Lompat dari Jembatan Ampera

Cerita Istri Fatriansyah Sebelum Suaminya Diduga Melompat di Jembatan Ampera

Dela (31) istri korban yang diduga melompat di Jembatan Ampera datang langsung ke RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang

TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA
Situasi instalasi forensik RS Bhayangkara tempat jenazah Fatriansyah Pratama, Pria yang diduga melompat dari atas Jembatan Ampera Palembang diperiksa, Minggu (17/7/2022) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Isak tangis keluarga tak terbendung saat melihat jenazah Fatriansyah Pratama (32) yang sudah terbujur kaku di instalasi forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, Minggu (17/7/2022). 

Diketahui, Fatriansyah adalah pria yang diduga melompat dari atas jembatan Ampera dua hari sebelumnya, Jumat (17/7/2022). 

Dela (31) istri korban, datang langsung ke RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang untuk melihat langsung jenazah suaminya. 

Bersama kedua anaknya, Dela nampak tegar menghadapi kejadian ini. 

"Saya berusaha kuat demi anak-anak," ucap Dela. 

Sebelumnya, jenazah Fatriansyah ditemukan mengambang diantara tumpukan eceng gondok di perairan sungai Musi tepatnya di kawasan Gandus Palembang. 

Petugas lalu mengevakuasi jenazahnya ke Dermaga Boom Baru untuk selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang. 

Dela menuturkan, dirinya masih bertemu dihari Jumat, beberapa jam sebelum suaminya diduga nekat melompat dari atas jembatan Ampera. 

"Hari jumat itu dia pamit keluar mau kerja. Ya saya tidak ada curiga," ucapnya. 

Menurut Dela, suaminya juga tidak menunjukkan gelagat mencurigakan sebelum pergi. 

Dela enggan merinci terkait dugaan penyebab suaminya diduga melompat dari atas jembatan Ampera. 

"Dia masih sempat cium saya sebelum pergi. Itu saya anggap wajar karena memang kebiasaan kami seperti itu. Memang sebelum pergi, dia sempat minta maaf. Tapi saya tidak curiga," ungkapnya. 

Setelah mendapat suaminya diduga melompat dari atas jembatan Ampera, Dela sudah melakukan upaya pencarian. 

Di dalam benaknya, ibu dua anak ini masih tidak percaya sang suami nekat melakukan bunuh diri sebagaimana kabar yang beredar. 

"Ya karena tidak ada gelagat aneh, jadi saya tidak percaya awalnya," kata dia. 

Namun saat mendapat kabar dan melihat langsung jenazah suaminya, Dela baru percaya kabar tersebut. 

Sebab dia masih mengingat jelas ciri-ciri pakaian yang digunakan terakhir kali oleh suaminya. 

Meliputi celana pendek warna hitam, baju coklat, sepatu warna hitam garis putih. 

"Dari situ saya baru percaya, itu memang suami saya," ucapnya. 

 

Sang Ayah Pingsan 

 

Sikap berbeda terlihat dari M Idris (52) ayah Fatriansyah Pratama. 

M Idris (52) sampai jatuh pingsan persis di samping jenazah sang anak yang sudah terbujur kaku ditempatnya dievakuasi sementara di Dermaga Boom Baru Palembang. 

Saat M.Idris pingsan, orang-orang terdekat langsung berusaha menolongnya untuk segera sadarkan diri

"Kok jadi begini," ujarnya M Idris dengan suara lirih terisak menagis. 

Tak banyak kata terucap dari M Idris kecuali isak tangis yang terdengar. 

Dengan setengah tidak sadar, dia terus menepuk dadanya yang kemudian berusaha ditenangkan oleh keluarga disampingnya. 

"Sudahlah, jangan begini," ucap seseorang yang berusaha menenangkannya. 

Termasuk saat jenazah anaknya dibawa ke mobil ambulans untuk selanjutnya diantar ke RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, M.Idris sampai harus dibopong berjalan lantaran masih lemas. 

Kesedihan yang sama juga terlihat di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, tempat jenazah korban disemayamkan sementara. 

Satu persatu keluarga yang berdatangan, tak kuasa menahan kesedihan atas kejadian ini. 

Isak tangis terus saja terdengar dari beberapa keluarga yang datang. 

Dari informasi yang didapat Tribunsumsel.com, jenazah korban akan langsung dimakamkan di TPU Serong Kabupaten Banyuasin. 

 

DISCLAIMER:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Bisa menghubungi RSJ Ernaldi Bahar Palembang

Nomor Telepon (0711) 5645126
WhatsApp 0813-7365-3005

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved