Berita Muratara

Banyak Pedagang di Pasar Lawang Agung Muratara Jual Minyak Goreng, Ini Harganya

Di pasar tradisional Lawang Agung Rupit, Minggu (6/3/2022), banyak pedagang yang menjual minyak goreng tapi dengan harga yang mahal.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Banyak Pedagang di pasar tradisional Lawang Agung Rupit Muratara menjual Minyak goreng,Minggu (6/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA- Minyak goreng kemasan maupun curah kini sudah banyak tersedia di pasar atau toko-toko di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Sebelumnya dua hari lalu memang warga di daerah ini kesusahan mencari minyak goreng di pasaran.

Bahkan warga rela berdesak-desakan antre di depan pintu masuk ritel modern Indomaret hanya untuk sekedar membeli minyak goreng.

Pantauan TribunSumsel.com di pasar tradisional Lawang Agung Rupit, Minggu (6/3/2022), banyak pedagang yang menjual minyak goreng.

Tak hanya di kios-kios, bahkan yang menjajakan dagangan di emperan pun ada jualan minyak goreng. 

"Iya hari ini ada, banyak, di kios-kios lain ada, baru hari inilah, kemarin-kemarin memang kosong," kata salah seorang pedagang, Murni. 

Harga minyak goreng baik kemasan maupun curah yang dijual di pasar tradisional Lawang Agung ini memang terbilang mahal.

Harganya untuk kemasan satu liter Rp 25.000 dan yang curah Rp 22.000 per kilogram.

Sementara minyak goreng kemasan harga Rp 14.000 per liter yang ditetapkan pemerintah hanya ada di ritel modern seperti Indomaret. 

Namun stoknya terbatas sehingga cepat kehabisan. 

"Kalau di Indomaret itu tidak pernah dapat saya, kehabisan terus, mau tidak mau beli yang di pasar inilah walaupun mahal, daripada tidak bisa goreng," ujar ibu rumah tangga, Yanti. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Muratara, Susyanto Tunut meminta masyarakat untuk tidak panic buying. 

Maksudnya, tidak melakukan pembelian minyak goreng di luar kewajaran.

"Jangan panic buying, seperti biasa itulah, misalnya butuh satu atau dua liter ya beli segitu dulu, tidak usah borong, kasian warga yang lain mau beli juga," imbaunya.

Pihaknya sudah berkomunikasi dengan distributor di Lubuklinggau dan berharap suplai minyak goreng ke daerah ini tidak ada kendala. 

Para pedagang juga diingatkan untuk tetap menjual stok minyak goreng yang ada dengan harga yang wajar. 

"Jangan sampai mengarah kepada tindakan penimbunan, karena bisa berakibat pidana," tegasnya. 

Terkait perbedaan harga antara di Indomaret dan di pasar atau toko-toko biasa, Susyanto mengatakan karena yang di ritel modern ada subsidinya. 

Instansinya belum bisa menekan pedagang di pasar atau toko-toko untuk mengikuti kebijakan pemerintah soal minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter. 

Menurut dia, operasi pasar yang dilakukan pemerintah saat ini mekanismenya melalui ritel modern seperti Indomaret, Alfamart dan lain-lain. 

"Untuk yang non ritel modern belum termasuk target operasi pasar, kita tunggu kebijakan pemerintah selanjutnya," kata dia. 

Baca juga: Perjuangan Mahasiswa di Muratara yang Kesulitan Internet Padahal Harus Kuliah

Soal minyak goreng selalu habis atau kosong di ritel modern, Susyanto menyebut kemungkinan karena masyarakat banyak yang membeli dan pengisian stoknya terlambat.

"Tapi kita ingatkan pengelola ritel modern dilarang untuk coba-coba mengambil kesempatan dengan menimbun atau sejenisnya, jika ini dilakukan dan terbukti, bisa dikenakan sanksi hukum," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved