Berita Selebriti

Rara Pawang Hujan Dibayar Rp 105 Juta Untuk 21 Hari Kerja di Mandalika, Gus Miftah: Sosok Luar Biasa

Tengah heboh polemik terkait gaji pawang hujan di Sirkuit Mandalika yang digelar beberapa hari lalu

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Instagram/@lambegosip
Rara Akui Gaji Pawang Hujan diMotoGp Mandalika Rp 105 Juta 

TRIBUNSUMSEL.COM - Gaji Rara Istiati Wulandari sebagai pawang hujan di sirkuit Mandalika sempat jadi sorotan.

Dikabarkan meraup ratusan juta untuk pekerjaan dalam menghentikan hujan yang terjadi

Adapun  Rara menceritakan perihal gaji kepada karni Ilyas terkait dirinya yang menjalani tugasnya selama 21 hari sebagai pawang hujan.

Mbak Rara mengatakan bahwa pemasukan dari ivent MotoGp tersebut mencapai triliunan namun ia sebagai pawang hujan hanya digaji Rp 100 juta dan menurutnya itu tergolong sedikit.

"Kalo polemik tentang gaji kan pemasukan dari ivent ini tu sampe triliunan pak," terangnya

"Gaji pawangnya kan cuma Rp 100 juta," sambungnya

"Kan dikit pak," sambungnya

Namun nampaknya Karni Ilyas justru membuat Rara tertawa dengan mengatakan bahwa minta untuk tambahin lagi gajinya.

"Iya makanya, saya suruh naikin lagi," ungkapnya

Dalam unggahan tersebut warganet ramai turut berikan komentar.

"Iya makanya, saya suruh naikin lagi." ungkapnya

"Gaji nya menakutkan, hati hati nanti di minta bayar pajak" tulis akun @feni

"Tapi hujan tetap turun kencang" tulis akun @zani

"Baiklah klo begitu,mulai hari ini cita2 saya jadi pawang hujan" tulis akun @devi

"mau tukar profesi jugaa klau gtu" tulis akun @aaa

Reaksi Gus Miftah

Pendakwah kondang Gus Miftah menanggapi terkait viralnya aksi pawang hujan saat ajang MotoGp di Sirkuit Mandalika yang digelar beberapa hari lalu.

Aksi pawang hujan ini nampaknya banyak menuai pro dan kontra hingga heboh jadi perbincangan publik kala itu.

Rara Istiati Wulandari juga tak lepas dari sorotan berbagai tokok ulama, salah satunya pendakwah kondang Gus Miftah.

Pendakwah kondang mengatakan terkait prinsip menolak atau menggeser hujan dengan doa yang tak mengandung kesirikan didalamnya tak jadi masalah. Dilansir dari kanal youtube Sambel Lalap, Rabu (23/3/2022).

"Kalo prinsipnya menolak atau menggesar hujan dengan doa yang tidak mengandung kesirikan di dalamnya, gak ada masalah" terangnya.

"Karena kita juga gak tahu dari siapa doa itu dikabulkan" sambungnya

"Tidak harus jadi kiyai, jadi ustad bahkan dari teman-teman biasa bisa jadi doanya lebih diijabah dibandingkan ustaz itu sendiri" lanjutnya

"Salah satu rahasia allah itu, allah merahasiakan yang diijabah doanya siapa" lanjutnya

Gus Miftah menegaskan jika setiap doa tidak bertentangan dengan syariat dan kalimatnya tidak mengandung kesirikan itu hal yang menurutnya sah-sah saja meskipun menggunakan bahasa Indonesia.

"Kalau saya sepanjang kalimat doa yang diucapkan itu tidak bertentangan dengan syariat, kalimatnya tidak mengandung kesirikan itu sah-sah saja walaupun dengan menggunakan bahasa Indonesia" bebernya

Gus Miftah juga mengatakan bahwa sosok pawang hujan tersebut luar biasa baginya lantaran mengalahkan pembalap MotoGp.

"Bagi saya luar biasa seorang Rara beritanya mengalahkan Marquez." sambungnya

Menurut pendakwah kondang ini dengan adanya aksi pawang hujan tersebut membuat ajang yang bagus lantaran mengenalkan kearifan lokal bangsa Indonesia kepada dunia.

"Ini ajang yang bagus untuk mengenalkan kearifan lokal bangsa Indonesia kepada dunia" ungkap Gus Miftah

"Situsnya MotoGp sendiri justru mengakpresiasi artinya ini promosi kearifan lokal dunia" sambungnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved