Berita Muratara
Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak, Pemkab Muratara Waspada, Minta Warga tak Panik
Penyakit mulut dan kuku pada ternak, Pemkab Muratara Waspada, minta warga tak panik.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Penyakit mulut dan kuku pada ternak, Pemkab Muratara waspada, minta warga tak panik
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) kini tengah mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Kendati belum ditemukan kasus PMK tersebut di daerah ini, namun dinas terkait sudah mewaspadainya lebih dini.
"Sampai hari ini belum ada kasusnya di tempat kita, tapi kita tetap waspada dan antisipasi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Muratara, Ade Meiri melalui Kabid Peternakan, Abdul Aziz pada TribunSumsel.com, Jumat (13/5/2022).
Aziz mengatakan saat ini pihaknya sedang mengenali penyakit tersebut dengan mengikuti arahan secara virtual dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
"Mulai dari gejala klinisnya, masa inkubasi, bagaimana penularannya, dan lain-lain, kita masih mengikuti zoom meeting dari Dirjen Peternakan, dari kemarin sampai besok," katanya.
Aziz mengatakan, instansinya sudah melakukan monitoring ke peternak-peternak yang ada di daerah ini untuk mengetahui adakah gejala penyakit itu pada hewan ternak.
"Tiga hari yang lalu, tanggal 10 Mei ini tadi kita sudah turun, dari pantauan kita belum ditemukan gejala PMK itu pada hewan ternak," katanya.
Ia menambahkan, di Muratara belum ada sentra peternakan skala besar, sehingga mereka memantau ternak masyarakat maupun bantuan dari pemerintah.
Aziz mengungkapkan penyakit ini menyerang hewan ternak ruminansia yang memiliki kuku belah, seperti sapi, kambing, kerbau dan lainnya.
Baca juga: Anak Pukul Ayah Kandung di Muratara, Korban Ditonjok Diancam Kayu dan Pisau
Menurut dia, penyakit ini memang menular ke sesama hewan ruminansia, tetapi tidak menular ke manusia sehingga warga tak perlu takut dan panik.
"Jadi kita mengkonsumsi daging atau susunya, tidak apa-apa, aman, karena tidak menular ke manusia," kata Aziz.
Ia membeberkan gejala klinis yang timbul pada hewan ternak dari penyakit tersebut yakni air liur berlebih atau mulut berbusa.
Kemudian lepuh atau lesi pada sekitar mulut, lidah, gusi, hingga puting susu, serta terjadi pengelupasan kuku.
Selain itu, hewan ternak juga mengalami kepincangan, lemah atau enggan bergerak, sering berbaring, serta demam tinggi.
"Mudah-mudahan jangan sampai ada penyakit itu menyerang hewan-hewan ternak di daerah kita, karena itu kita terus waspadai dan antisipasi," kata Aziz.
Baca berita lainnya langsung dari google news.