Berita Nasional

Kisah WNI di Ukraina, Tempat Kerja Hancur Dibom, Hidup Mulai Tak Tenang, Akhirnya Tiba di Indonesia

Sebagian besar memakai masker bermotif merah putih ke-26 PMI ini ke luar dari pintu keluar terminal kedatangan domestik dengan suasana haru bercampur

Editor: Weni Wahyuny
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
PMI TIBA - Suasana kedatangan 26 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin (7/3) malam. 

"Perjalanannya sangat panjang dari Ukraina lalu ke Rumania. Di sana sudah sepi orang-orang sudah dievakuasi semua. Kami dievakuasi dari Kota Kiev. Terdengar dari apartemen ledakan," tuturnya lirih.

26 orang PMI setelah keluar dari terminal kedatangan domestik diajak berkumpul di halaman Polsek KP3 Bandara Ngurah Rai untuk menyelesaikan sejumlah dokumen sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Terpisah, Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Denpasar, Wiam Satryawan menyatakan, 26 orang PMI Ukraina asal Bali pulang karena berada di daerah perang.

"Dari 26 orang ini, 24 orang di antaranya sudah berhasil dihubungi keluarganya dan akan dijemput di Bandara langsung dan akan kami serahterimakan di bandara. Ada dua orang yang karantina dijemput, maka kita antarkan ke rumah saudaranya yang kebetulan tinggal di Denpasar," jelasnya.

Rincian asal daerah 26 PMI Ukraina yang berasal dari Bali, 4 orang dari Denpasar, 5 orang dari Tabanan namun 2 dari 5 orang tersebut masih dikarantina, Karangasem 4 orang, Gianyar 3 orang, Buleleng 7 orang, Badung 3 orang dan Bangli 2 orang.

"Untuk dua orang yang belum bisa kembali ke Bali berdasarkan prosedur standar 7 hari dari minggu kemarin akan dites ulang PCR. Jika sudah negaif, akan dipulangkan pada kesempatan pertama," tambahnya.

Menurutnya, sampai saat ini belum ada pihak keluarga yang bertanya keberadaan anggota keluarganya yang masih ada di Ukraina.

Dan nantinya jika situasi di dua negara tersebut sudah kondusif, mungkin mereka akan kembali berangkat ke sana.

"Karena kita dilarang menempatkan PMI ke negara ber-konflik. Ini percis dengan PMI Suriah. Jadi kalau negaranya konflik duluan kita tutup. Kalau PMI sudah ada di sana dan negaranya konflik, PMI-nya yang susah. Dan tentunya ada (rencana penjemputan PMI di Rusia) kan yang konflik Rusia dan Ukraina. Yang artinya tidak kondusif di dua negara tersebut," katanya.

Gubernur Bali, Wayan Koster sudah mencanangkan bahwa PMI yang berangkat dari Bali harus yang formal.

Jenis PMI ada dua yakni informal dan formal di sini informal bekerja pada pengguna perseorangan contohnya ART.

Dan untuk PMI Formal adalah PMI yang bekerja di perusahaan berbadan hukum.

Berdasarkan data BP2MI Bali, dari 29 PMI di Ukraina, hanya 7 orang PMI asal Bali yang prosedural. Wiam menjelaskan, pihaknya berkomitmen menyetarakan seluruh PMI, baik prosedural maupun yang non-prosedural.

"Komitmen kami sudah mencanangkan bahwa pekerja migran ini VVIP tanpa membedakan antara yang prosedural dan prosedural. Jadi dari semua PMI sebagai VVIP dan akan kita fasilitasi sampai mereka tiba dirumah," jelasnya.

Menurutnya, tak menutup kemungkinan juga akan ada data PMI dari Rusia. "Kita juga punya PMI di Rusia, tapi belum ada informasi yang bisa kita sampaikan. Mungkin akan menyusul," imbuhnya.

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Wayan Amin Senang Istri Pulang dari Ukraina, 26 PMI Asal Bali Tiba di Bandara Ngurah Rai

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved