Pengakuan Mengejutkan Lucinta Luna, Pernah jadi Simpanan Sugar Daddy hingga Dibayar Ratusan Juta

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Lucinta Luna kini kembali disorot setelah dirinya mengaku pernah menjadi simpanan lelaki dalam jangka waktu tertentu dengan tarif Fantastis.

Baca juga: Instagram Vanessa Khong Mendadak Hilang Usai Ditahan Bersama Ayah, Buntut Panjang Kasus Indra Kenz

Diketahui jika Lucinta Luna mengungkapkan jika dirinya dapat memperoleh uang hingga sebesar ratusan juta rupiah sebelum dirinya menjadi seorang selebgram.

Dilansir dari Channel Youtube AH Podcast Lucinta Luna mengungkapkan pengakuan yang menyebut jika dirinya pernah menjadi wanita kupu-kupu malam atau simpanan dari beberapa Lelaki Kaya, Selasa (19/4/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Lucinta Luna mengungkapkan kisah kelamnya kepada Atta Halilintar ketika dirinya berprofesi sebagai wanita simpanan.

"Jadi sebelum aku jadi artis ya, Aku tuh pernah menjadi wanita kupu-kupu malam," ungkap Lucinta Luna.

"Pernah aku dibayar, disimpen sama datuk-datuk makanya sering kan Indo-KL gitu," sambungnya.

Dia mengatakan untuk menemai laki-laki hidung belang itu, Lucinta Luna bisa membawa pulang uang ratusan juta ke Indonesia.

"Itu uangnya kusimpen, kutabung buat operasi. Zaman-zaman dulu kalau setiap ketemuan, ya, aku kadang ngantongin pulang dari KL (Kuala Lumpur), aku bawa 300 (juta) itu 2013-2014 ya," ucap Lucinta Luna.

Baca juga: Kabar Terkini Gracia Indri, Menikah Lagi dengan Pria Bule Pasca Cerai David NOAH, Tinggal di Belanda

Atta Halilintar yang mendengar pengakuan Lucinta Luna itu kaget dan tak menyangka.

"Tiket, hotel semua dibiayain? tanya Atta penasaran.

"Udah semua dibiayain," jawab Lucinta Luna.

Namun Saat menjadi simpanan di Malaysia, Lucinta Luna mengungkapkan jika dirinya harus memakai hijab setiap kali bertemu dengan sugar daddy.

"Aku datang ke sana harus pakai kerudung, pakai jilbab, benar-benar kayak Aurel gitu," ujar Lucinta.

Baca juga: Masa Nggak Berani, Hotman Paris Getol Bongkar Peradi Otto, Sentil Para Pengacara Memilih Diam