Berita Otomotif
Jangan Sembarangan Ganti Pertamax ke Pertalite Gegara Harga Pertamax Rp 16 Ribu per Liter, Bahaya !
jangan sembarangan mengganti bahan bakar pertamax ke pertalite karena menyebabkan kerusakan baik pada mesin maupun komponen kendaraan lainnya.
TRIBUNSUMSEL.COM - Masyarakat bergaji UMR yang memakai bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax kalang kabut mengetahui harga Pertamax Rp 16000 per liter.
Banyak yang berancang-ancang akan memakai pertalite mengingat harga pertamax sangat mahal.
Namun, jangan sembarangan mengganti bahan bakar pertamax ke pertalite karena menyebabkan kerusakan baik pada mesin maupun komponen kendaraan lainnya.
Di Indonesia, bahan bakar yang banyak digunakan saat ini ialah Pertalite dan Pertamax.
Sehingga, dua jenis bensin itu yang kerap dicampur menjadi satu.
Bukan hanya sepeda motor, pemilik kendaraan roda empat juga sering melakukan hal serupa.
Lantas apakah tindakan tersebut bisa dimaklumi, atau justru sebaliknya?
Dilansir dari Wahana Honda, menurut sejumlah ahli di bidang teknik permesinan, mencampur Pertalite dan Pertamax bisa menghasilkan efek buruk pada mesin.
Bahkan, dampak jangka panjangnya terbilang cukup mengerikan.
Alih-alih mendapatkan oktan yang lebih tinggi, justru akan menghilangkan sejumlah fitur tambahan yang ada di Pertamax.
Contohnya, Pertamax memiliki kandungan yang bisa membersihkan kerak pada mesin, jika dicampur unsur tersebut akan hilang.
Proses pembakaran juga tidak berjalan dengan optimal dan semestinya, karena kedua bahan yang berbeda akan saling bercampur.
Sedang untuk jangka lama, mesin akan mengalami knocking atau ngelitik.
Selain itu, sejumlah kendaraan terbaru memiliki sensor deteksi bahan bakar yang lebih canggih.
Sensor ini akan mendeteksi jika bahan bakar memiliki kandungan yang bukan semestinya.
Kalau salah menggunakan bahan bakar bisa menimbulkan "knocking" yang tinggi.
Knocking bahasa bengkelnya ngelitik.
Ngelitik mengakibatkan mesin kurang bekerja dengan maksimal.
"Tangki yang seharusnya sudah bersih, bisa kotor kembali karena bahan bakar yang tidak beraditif muncul lagi," beber Tri.
"Efek clean up memang ada, tetapi tidak bisa mengikis semuanya," kata Tri beberapa waktu lalu.
Parahnya, kalau bahan bakar yang digunakan punya oktan terlalu rendah atau terlalu tinggi dari anjuran pabrikan bisa membuat mesin cepat rusak.
Bahkan bisa bikin piston bolong jika terus menerus pakai bahan bakar yang tidak sesuai.