Arti Kata
Resesi Adalah Apa? Ini Defenisi Lengkap, Penyebab Beserta Contohnya
Banyak yang mencari arti resesi adalah apa, setelah viral di berbagai media massa dan media sosial. Lantas apa defenisi dari resesi?
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Novaldi Hibaturrahman
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Simak defenisi dari resesi adalah apa, beserta penyebab dan contohnya.
Belakangan ini masyarakat milenial ramai memperbincangkan arti dari resesi adalah apa.
Resesi menjadi topik perbincangan setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani membahas kemungkinan Indonesia mengalami resesi.
Lantas apa yang dimaksud dengan resesi? Berikut defenisi dan penjelasan lengkapnya.
Defenisi Resesi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari, Resesi diartikan sebagai kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang.
Resesi adalah sebuah periode penurunan ekonomi di suatu negara yang terjadi secara sementara saat aktivitas perdagangan dan juga industri berkurang.
Umumnya resesi memiliki tanda yaitu penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal secara berturut-turut.
Sejumlah indikator yang bisa digunakan suatu negara dalam keadaan arti resesi antara lain terjadi penurunan pada PDB, merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.
Arti resesi juga bisa bermakna sebagai sebuah periode yang terjadi perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
Pengertian resesi juga lazim untuk pertumbuhan ekonomi bisa sampai 0 persen, bahkan minus dalam kondisi terburuknya.
Adapun contoh dari resesi adalah krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 lalu yang menyebar ke negara-negara lainnya/
Krisis ekonomi di Amerika Serikat tersebut dikenal dengan Resesi Hebat 2008.
Terjadinya resesi terhadap suatu negara tidak terlepas dari adanya faktor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya resesi.
Dilansir dari Kompas.tv berikut faktor-faktor penyebab resesi
1. Inflasi
Inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Inflasi sesungguhnya bukan hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan masuk ke dalam kategori berbahaya sebab akan membawa dampak resesi.
2. Deflasi Berlebihan
Selain inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi juga dapat memberikan dampak yang lebih buruk. Deflasi merupakan kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan upah menyusut, kemudian menekan harga.
3. Gelembung Aset
Banyaknya investor yang panik biasanya akan segera menjual sahamnya yang kemudian memicu resesi. Hal ini disebut juga sebagai “kegembiraan irasional”.
Hal ini terjadi saat para investor yang mengambil keputusan dengan emosi. Mereka membeli banyak saham saat ekonomi sedang baik, kemudian berlomba menjualnya saat kondisi ekonomi berantakan.
4. Guncangan Ekonomi yang Mendadak
Guncangan ekonomi yang mendadak dapat memicu resesi serta berbagai masalah ekonomi yang serius. Mulai dari tumpukan hutang yang secara individu maupun perusahaan.
5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi. Sebagai contoh pada abad ke-19, terjadi gelombang peningkatan teknologi hemat tenaga kerja.
Revolusi yang dinamakan juga revolusi Industri ini kemudian membuat seluruh profesi menjadi usang, dan memicu resesi. Saat ini beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intelligence (AI) dan robot akan menyebabkan resesi lantaran banyak pekerja kehilangan mata pencahariannya.
7. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi
Keseimbangan konsumsi dan produksi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Ketika produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka terjadilah masalah dalam siklus ekonomi. Tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan berakibat pada penumpukan stok persediaan barang.
Rendahnya konsumsi, sementara kebutuhan kian tinggi akan mendorong terjadinya impor. Hal ini kemudian akan berakibat pada penurunan laba perusahaan sehingga berpengaruh pada lemahnya pasar modal.
Baca juga: Arti dan Penjelasan Crime Science Investigation, Dilakukan Untuk Mengungkap Penembakan Brigadir J
Baca juga: Cuan Adalah Apa? Kosa Kata Bahasa Gaul Populer di Sosial Media, Ini Arti dan Contohnya
Baca juga: Arti Kata Healing dalam Bahasa Gaul, Kata Populer yang Sering Muncul di Media Sosial
8. Pertumbuhan Ekonomi Merosot selama Dua Kuartal Berturut-turut
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikasi yang digunakan dalam menentukan baik tidaknya kondisi ekonomi suatu negara. Jika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan maka negara tersebut masih dalam kondisi ekonomi yang kuat, begitupun sebaliknya.
Bruto, sebagai acuan produk. Jika produk domestik bruto mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami resesi.
9. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor
Nilai impor terlalu besar disini adalah Negara yang tidak dapat memproduksi kebutuhannya sendiri kemudian mengimpor dari negara lain. Sebaliknya, negara yang memiliki kelebihan produksi dapat mengekspor ke negara yang membutuhkan komoditas tersebut.
Sayangnya nilai impor yang lebih besar dari nilai ekspor dapat berdampak pada perekonomian yaitu, defisitnya anggaran negara.
10. Tingkat Pengangguran Tinggi
Tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam penggerak perekonomian. Jika suatu negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi para tenaga kerja lokal, maka tingkat pengangguran meningkat. Resikonya adalah tingginya tingkat kriminal guna memenuhi kebutuhan hidup.
Demikian defenisi lengkap, contoh beserta faktor penyebab resesi yang perlu diketahui.
Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news