Penjelasan Ulama Soal Jenazah Eril Wangi Eucalyptus Bikin Merinding: Sering Melakukan Amal Saleh

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM- Ridwan Kamil akhirnya bertemu dengan putra sulungnya, Eril dalam keadaan utuh setelah 14 hari hilang terseret arus Sungai Aare, Swiss.

Sebelum bertolak ke tanah air, Ridwan Kamil telah melakukan proses berdasarkan syariat islam diantaranya dengan memandikan, dan meng-adzankan Eril.

Dalam unggahan instagrammnya, Ridwan Kamil juga memberikan kesaksian terkait kondisi terbaru putra sulungnya tersebut.

Bahkan Kang Emil menyebutkan jasad putranya harum semerbak seperti daun eucalyptus.

Tak hanya itu, Ridwan Kamil juga mencurahkan rasa syukurnya yang luar biasa besar terhadap yang Maha Kuasa lantaran telah melindungi dan mempertemukan dirinya kembali dengan sang anak.

Baca juga: Jenazah Eril Tiba di Indonesia Minggu 12 Juni Pukul 10.00 WIB, Langsung Dibawa ke Gedung Pakuan

Wangi daun eucalyptus yang dituturkan oleh Ridwan Kamil dalam unggahannya membuat publik penasaran dengan makna dibaliknya, terutama dalam sisi Islam.

Berdasarkan penuturan salah satu ulama Ustaz Amar Ar Risalah, wangi harum yang tercium dari jasad seseorang yang telah meninggal berarti dosanya telah diampuni.

Selain itu, ia menyebutkan barangkali semasa hidup Eril kerap melakukan amal saleh.

"Biasanya itu jenazah orang-orang yang dosa-dosanya diampuni dan dihapuskan akan wangi. Terlepas dari segala dosanya," ujar Ustaz Amar Ar Risalah dikutip dari Insertlive pada Sabtu (11/6/2022).

Baca juga: INILAH Penampakan Peti Jenazah Eril, Ridwan Kamil Desain Makam Sang Putra Sulung, Ada Masjid

"Di akhir hidup dosanya diampuni, maka jasadnya wangi. Artinya sering melakukan amal saleh," kata Ustaz Amar melalui pesan suara yang diterima InsertLive.

Lebih lanjut,jenazah putra sulungnya dinyatakan hilang dan tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss, tetapi jenazah utuh karena pengaruh suhu air Sungai Aare yang dingin.

Ustaz Amar menyampaikan jika meninggalnya Eril akibat tenggelam bisa masuk dalam kategori mati syahid.

"Memang ada hadist yang sahih yang mengatakan bahwa penyebab orang mati syahid itu tenggelam," ujarnya.

"Tapi dalam konteks membela agama, perjalanan menuntut ilmu yang digunakan membesarkan umat Islam dan menyenangkan orangtua," tambahnya.