Berita Maspro
"Dulur Kito" Tokoh Sumbagsel Erick Thohir Dukungan Ketahanan Pangan di Sumbagsel
Komitmen Erick Thohir untuk membangun Sumbagsel tak perlu di ragukan lagi, terlebih untuk ketahanan pangan di Sumbagsel.
Erick tidak semata-mata memakan buah manis sepeninggalan ayahnya.
Ia mengukir jalan hidupnya yang juga penuh kerja keras.
Etos kerja dan kegigihannya dalam menggapai cita-cita, terus ia perlihatkan.
Perjuangannya dimulai sejak usia 9 tahun.
Saat itu, Erick kecil telah berjualan biji karet untuk bermain adu pulpen yang sedang ngetrend pada masanya.
Bahkan, ia sudah mengenal ekspansi bisnis.
Bersama teman-temannya, Erick memutar modalnya lewat berdagang siomay di depan SD Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Soal pendidikan, tak perlu diragukan lagi. Teddy Thohir sang Ayah menyekolahkan Erick sampai tingkat SMA di Indonesia.
Lalu memilih Amerika Serikat sebagi tempat kuliah Erick.
Hal tersebut dikarenakan keinginan Teddy Thohir, agar Erick seimbang dalam proses pendidikannya.
Sehingga, meski Erick lahir dari keturunan orang Gunung Sugih Lampung Tengah, namun pada tahun 1993 Erick lulus program Master untuk Bisnis Administrasi (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat.
Sebelumnya, ia juga memperoleh gelar sarjana (Bachelor of Arts) dari Glendale University.
Bisa dibilang, pria empat anak ini bisa disejajarkan dengan tokoh nasional lain yang berkiprah di dunia internasional.
Suka tidak suka, nama Indonesia terangkat dari sepak terjang Erick.
Tepatnya saat ia mengakuisisi beberapa klub olahraga terkemuka.