Mayat Mr X di Gunung Megang Muara Enim

Polisi Ungkap Hasil Visum Redi, Pria asal Palembang Ditemukan Tewas di Muara Enim

Hasil Visum dan Penyelidikan Polisi menyebut Redi Iskandar, warga palembang dipastikan menjadi korban pembunuhan.

Dokumentasi Warga
Tangkap layar media sosial yang menginformasikan hilangnya Redi Iskandar. Redi yang kerap dipanggil anang akhirnya ditemukan tewas di Muara Enim, Selasa (1/3/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM,-Hasil visum dan penyelidikan, diduga kuat sekitar 99 persen, korban Redi Iskandar (43) warga Jl. Timbunan, Lr Sepakat 1, No 1072, Rt. 23/4, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, adalah korban pembunuhan.

Pasalnya, jari tangan dan kaki korban terpotong rapi seperti terkena benda tajam.

"Kalau dimakan binatang, tentu terpotongnya tidak akan rata. Makanya, kami yakin korban ada korban pembunuhan," jelas Kapolres Muara Enim AKBP Aris Rusdiyanto melalui Kasat Reskrim AKP Widhi Andika Darma di Mapolres Muara Enim, Jumat (4/3/2022).

Menurut AKP Widhi, setelah pihaknya melakukan pengecekan secara medis dan melalui tim inafis bahwa betul korban tersebut bernama Redi Iskandar berusia 43 tahun dengan alamat di Kertapati, kota Palembang.

Namun meski akan dilakukan autopsi, namun dari hasil visum dan penyelidikan sementara kemungkinan besar korban meninggal yang diduga keras kasus pembunuhan. 

"Sampai sekarang Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut, apa motifnya, siapa pelakunya dan apa penyebabnya," kata mantan Kasat Narkoba Polres Banyuasin ini.

Dari konfirmasi awal, lanjut AKP Widhi, bahwasanya korban Redi Iskandar terakhir kali bisa berkomunikasi dan keluarga pada hari Kamis (24/2) pada pukul 20.42 WIB, setelah itu keluarga korban hilang kontak karena HP korban diduga keras mati.

Dan dari keterangan saksi yang terakhir sekali bertemu dengan korban saat itu berada di kawasan Musi II menggunakan mobil Panther warna Silver milik kantornya.

Dan setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, mobil yang dipakai oleh korban berhasil ditemukan di desa Philip, Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim, oleh masyarakat dan langsung menghubungi Polisi.

Saat mobil Panther tersebut telah diamankan di Polsek Lubai untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. 

Dan dari hasil visum awal, sambung AKP Widhi, dibawah ketiak korban itu ada bolong, dan kemungkinan itu akibat benturan benda keras akhirnya menghitam dan melembek dan setelah dibuang selama tujuh hari dan ditemukan ternyata telah bolong karena dimakan oleh belatung.

Selain itu, yang menjadi penyebab kecurigaan korban dibunuh, yaitu pada jari tangan dan jari kaki korban terputus rata seperti terkena oleh benda tajam bukan akibat dimakan oleh binatang liar.

"Kita belum bisa mengungkapkan hasil penyelidikan secara detil karena ini masih dalam penyelidikan. Mudah-mudahan penyebab kematian korban bisa terungkap secepatnya," tutupnya.

Baca juga: Baru Tiba di Palembang, Pemuda ini Dirampok di 9 Ilir, Uang dan HP Raib

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa warga Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, mendadak heboh.

Pasalnya, ditemukan mayat berjenis kelamin tanpa identitas kondisi tangan dan kaki terikat dan membusuk di jalan Pertamina dusun III, Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Selasa (1/3/2022) sekitar pukul 06.30 WIB. (SP/ARDANI)

Sosok Ulet Pekerja Keras

Adik ipar Redi, Baynun saat dijumpai di rumah orang tuanya Jl Ki Kiemas Rindo Lorong Sepakat, Kertapati mengatakan jika almarhum Redi adalah sosok ulet dan pekerja keras.

Sempat berhenti berhenti dari tempat ia bekerja, Redi merambah berbagai profesi mulai dari  berjualan di sekitaran Musi II bahkan menjadi sopir angkot. 

Namun satu bulan terakhir ini, ia kembali ke tempat ia bekerja yang lama di toko Elektronik, Bintang. 

"Semua pekerjaan dilakukan almarhum dia rela jualan dan jadi sopir angkot. Lalu sekitar satu bulanan ini dia kembali lagi dipanggil kerja, " katanya. 

Ia berharap kepolisian dapat menuntaskan kasus yang menimpa kakak iparnya dan segera menangkap pelaku pembunuhan. 

"Semuanya kami serahkan ke Polisi, pelaku harus cepat ditangkap. Karena masih simpang siur sekarang ini, " katanya. 

Memperhatikan anak Buah 

Yunizar teman akrab Redi semasa bekerja mengungkapkan, almarhum adalah sosok yang loyal dan termasuk karyawan lama bekerja di toko elektronik Bintang. 

"Saya sudah lama kenal almarhum bahkan sejak sebelum bekerja disini. Saling merasakan susah senang bareng, dia tidak perhitungan kalau mau bantu, " kata Yunizar saat dijumpai. 

Berawal menjadi sales, Redi mulai belajar dengan Yunizar. 

"Dia minta ajarin saya, 'tolong yuk ajarin aku'.  katanya begitu. Dia selalu ikut saya terus. Sampai sekarang jadi supervisor. Kalau misal kami pergi makan dia yang bayar aku isikan bensinnya, " ungkap dia. 

Redi atau Anang sapaan akrabnya, sudah bekerja di tempat tersebut sejak tahun 2007 lalu dan berhenti selama beberapa waktu.

Namun belum lama ini, Redi kembali bekerja di toko elektronik Bintang. 

Almarhum Redi juga suka membimbing karyawan-karyawan lain yang baru masuk bekerja. 

"Orangnya suka memerhatikan anak buah. Waktu awal-awal masuk sini saya tahu dia kesusahan, gaji masih kecil kadang juga tidak dapat gaji. Sampai akhirnya jadi supervisor, " jelasnya.
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved