Berita Palembang

Suami Tewas, Kondisi Wulandari Korban Pembacokan di Jalintim Palembang-Indralaya

Update Pasutri Dibacok di Jalintim Palembang-Ogan Ilir.Suami Tewas, Kondisi Wulandari Korban Pembacokan di Jalintim Palembang-Indralaya

TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG
Safri (kanan) dan Zainal (kiri) tersangka pembacokan di Jalintim Palembang Indralaya di Mapolres Ogan Ilir, Minggu (17/4/2022) petang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Pasangan suami istri Rasyid Ghandi (34) dan Wulandari (27) menjadi korban pembacokan berujung pembunuhan di Jalintim Palembang-Indralaya, Sabtu (16/4/2022).

Miris, peristiwa berdarah itu terjadi tepat di depan mata kedua buah hati mereka yakni FB (3) dan FD (3). 

Rasyid Ghandi tewas ditempat sedangkan istrinya Wulandari harus menjalani perawatan intensif di RSUP Mohammad Hoesin Palembang karena mengalami luka bacok di bagian kepala. 

Leni Marlina (43) ibu kandung Wulandari saat ditemui di depan IGD rumah sakit menuturkan, kondisi anak perempuannya tersebut masih perlu mendapat perawatan pasca proses operasi besar yang baru saja dijalani. 

"Sudah sadar, tapi belum bisa dibilang stabil. Bernapasnya saja masih harus dibantu alat," ujarnya kepada Tribunsumsel.com, Senin (18/4/2022). 

Bukan main geramnya perasaan Leni atas perbuatan yang dilakukan tersangka kepada anak dan sang menantu. 

Leni menyebut, tak hanya mengalami luka parah di kepala, namun putrinya juga kehilangan ibu jari sebelah kanan akibat bacokan dalam peristiwa pembunuhan tersebut. 

"Jempolnya putus, terus jari manisnya sebelah kanan juga putus sedikit. Tega orang itu sama anak saya," ucapnya dengan nada emosi.

Kekesalan serupa juga turut dirasakan anggota keluarga lain yang ikut menemani Leni menjaga Wulandari di rumah sakit. 

Mereka kompak menyebut perseteruan antara korban dengan keluarga pelaku dipicu karena masalah lama yang tak kunjung usai. 

Darwis (41) kakak kandung almarhum Rasyid yang juga ditenui di rumah sakit menuturkan, perseteruan itu diduga terjadi sejak salah seorang tersangka kalah dalam pemilihan Kepala Desa (Kades) di tahun 2019 silam. 

"Salah satu tersangka itu mantan Kades. Dia sudah banyak mengancam orang-orang di perangkat desa. Almarhum (korban) ini tim sukses Kades terpilih, jadinya ikut juga sering diancam. Sudah sampai 3 kali didamaikan polisi. Tapi dia (tersangka) terus cari gara-gara sama almarhum," ucapnya. 

Bahkan satu bulan sebelum peristiwa berdarah ini atau pada Maret 2022 lalu, antara korban dan salah seorang tersangka juga terlibat perseteruan. 

Kejadian itu sampai mengakibatkan korban mengalami luka di kepala hingga harus menjalani lebih dari tujuh jahitan karena dipukul dengan menggunakan martil oleh salah seorang tersangka tersangka. 

Berdasarkan keterangan yang didengar pihak keluarga, peristiwa itu terjadi setelah korban dicegat saat melintas di depan rumah tersangka. 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved