Berita Nasional
3 CCTV Rumah Irjen Ferdy Sambo Ditemukan, Detik-detik Adu Tembak Brigadir J dan Bharada E Terjawab
Kasus kematian Brigadir J di rumah Kadiv Propram Irjen Ferdy Sambo sedikit demi sedikit mulai terkuak.Jika sebelumnya banyak kejanggalan, kini polri
TRIBUNSUMSEL.COM -- Kasus kematian Brigadir J di rumah Kadiv Propram Irjen Ferdy Sambo sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Jika sebelumnya banyak kejanggalan, kini polri mulaimenguak fakta baru terkait kematian Brigadir J setelah adu tembak Bharada E.
Salah satunya mengenai CCTV rumah Irjen Ferdy Sambo yang sempat dinyatakan rusak disambar petir.
Polri umumkan telah menemukan CCTV tersebut jumlahnya ada 3 dan bakal segara menguak tabir kebenaran kematian Brigadir J.
Kebenaran mengenai insiden adu tembak antara Brigadir J dan Bhadara E akan segara terjawab.
Melansir dari Tribunnews.com, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu (20/7/2022) dalam jumpa pers mengatakan penemuan CCTV akan menguak secara jelas kejadian insiden adu tembak brigadir J dan Bharada E.
"Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," jelas nya

Adapun CCTV tersebut akan didalami oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dedi mengatakan CCTV tersebut akan dibuka ke publik apabila penyidikan oleh tim khusus selesai.
Baca juga: Olah TKP Brigadir J Rumah Irjen Ferdy Sambo, Analisis Susno Duadji :Dor Kena Dada, Korban Tergeletak
"Jadi dari CCTV ini sedang dijalani oleh timsus dan nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses sudah selesai.
Jadi dia tidak sepotong-sepotong tidak akan menyampaikan secara konferensif apa yang telah dicapai oleh timsus yang dibentuk oleh Bapak Kapolri," kata Dedi.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan barang bukti CCTV tersebut saat ini tengah diperiksa di laboratorium forensik Mabes Polri.
Ia mengungkapkan kendala yang dihadapi penyidik seperti soal sinkronisasi waktu.
"Kadang ada tiga CCTV di sana, di satu titik yang sama tapi waktunya bisa berbeda-beda. Nah tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya," ucapnya
Kapolres Jaksel dan Karo Paminal Polri Brigjen Hendra Kurniawan dinonaktifkan
Sebelumnya, Kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo tampaknya menarik banyak pihak.
Kali ini yang terbaru diketahui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutuskan menonaktifkan Brigjen Hendra Kurniawan dari jabatan Karo Paminal Polri dan Kombes Budhi Herdi dari jabatan Kapolres Jakarta Selatan.
Kapolri tegas menonaktifkan kedua pejabat tersebut buntut kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
"Pada malam hari ini Pak Kapolri memutuskan untuk menonaktifkan dua orang. Karo Paminal Brigjen Pol Hendra Kurniawan. Kedua yang dinonaktifkan adalah Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Dedi menuturkan nantinya Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang bakal menentukan sosok untuk menduduki jabatan Kapolres Jakarta Selatan.
Namun, tidak dijelaskan siapa pengganti Brigjen Pol Hendra Kurniawan.
Baca juga: Letjen Suryo Prabowo Bereaksi Karo Paminal dan Kapolres Jaksel Dinonaktifkan: Semakin Serius
"Siapa pejabat sementaranya akan secara administratif ditunjuk Kapolda," ungkapnya.
Di sisi lain, Dedi menambahkan bahwa tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih terus bekerja.
Dia memastikan mereka akan professional mengusut kematian Brigadir J.
"Tim harus bekerja dengan komitmen bapak Kapolri. Tim harus bekerja secara profesional dengan pembuktian secara ilmiah ini merupakan suatu keharusan. Oleh karenanya, untuk menjaga indepensi tersebut, transparansi dan akuntabel," katanya.
Keluarga Brigadir J Minta Autopsi Ulang
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meminta proses ekshumasi alias autopsi ulang.
Namun dikatakannya, autopsi ulang tidak kembali dilakukan oleh dokter forensik dari Polri.
Kamaruddin meminta Kapolri membentuk tim khusus yang melibatkan kedokteran dari kedokteran forensik TNI hingga rumah sakit swasta.

"Kami memohon supaya Bapak Kapolri memerintahkan jajarannya khususnya penyidik yang menangani perkara ini membentuk tim independen."
Baca juga: Mulai Terang, Polisi Temukan CCTV yang Bisa Ungkap Kasus, Karo Paminal dan Kapolres Jaksel Dicopot
"Yaitu melibatkan dokter bukan lagi yang dahulu. Yaitu dari pertama RSPAD, RS AL, RS AU, RSCM, yang berikutnya dari RS salah satu swasta," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Hal ini karena adanya keraguan dari pihaknya soal hasil autopsi yang menunjukan tidak ada luka lain selain luka tembakan.
Dari temuan pihaknya, Kamaruddin menerangkan ada sejumlah bukti baru yakni luka jeratan di leher sebelum ditembak.
"Kenapa kami menolak autopsi yang lalu (dokter forensik Polri), karena autopsi yang lalu dikatakan matinya itu karena tembak menembak dan dari RS Polri tidak ada yang protes," jelasnya.
Baca berita lainnya di Google News