Berita Pilpres 2024
Gerindra Tak Menyerah Meski 3 Kali Kalah di Pilpres, Sudah Kantongi Nama Cawapres Prabowo Subianto
Gerindra Tak Menyerah Meski 3 Kali Kalah di Pilpres, Sudah Kantongi Nama Cawapres Prabowo Subianto
TRIBUNSUMSEL.COM - Partai Gerindra masih akan mencalonkan nama Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Meski tiga kali kalah dalam kontestasinya. Nyatanya Partai Gerindra tak menyerah.
Bahkan kini, Partai Gerindra sudah mengantongi nama cawapres Prabowo Subianto.
Diketahui Gerindra akan kembali mengusung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Kendati sudah tiga kali kalah, namun Gerindra tidak pantang menyerah.
Bahkan kini Gerindra sudah menyiapkan pasangan atau cawapres untuk Prabowo.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Tetapi, Dasco tak mengungkapkan siapa tokoh calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo itu.
"Saya tidak bisa bicara, mengenai masalah cawapres lebih lanjut, karena sesuai anggaran dasar hal ini akan dibicarakan setelah rapimnas. Walaupun nama sudah di kantong," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/7/2022).
Sementara itu, Dasco menegaskan, hingga kini Gerindra menyatakan solid mendukung Prabowo maju sebagai capres.
Adapun pengusungan itu akan diumumkan Gerindra pada saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra yang menurut rencana digelar pada akhir Juli.
"Jadi kan mekanisme di partai Gerindra bahwa untuk forum memunculkan nama capres itu harus dilakukan di forum setingkat munas, yaitu di rapimnas," ucapnya.
Lanjut Dasco, dalam rapimnas itu, Prabowo akan ditanyakan kesediaannya maju capres.
Sementara, terkait mekanisme pencalonan wakil presiden dan lainnya akan dibahas melalui forum setelah rapimnas.
"Sehingga pada saat rapimnas nanti hanya akan diumumkan soal capres saja," tegas Dasco.
Sebelumnya diberitakan, Dasco mengisyaratkan bahwa dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden menjadi syarat mutlak, setidaknya bagi Gerindra.
Prabowo, walaupun sudah tiga kali kalah di Pilpres, hingga saat ini masih jadi sosok dengan elektabilitas yang menjanjikan di tiga besar, bersaing dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari hasil riset berbagai lembaga survei.
"Pengurus serta anggota Partai Gerindra berkewajiban mematuhi anggaran dasar/anggaran rumah tangga serta sumpah kader Partai Gerindra, sehingga semua tahapan mengenai pencapresan dan pencawapresan dari Partai Gerindra harus mengikuti mekanisme yang ada," ungkap Dasco.
"Saat ini Prabowo Subianto baru diminta akan kesediaannya untuk dikukuhkan menjadi capres dari Gerindra melalui rapimnas yang akan diselenggarakan pada akhir bulan Juli 2022," tambah dia.
Baca juga: Mantan Letjen Suryo Prabowo Posting Akun Sindir ACT Dibanggakan Yusuf Kalla: Ehe
Baca juga: Cawapres untuk Prabowo di Pilpres 2024 Sudah Dikantongi Gerindra, Tetap Nyalon Meski 3 Kali Kalah
Jejak Kekalahan Prabowo Subianto di Kontestasi Pilpres
1. Pilpres tahun 2009
Dikutip dari Kompas.com, Prabowo Subianto pada Pilpres tahun 2009 lalu pertama kali maju di kontestasi pilpres menjadi cawapres.
Saat itu, Partai Gerindra yang baru diusungnya berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Prabowo lalu maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) bersama Megawati Soekarnoputri yang menjadi calon presiden (capres).
Namun, pada tahun itu Megawati-Prabowo harus menerima kekalahan dari pasangan lawan, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono yang meraih suara 73.874.562 atau 60,80 persen.
Megawati-Prabowo hanya meraih 32.548.105 atau 26,79 persen.
Sementara paslon lainnya, yakni Jusuf Kalla-Wiranto, hanya meraih 15.081.814 atau 12,41 persen.
2. Pilpres tahun 2014
Prabowo kembali maju di Pilpres 2009.
Saat itu, Partai Gerindra sudah tumbuh lebih besar dibandingkan pada tahun 2009.
Kursi Partai Gerindra meningkat pesat menjadi 73 kursi dari sebelumnya yang hanya memiliki 26 kursi.
Prabowo lalu maju menjadi capres dan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) saat itu, yakni Hatta Rajasa.
Prabowo-Hatta harus bersaing dengan Jokowi yang menggandeng Jusuf kalla.
Berdasarkan hasil pemungutan suara, Prabowo-Hatta meraih perolehan suara 62.576.444 atau 46,85 persen.
Sedangkan Jokowi-JK menang dengan perolehan suara 70.997.833 atau 53,15 persen.
3. Pilpres tahun 2019
Di Pilpres 2019, Prabowo kembali maju menantang capres pertahana Jokowi.
Dalam pilpres ini, Prabowo menggandeng Mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno.
Pasangan ini diusung oleh empat partai, yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan PAN.
Prabowo-Sandi kemudian melawan Jokowi yang kali ini menggandeng Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin.
Kembali mengulang sejarah, dalam pengumuman hasil resmi rekapitulasi KPU, Prabowo-Sandi kalah total suara dengan perolehan 68.650.239 suara atau 44,50 persen dari total suara sah nasional.
Sedangkan Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 atau 55,50 persen dari total suara sah nasional.
Akan tetapi Pilpres 2019 masih belum selesai secara resmi, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (20/5/2019).
Ketua KPU, RI Arief Budiman menjelaskan, pihaknya akan memberikan kesempatan kepada peserta pemilu yang tidak puas untuk ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Diketahui sebelumnya, Prabowo mengatakan tak akan menerima hasil rekapitulasi yang dikeluarkan oleh KPU.
Dengan begitu, apabila Prabowo tidak menyetujui hasil pilpres, kubu 02 masih memiliki waktu tiga hari untuk mengajukan gugatan.
"Artinya ada waktu hingga tanggal 24 Mei 2019 bagi peserta pemilu untuk mengajukan gugatan ke MK," kata Arief.
Nantinya, KPU akan menunggu putusan MK selama 3 hari untuk menetapkan presiden terpilih.
Dijelaskan oleh Arief kembali, apabila tidak ada gugatan terkait sengketa pilpres yang diajukan ke MK, maka KPU bisa menetapkan calon presiden dan wakil presiden terpilih, pada tanggal 25 hingga 27 Mei 2019.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com