Ghumah Baghi Usia Ratusan Tahun Ada di Jakabaring, Festival Anjungan Sumsel di Dekranasda

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rumah adat besemah atau ghumah baghi dihadirkan pada Festival Anjungan Sumsel di Dekranasda Sumsel di Jakabaring. Selama festival ada 16 anjungan atau rumah adat dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumsel.

Rumah adat Besemah atau Ghumah Baghi dari Kota Pagar Alam usianya sudah ratusan tahun.

"Rumah adat Besemah atau Ghumah Baghi ini usianya sudah ratusan tahun," kata Devi yang menjaga Rumah Adat Besemah atau Ghumah Baghi di Dekranasda, Jumat (24/6/2022).

Devi menjelaskan, kalau yang lain rata-rata membangun dari awal, kalau rumah adat ini asli didatangkan dari Pagar Alam. Jadi rumah adat yang dari Pagar Alam dibongkar dan dibawa ke sini kemudian dirakit kembali jadinya seperti ini.

"Jadi bahan-bahan bangunan yang digunakan asli menggunakan kayu yang usianya sudah ratusan tahun. Begitupun dengan tiangnya juga kayu asli," ungkapnya.

Baca juga: Sidang Perdana Kasus Dana Hibah Bawaslu Muratara, JPU Sebut 8 Terdakwa Korupsi Bersama

Sebagai informasi rumah adat Besemah atau Ghumah Baghi artinya Ghuma yaitu rumah dan Baghi artinya bari atau tua yang jika disatukan artinya rumah lama, tua atau kuno. Ghumah Baghi berbentuk rumah panggung.

Bentuk dari atapnya berupa atap pelana dengan ukuran yang cukup tinggi, serta sedikit melengkung. Konon, atap tersebut mempunyai bentuk perpaduan dari rumah gadang dari Minangkabau dan rumah jabu bolon dari Batak.

Selain dari Pagar Alam ada juga dari Lahat yang memang sebelumnya merupakan bagian dari Pagar Alam. Untuk rumah adatnya juga sama namanya Ghumah Baghi atau Rumah Bari.

"Untuk Rumah Bari Lahat terdapat ukiran di bagian atap dalam dan ukiran di bagian tengah dinding. Ukiran teresebut disebut Bebulan yang mempunyai makna kehidupan tentram harus dibina dalam rumah tangga layaknya bulan," kata Ufla ASN dari Lahat yang ada di Rumah Bari.

Baca berita lainnya langsung dari google news.