saya tidak menembak (Brigadir J), saya yang ditembak. Kan gitu. Sama yang nyuruh nembak," kata Deolipa saat wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022).
Dikatakan Deolipa berdasarkan pengakuan Bharada E, prajurit Brimob itu tak kuasa membuka matanya saat menembak Brigadir J.
"Makanya dia sembari memejamkan mata, door..door..door. gitu aja," ungkap Deolipa menceritakan curhat Bharada E.
Deolipa pun menyadari bahwa perintah atasan di institusi Polri memang kadang susah untuk dibantah bahkan kerap menyerempet dengan pelanggaran hukum.
"Karena dia itu prajurit Brimob yang terbiasa perintah komando, tentu atas arahan komando tadi dijalankan," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com