Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Emak-emak Demam Sepeda Listrik, Melenggang Bebas di Jalan Raya, Penjual Panen Pembeli (1)

Emak-emak di Palembang demam sepeda listrik. Kendaraan mungil yang mudah dikendarai ini dinilai lebih hemat dan praktis.

Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Liputan khusus Tribun Sumsel. Emak-emak di Palembang demam sepeda listrik. Kendaraan mungil yang mudah dikendarai ini dinilai lebih hemat dan praktis. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Emak-emak di Palembang demam sepeda listrik. Kendaraan mungil yang mudah dikendarai ini dinilai lebih hemat dan praktis untuk dipakai bepergian.

Pengendara tak perlu takut ditilang meskipun melenggang di jalan raya di Kota Palembang yang padat pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat.

Erniati (53), ibu rumah tangga yang bermukim di kawasan Lorong Muawanah Plaju Palembang biasa mengendara sepeda listrik ke jalan raya tanpa rasa takut ditilang.

"Sepeda ini saya sudah bawa ke pasar Plaju, ke Jakabaring bahkan ke Jembatan Musi IV," kata Erniati yang dijumpai di kediamannya Sabtu (16/7/2022).

Erniati biasa berkendara sepeda listrik ke arah Jakabaring atau ke Jembatan Musi IV tidak ada rasa takut akan ditilang polisi.

"Kita juga kalau pergi jauh seperti itu pakai helm, dan jika ditilang juga ini bukan kendaraan sepeda motor akan tetapi ini sepeda yang bisa kita gowes juga kan," ucap Erniati.

Erniati membeli sepeda listrik ini seharga Rp 6 juta-an.

"Sepeda ini pakai sistem cas baterai. Saya seharian mengecas itu dari satu batang hingga full sampai lima batang. Untuk masalah keamanan ini cukup aman karena ada alat sensor kemalingan," ucap Erniati.

Erniati merasa nyaman berkendara sepeda listrik, tidak ada suara bising saat dikendarai tidak sama seperti saat membawa sepeda motor.

Sementara Chandra warga Rambutan Kabupaten Banyuasin mengatakan sepeda listrik sangat berguna.
"Istri saya bisa ke pasar Plaju Kota Palembang naik sepeda listrik ini, hemat biaya. Ya kalau pakai sepeda motor harus mengeluarkan uang dan harus mengantri beli bensin, kalau ini hanya mengandalkan cas atau listrik saja, paling hanya Rp 5 ribu biaya listrik untuk mengecas," katanya dijumpai di kediaman di Lorong Darmapala Rambutan Banyuasin.

Chandra mengecas sepeda listrik ini selama 8 jam, jarak dari rumahnya ke pasar Plaju sekitar 10 kilometer.

Istrinya jika ke pasar tidak memakai helm dan tidak pernah diberhentikan oleh polisi, meskipun di daerah Plaju Kota cukup banyak polisi yang berpatroli di jalan raya.

Ditanya tentang kemungkinan sepeda listrik ini ada aturannya di jalan raya, menurut Chandra tidak akan efektif.

"Kalau ada peraturan tidak boleh lagi pakai sepeda listrik di jalan raya itu tidak efektif.
Apalagi seperti saya yang di Rambutan Banyuasin, sangat sulit untuk mengakses kemana-mana kalau tidak ada sepeda listrik ini," ucap Chandra yang baru satu minggu membeli sepeda listrik.

Pengendara sepeda listrik lainnya Dini warga kecamatan Kertapati mengatakan, sudah lama memiliki kendaraan yang memudahkan untuk mengakses ke mana saja.

"Jika pakai sepeda motor itu banyak biayanya, seperti servis, isi bensin, kalau ini hanya mengandalkan cas listrik saja," kata Dini.

Dini menjelaskan, untuk cas sepeda listrik sekira satu harian. Tergantung dari pemakaian. Dini memakai sepeda listriknya ke Jakabaring, Ampera dan sekitaran Kertapati.

"Saya tidak pakai helm, tapi tidak pernah ditilang," katanya.


Imbas Naiknya Harga BBM
Sepeda listrik kian diminati di Kota Palembang. Bahkan dalam seminggu penjualan sepeda listrik bisa puluhan unit, hal ini seperti yang terjadi di Wancell Palembang yang ada di Plaju.

"Kita distributor sepeda listrik di Palembang, sekali pengiriman satu truk dan cepet habis," kata Owner Wancell Palembang Irwan melalui SPG Wancell Palembang Feny beberapa waktu lalu.


Menurutnya, dalam satu minggu bisa lebih 20 unit sepeda listrik terjual. Sepeda listrik ini paling banyak diminati emak-emak, untuk berbagai keperluan seperti untuk ke pasar, antar anak ke sekolah hingga untuk jalan-jalan keliling komplek.

"Untuk sepeda listrik ini dijual dengan harga Rp 5,5 juta satu unitnya. Pilihan warnanya banyak ada delapan warna seperti warna putih, merah, merah marun, kuning, biru dan lain-lain," bebernya.

Menurutnya, sepeda listrik ini kecepatannya bisa 40 km/jam sampai 50 km/jam. Sepeda listrik ini mampu membawa beban hingga 150 kg. Sepeda ini bisa untuk dua orang.

"Untuk daya tahan baterai menyesuaikan kecepatan misal jika digunakan dengan rata-rata 40 km/jam maka bisa digunakan lebih dari satu jam, lalu kalau digunakan 20 km/jam bisa lebih dari 2 jam dan seterusnya," katanya.

Sedangkan untuk charger (cas) sepeda listrik ini butuh waktu 4-5 jam untuk sampai full. Kalau mau habis baru di-charger lagi. Misal kalau lagi di jalan habis baterai bisa digowes, karena memang ada pedal untuk gowes.

Sementara itu Irwan menambahkan sudah berjualan sepeda listrik sejak dua bulan lalu. Booming peminat beberapa pekan ini, sejak adanya kenaikan BBM.

"Harga BBM semakin hari semakin naik, maka banyak ibu-ibu beralih menggunakan sepeda listrik agar lebih hemat dan praktis," cetusnya.

"Dalam dua bulan ini sudah laku kisaran 500 unit sepeda listrik. Yang PO (pre order) juga ada ratusan karena barang belum datang karena produksi sedikit.” kata Irwan.

Bagi pemilik sepeda listrik ada layanan after sales, di Wancell Palembang juga menyediakan sparepart, dan bisa konsultasi. (cr20/nda)

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved