Berita Viral
Nahdatul Ulama Sentil Gus Samsudin Pasca Trik Terbongkar Pesulap Merah : Jangan Kiaikan Dukun
Melansir dari situs NU Online, Rabu (3/8/2022), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur)
TRIBUNSUMSEL.COM -- Publik terus menyoroti Gus Samsudin pemilik padepokan nur dzat sejati pasca trik pengobatan dibongkar pesulap merah.
Gus Samsudin disebut telah melakukan dugaan penipuan saat mengobati beberapa pasien yang datang ke pondok pesantrennya.
Salah satu yang jadi viral, tak kala Gus Samsudin menunjukkan keris petir sakti disebut bisa mendeteksi serangan ghaib dan santet.
Baca juga: NASIB Gus Samsudin Padepokan Nur Dzat Sejati Ditutup, Pasien Tak Ada Berobat, Semua Santri Menangis
Namun faktanya, keris petir saktir milik Gus Samsudin disebut hanyalah properti sulap alias mainan oleh pesulap merah.

Kini, datang reaksi dari Nadhatul Ulama (NU) terkait polemik Gus Samsudin yang membuat heboh.
Melansir dari situs NU Online, Rabu (3/8/2022), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan dukun-dukun seperti itu.
Bahkan, ia melarang umat Islam untuk menganggap dukun seperti kiai.
Sebab keduanya berbeda. Dukun memakai trik, sedangkan kiai memiliki karomah (kemuliaan).
Baca juga: KESALAHAN Fatal Gus Samsudin Dikuak, Ustaz Derry Sulaiman : Dia Berakting Bak Punya Karomah Wali
“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun dikiaikan, itu salah. Jangan kiaikan dukun.
Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral-obral.
Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten.
(Kalau dukun) itu tipuan, sihir, atau sulap,” ungkap Gus Fahrur.
Sebelumnya, Ratusan warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur meminta agar padepokan tersebut ditutup.
Gus Samsudin selama ini dikenal menjalankan praktik pengobatan spiritual.
Dalam beberapa hari terakhir, Gus Samsudin terlibat perseteruan dengan YouTuber muda yang dikenal dengan sebutan Pesulap Merah, menyusul pernyataan Pesulap Merah yang akan membuktikan bahwa kemampuan spiritual Gus Samsudin sebenarnya sebuah tipu daya.
Penjelasan kepala desa
Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengatakan, kegaduhan yang timbul dari perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin telah menyeret warga dan nama Desa Rejowinangun.
“Jadi kenapa warga sampai menghendaki penutupan padepokan Gus Samsudin karena kegaduhan ini ternyata telah menyeret nama desa kami. Desa Rejowinangun di-bully warganet di media sosial karena padepokan itu berada di desa kami,” ujar Bhagas saat dikonfirmasi, Senin (1/8/2022).

Bhagas menduga warganet yang melakukan perundungan terhadap segala hal yang berkaitan dengan Desa Rejowinangun adalah para pengagum dan pengikut akun media sosial Pesulap Merah.
Bahkan, kata dia, sejumlah layanan publik berbasis internet yang dimiliki pemerintahan Desa Rejowinangun sempat diretas. Namun Bhagas tidak memerinci lebih detail perihal tersebut.
Padepokan ditutup
Selain kegaduhan di media sosial, lanjutnya, warga Desa Rejowinangun yang menuntut penutupan padepokan juga menganggap praktik perdukunan berbalut agama yang dijalankan Gus Samsudin telah banyak merugikan orang.
Warga sependapat dengan tudingan Pesulap Merah bahwa Gus Samsudin tidak benar-benar memiliki kemampuan pengobatan secara spiritual.
“Kata warga, beberapa pasien mengeluhkan masalah praktik yang dijalankan Gus Udin (Samsudin),” ujar Bhagas.

Menurut Bhagas, warga dan Gus Samsudin akhirnya mengikuti mediasi di kantor Polsek Kademangan (Lodaya Barat).
Pada mediasi tersebut, kata dia, disepakati padepokan Gus Samsudin ditutup untuk sementara.
"Gus Samsudin tidak bersedia jika penutupan padepokan permanen," ujarnya.
(*)
Baca berita lainnya di Google News